I hate that I have to be strong
Hate that you're gone
I hate all my flaws
Hate that you love someone else
Hate everything
Just hate everything
Di antara banyaknya ingatan yang ada selama menjalani hidup, adakah ingatan yang ingin sekali kamu lupakan? Banyak di antara kita yang berangan-angan untuk memiliki alat ajaib yang mampu melupakan sebuah kenangan pahit.
Sayangnya dunia tak pernah didesain untuk hal seperti itu. Sayangnya, hidup mengharuskan kita semua untuk menghadapi hal pahit yang menghampiri hidup kita. Layaknya Daania yang harus mendapati fakta bahwa pujaan hatinya telah memiliki kekasih. Tanpa pernah terpikirkan oleh Daania sebelumnya. Daania terlalu terlena dengan hubungannya yang terasa manis namun tak pernah ada kemajuan. Terjebak dalam fase friendzone, tak memiliki hak atas apapun. Bahkan tak pernah berani untuk meminta kejelasan.
Hari itu semangat Daania hilang bagai di telan bumi. Pagi hari yang indah terlihat begitu suram bagi Daania. Senyumnya yang selalu terkembang kini bersembunyi di balik muram ekspresi wajah yang dia tunjukan. Daania masih menunggu taksi yang dipesannya. Beberapa kali dia melihat jam di pergelangan tangannya. Entah kenapa pagi ini terasa amat sangat kacau. Tadi pagi dia bangun kesiangan dengan mata sembab dan bengkak. Bukan tanpa alasan matanya menjadi sembab. Semalaman Daania hanya mampu mematung menatap langit-langi kamarnya. Dia juga beberapa kali memeriksa layar hp nya berharap ada pesan yang masuk dari sang pujaan hati yang kini tak bisa Daania sebut demikian.
Malamnya dilalui bak orang bodoh yang terus mempertanyakan beberapa pertanyaan yang sama,"Canda sudah punya pacar? Sejak kapan?" digulingkannya badannya ke kanan dan ke kiri.
"Kok gue ga pernah tau sih?" lagi. Daania hanya mampu bertanya pada dirinya sendiri.
"Kok bisa?" pertanyaan bodoh yang kali ini terlontar dari mulutnya. Mudah bagi seorang Canda Adara Putra Untuk memiliki seorang kekasih dengan wajah tampannya. Wajahnya memang terlihat agak sedikit dingin, dengan rahang yang tegas. Mata bulat yang terlihat agak menyeramkan namun selalu berbinar indah bagi Daania. Tak lupa dengan postur tubuhnya yang tinggi bak model profesional. Tak hanya itu, Canda juga dikenal pintar bahkan sejak jaman mereka masih kuliah. Canda merupakan seorang ketua organisasi fotografi, pandai berbicara, memiliki wawasan luas serta dengan gesture dan tingkah laku yang sopan. Rasanya sulit bagi siapapun untuk menolak pesona Canda. Itu pula yang masih menjadi pertanyaan bagi Daania, kenapa baru sekarang Canda memiliki kekasih? Padahal dulu dia pasti mampu menggaet wanita manapun yang dia suka.
Suara klakson mobil mampu membuyarkan lamunan Daania. Daania segera menaiki taksi yang hendak mengantarnya berangkat bekerja.
Di perjalanan, Daania terus disibukkan dengan menerima beberapa telepon dari Danu--Atasan Daania yang menanyakan mengenai konten yang harus segera diselesaikan. Dengan berat hati, Daania menerima telepon tersebut. "Iya. Desain poster udah gue serahin, tinggal nunggu tim copywriter yang buat headline iklan."
Daania memijat pangkal hidungnya pening. Kali ini dia harus dihadapkan pada kenyataan bahwa apapun yang sedang dia rasakan dan derita, semua hanya menjadi urusannya. Tak ada yang mengerti serta peduli. Butuh waktu sekitar tiga puluh menit bagi Daania untuk sampai di kantornya. Menaiki lift dengan jumlah lantai sepuluh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Canda
Romance"Gue suka sama lu, Can. Dari sejak kita ketemu. Dari jaman kita masih kuliah. Lu pikir aja kenapa gue selama ini ga pernah pacaran? Lu pikir aja gimana perasaan gue waktu tau lu punya pacar bahkan mau nikah? Friendzone sialan--" Daania "Mungkin kita...