Zizi buru-buru bangun ketika melihat jam di dinding sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, dirinya bergegas ke kamar mandi, karena memang dia punya janji pada pukul setengah delapan.
"Yang, bangun!" Zizi membangunkan suaminya yang masih tampak nyenyak di atas ranjang. "Woi! Kebo banget sih!" Gerutunya sambil memakai pakaian yang pantas untuk bertemu dengan kliennya. Iya, Zizi ke kamar mandi hanya untuk mencuci muka dan sikat gigi.
Zizi pun tidak memperdulikannya, dan menulis sticky note yang mengatakan bahwa dirinya sudah berangkat, lalu menempelkannya di atas dahi sang suami.
"Aduuuhhhh, telat nih gue, mampus! Kok bisa-bisanya ya, semalem nggak inget kalo hari ini punya janji." Gumam Zizi kelimpungan, begitu memasuki mobilnya.
Saat mobilnya sudah keluar dari halaman rumahnya, Zizi pun menyempatkan diri untuk menyapa para ibu-ibu tetangga yang sedang mengerumuni tukang sayur yang biasa lewat di kompleks perumahannya.
Sepuluh menit setelah kepergian Zizi, Sony baru bangun dan mengernyit ketika melihat ada selembar kertas di dahinya.
Setelah membaca pesan yang ditulis istrinya, Sony pun langsung bangun menuju kamar mandi, mencuci wajah dan sikat gigi. Lalu, mengganti piyamanya dengan kaos dan celana training. Setelahnya, Sony pergi keluar untuk membeli makanan.
Sebenarnya, bisa saja dia memasak mi instan, tetapi istrinya tidak mengijinkan. Jadi, lebih baik jika membeli makanan saja. Kebetulan, hari juga masih pagi, sekalian saja olahraga sambil mencari sarapan.
Begitu keluar rumah, Sony menyapa para ibu-ibu yang tadi masih mengerumuni tukang sayur.
"Pagi mas Sony." Sapa salah satu ibu-ibu.
Sony tersenyum. "Pagi Bu Ani."
"Pagi-pagi udah keluar rumah, mau kemana nih?"
"Mau olahraga sekalian beli sarapan Bu."
"Tadi mbak Zizi kita lihat udah berangkat, nggak masak emangnya?"
Sony hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum.
"Aduuuhhhh, kasihan ya mas Sony, kayak duda dong! Mbak Zizi kerja sih ya, jadi jarang ada di rumah dan ngurusin suami!"
Sony yang mendapat komentar tersebut pun hanya tertawa kikuk. "Saya permisi dulu Bu."
"Oh iya, iya, silahkan."
Belum jauh dirinya berjalan dari para ibu-ibu kompleks, Sony masih bisa mendengar bisik-bisik tetangganya tersebut.
"Nikah udah dua tahun, tapi belum punya anak juga. Istrinya sibuk kerja sih. Makan juga delivery mulu, sering tuh saya lihat go-food ke rumah mereka, kalo dua-duanya lagi nggak kerja. Liat aja, si istrinya jarang beli sayur." Ujar bu Ani.
Sony yang mendengar itu hanya menghela napas sejenak.
***
"Yang." Panggil Sony begitu keduanya sudah bertemu di malam harinya.
"Hm?" Zizi yang sedang fokus dengan iPad di tangannya pun mengalihkan perhatiannya kepada sang suami.
"Kita pindah rumah aja yuk! Cari yang agak mahal dikit nggak papa lah, kalau bisa ya di perumahan elit."
Zizi mengerutkan keningnya. "Tiba-tiba banget mau pindah rumah. Kenapa?"
"Nggak papa, pengen cari suasana baru aja."
"Dikira beli rumah kayak beli permen kali!"
"Tabungan aku cukup kok!"
"Emang kenapa sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Married
Short StoryAYO BELAJAR MENGHARGAI SEBUAH KARYA, DENGAN FOLLOW, VOTE & KOMEN!!! KARENA SEMUA ITU GRATIS!!! 🥰 Lo pasutri dan tinggal di Indonesia? Siapkan mental kalian kalo kalian mengalami list di bawah ini: -Numpang sama mertua ✅ -Ibu rumah tangga ✅ -Wanita...