Di sebuah halte bus yang sangat sepi itu ada dua insan manusia yang saling mengabaikan satu sama lain.Tak ada niat dari salah satu untuk membuka obrolan.
"Ekhem!"Aksara berdeham cukup keras,membuat Saga menoleh dengan kerutan di dahinya.
"Pulang,gw masih butuh lo Ga."ujar Aksara membuka percakapan.
"Gw nggak mau lo tambah sakit karena terkaku lama terkena angin,dan gw nggak mau lo ninggalin gw."ujar Aksara lagi penuh penekanan.
Terdengar kekehan ringan dari bibir Saga,"Apa saat gw tetap ada di bumi ini,lo masih ada?"tanya Saga dengan banyak harapan di dalam hati kecilnya.
"Kalau lo yang menginginkan,sahabat lo ini bakal berjuang untuk sembuh."balas Aksara dengan mantap,sebuah lengkungan terbit di bibirnya.
Saga mengangguk,ia berdiri dan menghampiri sepedanya.Ia menuntun sepedanya sampai di depan Aksara.
"Lapor sahabat,saya akan pulang dan istirahat.Langit juga ya."ucap Saga dengan senyum manis.
Keduanya menumpahkan tawa saat sadar apa yang baru saja Saga ucapkan,lucu.
Saga mulai menjalankan sepedanya meninggalkan Aksara yang masih terdian di halte melihat dirinya yang semakin menjauh.
Aksara memustuskan untuk pulang dan mengistirahatkan tubuh dan otaknya yang sudah sangat lelah.
Halte itu kosong,tak ada orang lagi yang berada di sana setelah Saga dan Aksara pergi.
Kisah singkat yang tak jelas alurnya,yang membuat sebagian orang bingung.Banyak derita yang dialami,bahagia hanya mampir untuk sesaat dan kembali pergi entah kapan akan datang kembali.
*
Hari ini sudah memasuki bulan 2 di tahun yang baru.
Kedua manusia yang divonis pengidap penyakit mematikan itu setiap minggunya rutin melakukan cuci darah.
"Pandai ya."gumam seorang remaja laki-laki.
"Maksud nya?"tanya laki-laki yang kini tengah menjadi lawan bicara.
"Lo...nyembuiin hal besar kayak gini dari rumah lo sendiri?"tanya Alsyad lirih mencoba untuk menahan sesak yang menyerang dadanya.
"Lo anggap gw apa Ga?"
"Lo bilang gw rumah,tapi nyatanya...lo cuma anggap gw sekedar kontrakan yang bisa lo tinggalin kapan aja yang lo mau."ujar Alsyad,menatap sendu kearah Saga.
Alsyad mengacak rambutnya frustasi,rasa sesak di dadanya membuatnya sulit untuk bernapas,kerongkongannya serasa kering,darahnya berdesir perih saat mengetahui adik yang sangat ia sayangi sedang berjuang menyelamatkan hidup yang sekarang berada diambang kematian.
"Maaf,Saga hanya tidak ingin Abang khawatir.Cukup Aksara,papa dan Bang Sean yang tahu."ucap Saga membuat Alsyad menatap tak percaya kearah Saga.
"Apa lo bilang?lo nggak mau bikin gw khawatir?dan setelah gw tahu itu seakan gw..."Alsyad menjeda kalimatnya,ia kesulitan untuk bernapas dadanya sesak."Gw...gagal jadi Abang yang baik buat lo."lanjutnya dengan nada yang begitu lirih.
Rasa sedih,terus menghantui Alsyad.Tak bisa membayangkan bagaimana kondisi Saga saat drop tanpa ada yang mengetahuinya.
Saga hanya diam menatap sendu kearah Alsyad yang terus menggelengkan kepalanya tak percaya.
Saga mendekat,ia menepuk bahu Alsyad dua kali."Saga kuat,Abang hanya perlu mendo'akan Saga agar bisa sembuh."ucap Saga membuat Alsyad langsung memeluknya erat seakan tak ingin kehilangan sang adik.
Saga meringis menahan sakit dibagian pinggangnya yang seperti dihantam oleh batu besar.
"Jangan buat rumah lo sepi,janji?"ujar Alsyad seraya melerai pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGA [END]
Подростковая литератураSimpel saja,ini Kisah seorang Saga laki-laki dengan ketertekanan,kepedihan yang bersemayam dihidupnya. "Saga capek!" "Saga capek!" "Saga capek,tapi Saga nggk bisa istirahat.Kalau Saga istirahat,siapa yang bakal buat mama sama papa bangga?" Start : 1...