02.

62 12 4
                                    

Pagi menuju siang Jakarta masih dilanda mendung hingga membuat ibu kota terlihat suram. Awan hitam masih betah berada ditempatnya, menutupi sinar sang surya yang ingin menerangi dunia. Beruntungnya hujan tidak ikut andil untuk membasahi ibu kota sehingga membuat Nakala merasa ia tidak perlu terburu-buru mengayuh sepeda milik adiknya agar segera sampai menuju tempat ia bekerja.

Karena sekarang sedang menggunakan sepeda, tentu saja Nakala melewati jalan khusus pengguna sepeda. Jalan khusus pengguna sepeda saat ini terlihat sepi, ada mungkin satu atau dua orang yang Nakala temui. Mungkin mereka tahu cuaca sedang tidak mendukung untuk bersepeda.

Melihat jalanan kota yang padat akan kendaraan seketika membuat Nakala bersyukur akan dirinya yang berangkat berkerja menggunakan sepeda. Ia tidak perlu berdesak-desakan di tengah cuaca yang sedang dingin ini. Namanya juga ibu kota, mana mungkin jalanan terlihat sepi walau ada badai sekalipun.

Nakala menaikan resleting jaketnya sampai leher kala angin berhasil menembus tubuhnya. Hari ini benar-benar dingin. Nakala sedikit menaikkan kecepatan mengayuhnya agar segera sampai tujuan. Terlalu berlama-lama diluar dengan cuaca dingin itu tidak baik, yang ada nanti terkena demam.

Butuh setengah jam Nakala mengayuh sepeda, akhirnya ia sampai didepan sebuah gedung cafetaria, tempat dirinya berkerja hati ini. Gedung kecil itu sudah Nakala jadikan ladang pencari uang selama hampir setengah tahun.

Nakala memasuki gedung tersebut lewat pintu belakang setelah memarkirkan sepeda milik adiknya. Saat masuk, Nakala langsung disambut dengan aroma kopi.

"Tumben agak siang, Na?"

Nakala menoleh dan menemukan Ocha, rekan kerjanya, tengah mencuci piring kotor di wastafel. Nakala mengangguk pelan. "Pakai sepeda, makanya lama."

"Oh, motor mu masuk rumah sakit lagi?"

"Iya."

Hanya sampai disitu percakapan mereka. Nakala langsung bergegas mengangganti pakaian menjadi seragam kerja.

Ting!

Ponselnya berbunyi, Nakala langsung mengambil ponselnya yang ia simpan didalam tas ransel. Ada pesan dari Sewindu.

Adek Windu
Send a picture

| Aku nemu di internet| Aku kirim ke kakak cuma mau bilang| Meskipun hari ini mendung| Windu pengen hari Kak Nana selalu cerah| Hehe, semangat kerjanya Kakak ganteng ( ◜‿◝ )♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

| Aku nemu di internet
| Aku kirim ke kakak cuma mau bilang
| Meskipun hari ini mendung
| Windu pengen hari Kak Nana selalu cerah
| Hehe, semangat kerjanya Kakak ganteng ( ◜‿◝ )♡

Kedua sudut bibir itu terangkat menampilkan gurat senyum manis, buat siapa saja yang melihatnya akan merasa candu.

Nakala mengetik di ponselnya membalas pesan tersebut.

Terimakasih Adek |
Semangat juga belajarnya |
Jangan bolos |
Atau Kakak marah (ノ`Д´)ノ |

Sewindu NakalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang