5. Fin

776 83 2
                                    

Akhirnya di hari minggu Sehun memiliki kesempatan untuk berbicara dengan Lalisa setelah Sehun membuatnya kecewa untuk kedua kalinya.

Lalisa sedang menyiram tanaman di pekarangan rumahnya. Sehun merasa mengurus pekarangan mulai menyibukkannya.

"Pekarangannya terlihat indah," puji Sehun cukup keras agar Lalisa dapat mendengar.

Lalisa menoleh dan mengucapkan terimakasih tanpa tersenyum. Tidak ada ekspresi diwajahnya, Sehun yang melihat itu tersenyum kecut.

"Aku minta maaf atas apa yang aku lakukan," ucap Sehun.

"Aku tidak mengerti Sehun kenapa kau melakukan ini, kenapa tidak langsung bicara saja padaku?" tanya Lisa dengan air mata mengenang di pelupuk matanya.

"Aku tidak tahu, aku bodoh sekali. Dan aku tidak seharusnya melakukan itu, membuang tomat mu dan mengejek pekarangan rumah mu," jawab Sehun.

"Sudahlah, mungkin semua ada hikmahnya."

"Sekali lagi maafkan aku Lalisa, Semoga tanaman di pekarangan rumah mu semakin indah. Mereka beruntung karena dirawat oleh mu," ucap Sehun.

"Terima kasih." Setelah itu Lalisa melanjutkan menyiram tanamannya.

"Sampai jumpa di lain waktu!" pamit Sehun.

"Aku harap begitu," jawab Lalisa tanpa membalikkan badannya.

Sehun yang melihat itu akhirnya membalikkan badannya dan pulang, saat berjalan Sehun sempat berhenti dan menolehkan kepalanya kebelakang apakah Lalisa melihatnya atau tidak, tapi ternyata tidak.

Lalisa masih marah padanya.

Sudah tiga hari sejak Sehun meminta maaf pada Lalisa, tapi Lalisa masih bersikap acuh tak acuh pada Sehun. Sehun benar-benar frustasi dibuatnya, Sehun sudah kehabisan cara agar Lalisa memaafkan.

"Baiklah aku tidak boleh menyerah, aku akan mencoba lagi." Gumam Sehun menyemangati dirinya sendiri.

•|°|•

Di pagi buta, Sehun keluar diam-diam dari rumahnya dan pergi ke rumah Lalisa. Namun saat sudah tiba di rumah gadis itu dan mengetuk rumahnya, yang membukakan pintu adalah Ayahnya.

"Sehun, ada apa kau kemari? Mau bertemu dengan Lalisa?" tanya Ayah Lalisa.

"Iya Paman."

"Tapi Lalisa nya masih tidur," ucap Ayah Lalisa.

"Atau mau Paman bangunkan, kau tunggu dulu!" sambung Ayah Lalisa.

"Tidak perlu Paman, aku tidak ingin mengganggu tidurnya." Tolak Sehun.

"Aku ingin meminta izin paman," lanjut Sehun.

"Izin untuk apa?"

Setelah mendapatkan izin pada Ayah Lalisa, Sehun mulai melancarkan aksinya.

Di sisi lain Lalisa baru bangun dari tidurnya, lalu ia mulai melakukan stretching ringan setelah itu ia membuka tirai jendelanya.

Betapa terkejutnya Lalisa dengan pemandangan yang ia lihat. Lalisa mengucek matanya berkali-kali untuk memastikan apa yang ia lihat itu nyata atau hanya ilusinya saja.

Namun apa yang Lalisa benar-benar nyata. Tanpa berpikir panjang lagi, Lalisa berjalan ke luar rumahnya.

"Hei Sehun, apa yang kau lakukan dengan pekarangan ku?" tanya Lalisa.

"Aku ingin menanam sesuatu."

"Kenapa kau tidak meminta izin dulu?" tanya Lalisa.

"Maaf jika kau tidak suka, tapi aku sudah meminta izin pada Ayahmu dan dia mengizinkannya. Awalnya aku ingin meminta izin pada mu tapi kau sedang tidur." Sehun menjelaskannya. Lalisa hanya diam.

"Bagaimana tidurmu? Apakah nyenyak?" tanya Sehun, ia tak nyaman melihat Lalisa diam saja, itu bukan seperti gadis yang ia kenal.

"Iya."

"Senang mendengarnya."

"Kau mau menanam apa?" tanya Lalisa.

Sehun yang mendengar itu akhirnya mengeluarkan sebuah tanaman dari kantung plastik.

"Bunga Adenuim, kau suka bunga itu bukan? Aku lihat belum ada bunga itu di sini. Maka aku ingin memberikannya untuk mu," lontar Sehun.

"Darimana kau tahu aku menyukainya?" heran Lalisa.

"Kau pernah mengatakannya." Jawab Sehun.

"Kenapa aku tidak mengingatnya," batin Lalisa sambil menatap dalam mata Sehun, Lalisa tak menyangka Sehun mengingat perkataan kecilnya.

Lalisa terkunci dengan tatapan Sehun, Sehun menatapnya dengan mata bersinarnya. Lalisa sadar dirinya dan Sehun selama ini tidak pernah benar-benar saling menatap seperti ini.

Tapi Lalisa buru-buru memutuskan kontak mata dengan Sehun dan berdehem untuk menghilangkan rasa gugup pada dirinya. Sungguh, Sehun membuat usaha Lalisa untuk menahan diri menjadi gagal.

"Kau butuh bantuan?" tanya Lalisa.

"Iya."

Hari itu, untuk pertama kalinya Lalisa dan Sehun berbicara untuk waktu yang sangat lama dan tidak ada diantara mereka yang merasa tak nyaman.

•|FIN|•

Terimakasih sudah meluangkan waktunya untuk membaca cerita ini. See you in my next story!

Dan selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menunaikan!! (♡ヮ♡)

3 April 2022.

OUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang