Sorry for typo gais🙏
'
'
'Shaka itu tipe anak yang jarang mengeluh dia juga hampir tidak pernah Protes. pernah sekali dia melakukannya justru Merah di Pipi yang didapatnya.
Setelah itu dia tidak pernah mengeluh dan memprotes dirinya selalu menerima semua yang mereka minta dan perintahkan.
Lemah bukan?
Biar saja karena menurut Shaka memberontak pun tidak akan ada gunanya. jika bukan dia yang terluka maka orang lain yang akan terkena imbasnya. Satu lagi sifat Shaka yang sangat tidak disukai oleh Jericho, dia selalu saja memikirkan orang lain sebelum dirinya sendiri.
••••
Sial.
Shaka datang terlambat, tidak Les Bahasa bukan berarti dia diijinkan meninggalkan Les yang lain masih ada Les Ekonomi dan Les Matematika yang menunggunya.
Sekarang memang masih jam 8 malam tapi Makan malam dikediaman Kakek biasanya dimulai Setengah jam sebelumnya. Dia juga tidak berlari untuk mempercepat langkahnya masuk kedalam. Terlambat ya terlambat, Hukumannya akan tetap sama walaupun itu terlambat 1 menit pun, Jadi Shaka berjalan dengan tenang sesekali dia tersenyum saat ada Pelayan yang menyapanya.
"Den, Shaka!" Panggil seseorang, Remaja itu berbalik lalu tersenyum kecil saat tahu siapa yang memanggil, Pria tua yang sudah mengurus Keluarga ini sejak dulu sekali beliau adalah salah satu orang baik dalam lingkungan hidupnya.
"Pak Hadi? apa kabar pak?"
"Kabar saya baik den Alhamdulillah, Aden sendiri apa kabar?"
"Alhamdulillah aku juga baik, Jam berapa Kakek sampe tadi Pak?"
"Kurang lebih jam 6 sore tadi Tuan besar tiba, Makan malam juga dipercepat jadi jam 7"
Shaka melipat bibirnya sesaat. "Apa semua orang udah datang?"
"Benar Den, hanya Aden saja yang datang terlambat bahkan Makan malamnya sudah selesai sejak Satu jam yang lalu"
Mengetahui Makan malam sudah usai Shaka harus sedikit bersyukur berarti dia tidak harus mendengarkan beberapa orang disana yang selalu membandingkan nya dengan sang Kakak.
"Terus mereka ada dihalaman belakang?"
"Tidak Den, Tuan besar dan yang lainnya ada di Ruang keluarga"
"Oke deh terimakasih Pak Hadi"
"Dengan senang hati Den Shaka, Apa aden juga ingin disiapkan Makan malam?"
Shaka menggeleng. "Ga usah Pak aku udah kenyang"
Pria tua itu tersenyum dia tentu tahu jika ucapan Shaka hanya kebohongan semata. "Baiklah"
Shaka balas tersenyum lalu pergi ketempat dimana Keluarganya berkumpul. Saat dia sudah sampai didepan Pintu besar itu, dia dapat mendengar suara tawa bahagia dari orang-orang didalamnya, Shaka sebenarnya tidak ingin masuk dan merusak tawa mereka.
Tapi daripada dia dicambuk oleh Papa dan dimarahi oleh Kakek karena tidak hadir menyambut dia yang baru saja pulang, lebih baik dirinya masuk kedalam, lagipula lebih baik mendengar ucapan tidak enak daripada punggung nya menjadi korban kembali, luka yang kemarin saja belum kering.
Shaka membuka pintunya dengan pelan, saat sudah terbuka dapat dia lihat Semua keluarganya sedang berbincang. Ada Papa, Om, Kakek, dan Kakaknya. Sedangkan sisanya sedang membuka Oleh-oleh yang dibawa Kakek dan Nenek dari Surabaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Destiny
FanfictionTakdir biru yang sudah membuat Manusia bernama Shaka Diaskara membiru raganya dirinya kalah telak untuk dihancurkan. Tidak ada lagi yang tersisa. Dia hanya berharap besok dia juga bisa merasakan Kasih Sayang dari keluarganya. »»»