"Daania pulang... kok sepi sih?" teriak Daania, lalu dia mulai memasuki rumah lebih dalam. Beranjak ke dapur, tempat favorit Mamanya di kala sore. Biasanya Mamanya sedang membuat cemilan tiap sore dengan kakaknya, namun ternyata Daania tak menemukan wanita itu. Daania menarik kursi meja makan, lalu duduk mengistirahatkan tubuhnya sejenak. Terdengar suara langkah kaki pelan dari arah kamar. Lalu munculah kakaknya- Ghania. Terlihat dia tengah menggendong anaknya sambil memasukkan botol susu ke dalam mulut bocah perempuan yang berusia 1 tahun itu.
"Halo, Bela! Wah kamu jadi gemuk begini, ya? Gemoy sekali." Daania mencubit pelan pipi keponakannya itu. Berlari menuju ruang tamu, membuka tas dan mengambil mainan yang sudah dia persiapkan untuk ponakan satu-satunya itu.
"Iya lah! Lu ga pulang sekitar dua bulan kalo lu lupa. Jarak dari Kuningan ke Meruya paling berapa menit sih? Mau apa pulang? Dari beberapa hari ditelpon disuruh pulang karena Mama sakit. Kamu masih aja kabur kaburan! Sekarang mau ngapain pulang?"
Daania menghela napas panjang mendengar omelan dari kakaknya itu, lalu detik berikutnya dia memberanikan diri untuk bertanya, "Mama gimana keadaannya?"
"Ada di kamar lagi tidur. Dari kemarin nunggu anak kesayangannya pulang," Ghania menatap Daania sekilas lalu kembali melanjutkan, "lu pulang naik apa tadi? Diantar Canda?" Daania menghentikan kegiatannya yang kini tengah menyuapi snack pada bella. Ditatapnya wanita yang hanya beda tiga tahun dengan dirinya.
"Gue naik taksi tadi, ga diantar Canda."
"Tumben, biasanya juga lu kemana-mana sama dia. Lagi kenapa? berantem?"
Daania mengernyit mendengar perkataan kakaknya itu. Semua yang kakaknya katakan tadi hanya akan menjadi kenangan dan tak akan pernah terjadi lagi. Sekilas ingatannya kembali pada peristiwa satu tahun lalu, pada hari kelulusannya dengan Canda. Saat itu, Daania pulang dalam keadaan basah kuyup setelah berhujan-hujanan ria dengan Canda. Masih menggunakan toga dan pakaian wisuda. Itu ide Daania. Setelah acara foto keluarga dan makan bersama, mendadak Daania ingin berkeliling kota jakarta bersama Canda dengan menggunakan pakaian wisuda.
"Seru banget, kan?! Apa gue bilang? Ujan-ujanan tuh seru banget Canda! Lu pernah mikir ga sih nanti abis wisuda kita mau kemana?"
Mereka berhenti tepat di depan rumah Daania. Enggan untuk masuk, masih tak ingin berpisah. Seakan tak akan pernah ada hari esok. Seakan mereka berdua menyadari bahwa setelah ini, mereka akan menjalani hidup masing masing. Sibuk dengan aktifitas masing-masing. Tentunya berjuang untuk mimpi-mimpi yang masih terlihat sangat jauh.
"Mungkin saya mau melamar kerja, tapi tetap sambil nyambi jadi fotografer?" ucap lelaki itu asal, seolah tak yakin dengan apa yang dikatakannya.
Pikirannya masih melambung memikirkan akan menjadi apa dia setelah melalui fase ini. Dalam hati, Canda ingin mengutuk Daania. Pasalnya wanita ini kadang membawa sebuah topik yang mampu membuatnya berpikir berhari-hari. Canda yakin, setelah ini, pikirannya akan dipenuhi oleh segala hal yang dia khawatirkan tentang masa depan.
Daania sendiri masih tertawa riang sambil memainkan air hujan yang jatuh dari atap garasi rumahnya. Seulas senyum terukir di wajah Canda. Sungguh hanya wanita di sampingnya yang mampu mengukir senyum itu tanpa perlu melakukan usaha sekalipun. "Kalau kamu habis ini mau kemana, Daa?"
Daania mengalihkan tatapannya dari hujan dan menatap lelaki itu, dengan penuh keyakinan berucap, "Kemana aja. Asal ada lu di hidup gue."
Canda sempat mematung sesaat mendengar ucapan wanita itu. Namun detik berikutnya, Daania bergidik ngeri sendiri dengan ucapannya itu.
"Gila geli banget."
Daania kembali memainkan air hujan, sebelum melanjutkan ucapannya dengan lebih serius dan pertimbangan, "Gue mau kerja di gedung tinggi yang sering kita lewatin. Terus kerja di bidang yang tak pernah jauh dari menulis atau desain."

KAMU SEDANG MEMBACA
Canda
Romantik"Gue suka sama lu, Can. Dari sejak kita ketemu. Dari jaman kita masih kuliah. Lu pikir aja kenapa gue selama ini ga pernah pacaran? Lu pikir aja gimana perasaan gue waktu tau lu punya pacar bahkan mau nikah? Friendzone sialan--" Daania "Mungkin kita...