AKU buru-buru merapikan kemejanya, meluruskan dasi di lehernya dan mengembalikan lipatan kerahnya yang berantakan gara-gara dasinya yang ditarik tergesa-gesa dari kepalanya. Ya Tuhan. Kegiatan kucing-kucingan ini sangat menantang namun melelahkan sejujurnya. Rambut cepaknya yang rapi tadi pagi kini benar-benar berantakan gara-gara tanganku yang tidak bisa diam. Aku menyisir rambut lurusnya yang ber-gel dengan tangan serapi mungkin, mengembalikan helaiannya ketempat semula.
Kini giliranku yang menjadi objek untuk dirapikan. Dia menautkan kancing baju kemejaku yang terbuka sampai perut dan mencuri satu kecupan panjang dariku. Dasar!
"Uda! Udahan. Jangan nambah-nambah. Katanya Pak Marco mau datang lima belas menit lagi," protesku walaupun aku juga menikmatinya tadi. Si Uda memoles ibu jarinya ke sekitar bibirku. Mungkin merapikan lipstikku yang berantakan. Tapi jemarinya berlama-lama disana dan memandang penuh nafsu.
"Aku kan udah bilang kemarin di telepon, Uda bagusnya ambil cuti hari ini. Lagian besok juga nggak kerja. Nanti malam kalau mau begadang, begadang deh kita." Tapi nyatanya, Udaku tersayang nggak mau dan maksain diri untuk masuk kerja hari ini. Katanya, sayang cutinya, biar ditumpuk akhir tahun dan bisa cuti lebih puas. Uda, Uda.
Dia menghela napas tidak terima dan sedikit... merajuk. "Aku udah buru-buru dari bandara pagi ini untuk ketemu kamu. It's been a long five rough days, Rum. Rindunya dari sini udah sampai sini." Dia menunjuk dada dan hmm... matanya menuju sesuatu yang di bawah sana.
Sebagai gantinya aku memeluknya hangat dan erat dan memberi kecupan singkat di daerah bawah telinga kirinya.
"Nanti ya, Da. Nanti di apartemenmu, atau aku? Aku aja lah. Aku udah masak tadi malam buat kamu. Now we have to get out of here. Kerjaanku aku tinggalkan gitu aja pas dapat pesan kamu. Aku buru-buru kesini." Wajah lelahnya setelah penerbangan melelahkan kini mulai terlihat. Kantung matanya menghitam karena aku tahu dia terlalu mem-push dirinya untuk mengambil penerbangan paling awal dari Padang ke Jakarta.
"Aris sudah aku tarok di depan pintu biar kalau ada yang masuk, dia tahan dan kasih tahu aku dengan cepat." Aku memutar mata dan menyunggingkan senyum.
"Tarok. Emang Aris barang. Uda mesti traktir dia nanti. Kerjaannya berat sejak Uda dipromosiin kesini." Kasihan sekretaris baru itu. Tugasnya lebih berat daripada job desk yang dikasih perusahaan. Tapi aku bersyukur, Gindo mendapatkan sekretaris loyal yang dapat dipercaya. Aku segera menguncir rambut yang tadi di tarik-tarik si Uda dengan gemas. Kelakuanku impas dengannya. Aku tersenyum dalam hati.
"Tenang aja. Dia selalu aku kasih lebih diluar gaji. Rum, aku sudah berusaha melobi HRD tentang peraturan sialan itu. Masih sampai tahap pengajuan. Tapi belum juga bergerak ke legal, Rum."
Aku mengusap kantong matanya dan berlanjut ke rahangnya yang ditumbuhi bulu halus karena dia pasti tidak sempat bercukur tadi pagi. Gindo selalu menyisakan janggutnya untuk dipelihara. Menurutku menambah kesan berwibawa, dewasa, dan tampan. Tentu dong. Dia memang selalu tampan. Kalau enggak, nggak mungkin aku naksir dia. Padahal masih banyak lelaki Jawa yang Mama pilihkan untukku. Tapi malah ketemunya uda-uda. Begitulah takdir.
"Aku akan coba menggerakkan issue di portal forum karyawan. Mana tahu bisa viral dan sampai ke telinga pimpinan, " kataku sambil senyum agar gundah hatinya mereda.
"Semoga ya, Rum." Dia kini menatapku lembut namun mata gelapnya sarat kesedihan disana. "Sabar ya, Rum. Kamu harus sabar. Aku tahu kamu wanita kuat. Kita hadapi sama-sama ya, Rum," katanya pelan dan lembut dan matanya tak putus mengunciku. Dan tangannya membelai pipiku dan meletakkannya disana sebentar membuatku memejamkan mata. Tahan Rum. Jangan sampai air matamu menetes didepannya.
"Iya."
***
Dan benar saja. Aris si sekretaris mengabarkan lima menit lagi Pak Marco akan sampai ke lantai 8 karena mengetahui Bagindo Maulana, staff kesayanganya datang membawa kabar baik dari proses merger PT. MlLO yang berhasil menjadi bagian perusahaan dimana aku dipekerjakan sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Koleksi Rasa (Kumpulan Cerpen)
Short StoryKumpulan cerita pendek yang tercipta ketika ide di kepala harus segera dikeluarkan secepat mengejar diskon. 1. My Quin (Bitter Sweet Marriage) 2. Secret (Spicy Office Romance) 3. Beautiful Blue (Marriage Life) 4. Jaenudin (Rom-Com) 5. Ebony & Ivory...