Di dalam kelas
"Hah hah, kamu....." kataku sambil mengatur napas karena mengejar Reiji yang asal lari begitu saja. Lalu dia menatapku dengan netranya dari balik kacamatanya.
"Ada apa nona? Anda baik-baik saja." katanya tampak khawatir.
"Aku tidak apa-apa."
"Maafkan saya, seharusnya saya tidak bersikap seperti itu."
Aku menepuk kepala Reiji dengan pelan, "Tidak apa-apa Reiji, aku tidak marah."
"Saya senang anda tidak marah."
Setelah itu Reiji beranjak dan duduk di bangkunya lalu dia mengajakku untuk duduk di sebelahnya, aku mengiyakannya dan segera duduk di sana. Jam 7.30 bel pun berdering menandakan kelas akan segera dimulai, Reiji yang kebetulan anak baru disuruh untuk memperkenalkan namanya oleh guruku.
"Karasuma Reiji, silahkan mulai perkenalannya."
"Karasuma Reiji, kelas 3. Mohon kerjasamanya."
"Baik."
Guruku langsung memulai pelajaran dengan menuliskan beberapa kalimat sementara anak-anak yang lain segera mencatatnya. Sekitar 2 pelajaran yang kami pelajari hingga waktu istirahat pun datang, semuanya keluar termasuk aku dan Reiji.
"Aku lapar."
"Nona mau makan apa, biar saya yang belikan."
"Eh tidak usah, aku mau beli sendiri saja."
"Tidak apa-apa nona."
"Reiji kau juga beli ya."
"Kan memang saya juga mau beli, untuk diri saya dan nona."
"Bayarnya sendiri-sendiri saja. Biar tidak ada hutang."
"Hah baiklah."
Reiji hanya menurut padaku, di depan kantin kami segera memilih makanan yang akan kami makan, aku memilih untuk membeli roti dan susu sementara Reiji memilih membeli bolu gulung dan teh hijau. Kami memakannya di dekat taman sambil menikmati angin yang berhembus lembut.
"Nona."
"Ya?"
"Apa anda mau mencicipi makanan saya?" katanya sambil menyerahkan makanannya kepadaku.
"Apakah boleh?"
"Tentu saja."
"Baiklah kalau begitu aku makan ya."
Aku mengambilnya sedikit dan memakan bolu gulung milik Reiji, dia pun tersenyum manis hingga semburat warna merah terpampang jelas diwajahnya. Aku melihatnya sekilas kemudian kuputuskan untuk memberikan makananku padanya.
"Reiji juga cobalah."
"Tidak usah nona."
"Tidak apa-apa, ayo."
"Baiklah."
Reiji ingin mengambil sedikit dengan tangannya namun aku menyuruhnya untuk langsung mengigitnya saja. "Langsung gigit saja."
Wajahnya terkejut namun dia tetap menuruti perintahku, dia memakannya dengan pelan lalu bilang, "Ini enak.". Mulutnya yang habis mengigit roti itu tampak berantakan dengan remahan, aku mengelapnya dengan sapu tangan yang kubawa.
"Maaf ya." kataku sambil mengelap bibirnya.
"Nona."
"Nah sudah bersih."
Reiji hanya menatap dengan tatapan bingungnya, nonanya ini jika dia dekati malah kabur atau ketakutan tapi jika dirinya hanya diam malah nonanya seenaknya saja memperlakukan kemauannya.
OOO
Sepulang sekolah Reiji dan aku segera pergi ke kamar masing-masing untuk berganti baju, setelahnya aku pergi ke ruang makan untuk makan siang namun aku tak melihat Reiji ikut ke bawah. Harusnya dia ada di sini, kuputuskan untuk menghampiri kamarnya ku ketuk pintunya sambil ku panggil namanya, "Reiji."
Yang dipanggil pun keluar sambil merapikan rambutnya dengan sisir walaupun dia masih mengenakan kaus berwarna putihnya, "Ada apa nona?"
"Kamu tidak makan siang?"
"Saya akan makan nanti saja."
Aku menarik tangannya, "Ayo makan bersama."
"Tapi nona, saya sedang mengurusi beberapa pekerjaan."
"Kalau begitu mau aku bawakan makanannya?"
"Tidak perlu, saya akan ambil sendiri saja bila saya sudah lapar." katanya namun tiba-tiba perut laparnya malah berbunyi dengan sangat keras.
"He? Apa itu Reiji?"
"Bukan apa-apa."
"Sudahlah ayo kita makan bersama. Aku tahu kau lapar."
"Maafkan saya nona."
"Tak perlu minta maaf, ayo."
Setelah aku memaksanya untuk makan bersama Reiji pun duduk di sampingku sambil mengambilkan piring untukku, namun aku menyuruhnya untuk duduk diam saja dan membiarkan aku yang mengambilkannya makanan. Dia hanya mengangguk saja lalu memberikan piring tersebut padanya, aku mulai memakannya dan dia pun makan dengan tenangnya.
"Nona, kenapa anda seperti ini?"
"Memang kenapa Reiji, apa kamu tidak nyaman?"
"Bukan begitu, saya adalah pelayan anda tapi anda bertindak semau anda."
"Reiji, maafkan aku jika membuatmu tak senang. Tapi aku hanya ingin berbuat baik padamu." kataku sambil memandang makananku.
"Terima kasih jika anda berbuat baik kepada saya. Saya hargai itu."
"Tapi bukan hanya alasan itu saja aku berbuat seperti itu."
"Lalu?"
"Aku.... hanya ingin lebih dekat denganmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Butler || Karasuma Reiji X Reader
Historia CortaButler pendiam yang misterius, tatapannya kejam dan dingin namun sangat penurut dan setia pada majikannya. Melayani majikannya seperti hidupnya hanya untuknya. "Aku mengerti, karena itulah tugasku." Reiji. Project by: @AltaVega