"Aku berangkat kerja dulu ya." Pamit Juna sambil tersenyum kepada istrinya.
Elsa ikut tersenyum dan mengangguk kecil. "Hati-hati."
Setelah mengecup kening istrinya, Juna pun tak lupa berpamitan kepada ibu dan adik perempuannya.
"PAKEETTT!!"
Belum sempat Elsa masuk ke kamar, seorang kurir datang mengantar sebuah paket.
Adik ipar Elsa pun bergegas menuju pintu utama rumahnya untuk menemui sang kurir. Elsa yang merasa bahwa mungkin paket itu bukan miliknya pun kembali masuk ke kamar.
"Kak Elsa." Panggil Jena dari depan pintu kamarnya.
Elsa pun beranjak membuka pintu kamarnya. "Kenapa?"
"Punya kakak." Ujar Jena sambil menyerahkan sebuah paket berukuran cukup besar dengan raut wajah tak sukanya.
"Makasih ya." Balas Elsa sambil tersenyum.
"Hm." Jena berlalu begitu saja dari kamar kakaknya.
Elsa yang melihat adik iparnya mendadak acuh pun tak peduli. Di dalam kamar, Elsa segera membuka paket miliknya dengan riang, disana sudah ada beberapa potong baju untuk suami, ibu mertua dan juga adik iparnya.
Saat akan keluar kamar untuk memberikan baju tersebut, Elsa dikejutkan dengan perbincangan antar adik ipar dan mertuanya. Hingga Elsa kembali masuk kamarnya dan mendengarkan perbincangan antara mertua dan adik iparnya tersebut dari balik pintu.
"Belanja mulu tuh ma istrinya abang. Pantesan, kita sekarang dikasih duit bulanan sama abang dikit. Sama istrinya buat foya-foya ternyata." Adu Jena yang tadi melihat paket milik Elsa berisi baju.
"Tau lah, kakakmu tuh royal banget sama istrinya. Harusnya kan, dia ngasih duit buat mama paling banyak daripada sama istrinya. Daripada mubazir kan, buat belanja gak jelas. Toh, mereka juga tinggal di sini, harusnya kan sadar diri. Bener-bener deh, si Juna punya istri hobinya belanja nggak jelas."
"Tau! Sebel banget aku tuh, hampir tiap hari loh, rumah kita kedatangan paket punya kak Elsa. Ada aja yang dibeli sama dia. Boros banget."
"Bangun tidur, mandi, abis itu langsung sarapan, eh setelahnya malah diem doang di kamar. Nggak mau ngapa-ngapain! Nggak produktif banget! Nggak ada inisiatifnya! Beban banget! Ngumpul sama temen-temen mama di arisan pun nggak mau, alasan inilah, itulah! Lagian, anak juga belum ada, harusnya kan dia keluar, ngobrol sama tetangga, sharing gitu. Mama sampai malu sendiri kalo tetangga nanyain dia. Nggak tau mau jawab apa!"
"Bilang sama abang lah ma, biar istrinya tuh bener dikit."
"Udah, tapi ya kamu liat aja sendiri! Nggak ada perubahan."
Elsa mengepalkan tangannya erat mendengar percakapan keduanya. "Hhh... Sekalinya setan tetep aja nggak akan berubah jadi malaikat. Kayaknya kalian lupa, kalian berhadapan sama siapa." Gumam Elsa. "Berani kok di belakang doang! Liat aja ntar lu!"
***
Sore harinya, saat suaminya sudah pulang, Elsa menyambutnya dengan gembira.
"Selamat datang." Sapa Elsa.
Juna tersenyum dan mengecup kening istrinya.
"Mau makan dulu atau langsung mandi?" Tanya Elsa.
"Istirahat dulu deh. Temenin ya?"
Elsa hanya mengangguk, dan keduanya masuk ke dalam kamar mereka.
"Yang." Panggil Elsa.
"Hm?"
"Rumah aku yang udah disiapin sama mama, udah selesai. Kapan pindah?" Tanya Elsa hati-hati.
"Emang kenapa? Kamu nggak suka ya tinggal di sini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Married
Short StoryAYO BELAJAR MENGHARGAI SEBUAH KARYA, DENGAN FOLLOW, VOTE & KOMEN!!! KARENA SEMUA ITU GRATIS!!! 🥰 Lo pasutri dan tinggal di Indonesia? Siapkan mental kalian kalo kalian mengalami list di bawah ini: -Numpang sama mertua ✅ -Ibu rumah tangga ✅ -Wanita...