BAB 4 Delegasi (I)

781 55 8
                                    

Sehari ketika Insiden Maihark terjadi.

Laut Selatan Jepang/Laut Utara Majapahit.

Laksamana Muda Uchino ditemani seorang Diplomat mata empat(berkacamata) bernama Tanaka beserta dua pengawalnya turun dari Heli Seahawk yang baru saja mendarat di landasan pacu Kapal Induk Besar yang mirip seperti Gerald R. Ford

Disana, juga ada seorang Pria yang sepertinya lebih tua dari Uchino. Pria itu memakai seragam putih standar Perwira Angkatan Laut dengan pangkat Laksamana.

Pria itu memiliki kulit coklat sawo matang, matanya lebar dan tegas serta hidung yang sedikit mancung, pria itu juga memiliki janggut tipis. Sekilas penampilan pria tersebut mengingatkan Uchino dengan orang - orang dari Asia Tenggara.

'Laksamana?.' pikir Uchino terkejut, dia buru - buru memberi hormat karena secara pangkat dia dibawah dua tingkat dengan pria tersebut. Yang dibalas dengan hormat pihak lain.

"Salam kenal, Orang Jepang. Selamat datang di Kapal Induk Nuklir Jawadwipa kami. Perkenalkan, saya Raden Mas Haryo Gumilar. Saya selaku Komandan Tertinggi Armada ini." Pria itu memperkenalkan diri sebagai Raden Mas Haryo Gumilar sambil menjabat tangan Toyoda.

"Perkenalkan, saya Laksamana Muda Umi Uchino, dan pria berkacamata ini adalah Diplomat Kementrian Luar Negeri Jepang, Kazuhisa Tanaka." Toyoda juga memperkenalkan diri dan juga pria disebelahnya.

"Salam Kenal." Tanaka membungkuk sopan.

Setelah berkenalan, Uchino dan Tanaka diajak oleh Laksamana Haryo menuju ruang rapat, dimana ruangan tersebut sudah ada 3 Laksamana Madya dan 4 Laksamana Muda yang duduk disana, tepatnya hologram mereka.

"Wow! Apakah ini hologram?." Tanya Tanaka spontan yang sempat disikut Uchino karena sikapnya tidak sopan.

"Ugh! Maaf." Tanaka mengerang, lalu meminta maaf.

"Oh? Apakah teknologi ini tidak ada di negaranu?" Tanya seorang Laksamana Madya yang merupakan seorang wanita berusia 40an.

" Sayang sekali belum nyonya." Jawab Tanaka menggelengkan kepalanya.

"*Batuk* mari kita mulai." Laksamana Haryo berdeham.

Pertemuan dimulai dari pihak Kemaharajaan Majapahit.

Mereka mengatakan bahwa sempat ada kabut tebal menutupi perbatasan mereka, dan semua orang tiba - tiba tertidur secara bersamaan. Ketika terbangun, perbatasan Utara yang harusnya berbatasan dengan China dan India berubah menjadi lautan, banyak kedung kedutaan yang tiba - tiba menjadi kosong.

Selain itu mereka juga memperkenalkan negara mereka kepada utusan Jepang, Kemaharajaan Majapahit adalah Kekaisaran Maritim di Tenggara Asia yang menguasai 5 juta km² daratan disana, mereka juga mengatakan bahwa Negara mereka adalah negara Adidaya di belahan bumi selatan yang bersaing dengan Federasi Eropa, Keshahan Persia, dan Perserikatan Amerika.

Mereka mengatakan bahwa kontak mereka dengan negara lain terputus kecuali milik jepang dimana kedutaan mereka masih beroperasi.

"Jadi bisa dibilang kalian adalah versi alternatif dunia kami..." Ucap Uchino setelah mendengarkan penjelasan Laksamana Haryo, dia tiba - tiba teringat anime yang sering dia tonton dengan cucu laki - laki di Nyetflix.

'pada dasarnya mereka adalah ASEAN namun disatukan oleh Indonesia.' pikir Uchino.

"Ya, seperti itulah." Jawab Haryo mengangguk.

"Ini beberapa hal yang disebut mirip dengan kami, sebuah kabut putih tebal menutupi perbatasan kami, namun bedanya kamu dibarengi dengan sebuah gempa kecil yang membuat banyak orang tersentak dan berbeda dengan kalian dimana kedutaan lain tiba - tiba kosong, milik kami masih memiliki orang - orang tersebut." Ucap Tanaka.

Summoned Majapahit Empire to Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang