YUWIN-Empat Anak

764 71 14
                                    

Anggap aja ini kisah Nakamoto Family sebelum ayah Yudha bikin rumah yang anti tetangga julid yes!

Happy reading 🤗

***

Winda masih menyusui si bungsu Tara, ketika di dengarnya si kembar Rena dan Nana yang saling berteriak karena berebut boneka.

"BONEKANYA PUNYA NANA!" Bentak Nana berusaha menghalangi Rena yang hendak mengambil bonekanya.

"PUNYA LENA!"Balas Rena tak mau kalah.

"NANA!"

"LENA!"

Winda menghela napas panjang dan melepas mulut si bungsu dari putingnya.

"Hei, hei, hei... Kenapa sayang?" Winda bertanya dengan Tara di gendongannya.

"Lena mau ambil boneka punya Nana bunda!" Adu Nana tak terima.

"Enggak! Itu kan, boneka punya Lena." Ujar Rena membela diri.

"Coba sini bonekanya bunda liat dulu."

Nana mendekat dan memberikan boneka Barbie di tangannya.

Winda membuka baju dibalik boneka untuk melihat nama siapa yang tertera. "Ini bonekanya punya Rena." Lalu menyerahkan boneka tersebut kepada pemiliknya.

"Telus, punya Nana mana?" Tanya Nana disertai rengekan.

"Di lemari mainan emangnya nggak ada?"

"Cuma ada catu ini bunda, punya Nana belalti nggak ada? Telus Nana main apa? Nana mau main boneka." Nana mulai menangis.

"Sebentar ya? Nana jangan nangis, kita cari dulu, mungkin bonekanya jatuh."

Tara yang tadinya tenang di gendongan Winda mendadak ikutan menangis. Rena yang melihat itu hanya diam, tidak tau harus berbuat apa.

Winda kembali menarik napas panjang dan dalam. Mencoba untuk melatih kesabarannya, menjaga agar dirinya tetap waras. "Ssstttt...dedek kenapa? Diem ya sayang..."

"Boneka Nana bunda...." Rengek Nana sambil menarik-narik pelan ujung baju Winda.

"Sebentar ya, dedek masih nangis. Bunda mau kasih dedek minum asi dulu. Nana cari dulu bonekanya sama Rena ya? Bunda minta tolong ya Rena, tolong temenin Nana buat cari bonekanya."

Rena hanya mengangguk mengiyakan.

"NGGAK MAU! MAU SAMA BUNDA!" tolak Nana dengan tangis yang semakin keras. Membuat Tara ikut menangis keras.

Disaat seperti ini, Winda rasanya benar-benar tidak sanggup. Dia butuh bantuan suaminya, namun apa daya, hari ini bukan hari libur. Suaminya masih di kantor, si sulung Zara juga masih sekolah. Biasanya, Winda akan menitipkan Tara kepada Zara untuk menjaganya sebentar. Walaupun sebenarnya, Winda tidak tega jika harus meminta Zara melakukan hal yang bukan menjadi tanggung jawabnya.

Tok!

Tok!

Tok!

Suara ketukan pintu terdengar dari pintu utama dengan tidak sabaran. Membuat Winda yang masih sibuk menenangkan si bungsu dan Nana semakin merasa bingung. Mana yang harus didahulukannya?

"Ibu Yudha! Buka pintunya!"

Oh, itu suara tetangga sebelah rumahnya, ibu Dewi.

Winda yakin, setelah ini dirinya pasti akan kembali mendapat teguran, karena tangisan anak-anaknya seperti yang sudah-sudah.

Winda lagi-lagi menarik napas panjang dan meninggalkan Nana yang masih menangis di ruang keluarga menuju pintu utama rumahnya.

"Ada apa ya Bu Dewi?" Tanya Winda merasa tidak enak, saat dilihatnya Bu Dewi yang sudah memasang wajah jengkelnya.

MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang