"Kak..." Panggil Yaffa yang sedang memeluk suaminya dari samping.
"Hm?"
"Kakak Kaffa..."
"Ayang..." Panggil Yaffa lagi.
"Hm?"
"Ck! Kak, dengerin dulu, taruh dulu iPad-nya, Yasmine mau ngomong!" Dengan tidak sabaran, Yasmine merebut paksa iPad dari tangan suaminya.
"Apa, hm?"
Yasmine merengut tak suka. Bisa-bisanya suaminya itu menjawab dengan santainya. Yasmine menghela napas panjang, mengingatkan dirinya sendiri, bahwa laki-laki di hadapannya yang berstatus sebagai suaminya ini memang berusia sepuluh tahun lebih tua darinya. Jadi, stok sabarnya sudah pasti seluas samudera.
"Aku mau kerja."
Dahi Kaffa mengernyit. "Kenapa? Tiba-tiba banget pengen kerja? Uang bulanan yang aku kasih kurang emangnya? Kamu mau kerja buat siapa?"
"Bosen aja. Lulus kuliah, masa di rumah terus sama ngurus kamu doang!"
"Bukannya kamu udah ikut kelas yoga, balet, sama masak ya? Masih bosen? Kelasnya juga seminggu dua kali kan? Kamu sendiri kan yang minta?"
Yasmine mendengus kesal dan hanya diam.
"Kenapa sih? Nggak biasanya kayak gini."
Cukup lama Yasmine terdiam, sebelum akhirnya menjawab. "Aku kayaknya beban banget ya buat kamu?"
"Kenapa tiba-tiba ngomong gitu?"
Tanpa banyak bicara, Yasmine tiba-tiba saja memeluk erat suaminya itu. Kaffa pun tidak keberatan dan membalas pelukannya. Tapi, dalam hatinya dia bertanya-tanya, ada apa gerangan dengan istri 'kecil'nya ini.
"Kata orang-orang di tempat kursus masak, aku beban suami. Masak masih belajar. Kata mereka, harusnya kalo aku nikah muda udah belajar masak dari pas masih sekolah, jadi begitu nikah, nggak perlu lagi sampai kursus masak. Emang salah kalo aku mau belajar masak ya?"
"Ya enggaklah, kalo emang gitu kenyataannya, berarti tempat kursusnya nggak butuh uang! Terus hubungannya kamu tiba-tiba pengen kerja itu biar apa?" Tanya Kaffa.
"Ya itu tadi, biar aku nggak jadi beban buat kamu! Terus juga, umur kita kan beda jauh, nanti kalo kamu selingkuh, aku jadi punya penghasilan sendiri."
"HEH! Apaan sih omongannya, selingkuh-selingkuh! Nggak ada kayak gitu-gitu! Ngeri ih omongannya."
"Mereka bilangnya gitu. Kamu kan mapan, usianya juga lebih dewasa dari aku, jadi bukan nggak mungkin kalo suatu saat kamu bosen sama aku, kamu bakal pilih cewek lain."
Kaffa menghela napas panjang. "Dengerin ya, justru aku yang takut kalo sampai kehilangan kamu! Kamu masih muda, banyak cowok diluar sana yang pasti bakal jauh lebih baik dari aku dan bukan nggak mungkin, kamu juga pasti tertarik."
"Aku enggak-"
"Sekarang enggak, nggak tau nanti kan? Dan aku juga gak sanggup ngebayangin kalo itu terjadi. Jangan dengerin apa kata orang, biarin aja mereka mau ngomong apa! Besok, kamu pindah tempat kursus aja! Atau, kamu mau kursus privat? Biar kita panggil aja gurunya ke rumah, jadi kamu nggak perlu keluar rumah. Atau, kamu mau pakai jasa chef aja di rumah? Nggak usah belajar masak aja! Toh, aku juga bisa masak. Kamu juga tau, aku makannya gak rewel, nggak ada makanan, bisa beli! Jaman sekarang juga mau makan nggak ribet, tinggal pesen go-food udah dateng aja makanannya."
"Kalo aku kursus privat, yang ada malah makin bosen lah di rumah terus. Kakak gimana sih?" Yasmine mendorong pelan bahu Kaffa. "Aku mau bayi aja, buat nemenin aku di rumah, setelah itu aku bakalan berhenti kursus masak...." Bisik Yasmine.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married
Short StoryAYO BELAJAR MENGHARGAI SEBUAH KARYA, DENGAN FOLLOW, VOTE & KOMEN!!! KARENA SEMUA ITU GRATIS!!! 🥰 Lo pasutri dan tinggal di Indonesia? Siapkan mental kalian kalo kalian mengalami list di bawah ini: -Numpang sama mertua ✅ -Ibu rumah tangga ✅ -Wanita...