Hai bestie rara (´∩。• ᵕ •。∩')
Ak update lagi nich..
Jangan lupa vote nya guys•
°
•Happy reading guys ❤️
"Telat 5 menit! Hormat di depan tiang bendera" ucap Nabila ketika melihat mentari berjalan gontai.
"Bebasin gua plis,bil." Ucap mentari ketika dia melihat nabila di depan gerbang sekolah seraya melipat kedua tangannya.
"Gak" ketus Nabila.
"Ck, yauda! Ta tapi sebentar ya jangan sampe abis istirahat, keburu abis mapel babeh nya"
"Iye! Udeh sono"
Terik nya matahari menjadi saksi seorang mentari untuk pertama kalinya di hukum begini. Banyak pasang mata yang melihat hal itu, ada yang tersenyum sinis, ada yang menatapnya kasian dan ada juga yang kaget.
"Udah lima menit ini bil! Kok lu jahat sama sahabat sendiri si!" Gerutu mentari.
"Udah peraturan nya begitu ri, mau lu sahabat gua, adek gua, sepupu gua, gua bakalan hukum lu kalo misalnya lu telat"
"Pen gua telen lama lama ni sekolah"
"Telen aja ri kalo muat"
Dari arah koridor kelas 11 terlihat Tedy, Dayat, Nando yang sedang membawa alat-alat untuk persentasi yang entah lah apa itu namanya. Walaupun Tedy dan teman-temannya beda jurusan, tapi seringkali Dayat dan nando membantu Tedy membawakan alat untuk praktek, dan persentasi kelas Tedy.
"Itu Mentari kok di hukum si?" Tanya Dayat lantas Tedy langsung mencari objek yang di sebut Dayat.
"Kayaknya telat deh?" Ujar Nando.
"Perasaan dia duluan yang berangkat" gumam Tedy lalu dia menyerahkan alat-alat tersebut kepada Dayat.
"Lu aja yang bawa, gua mau susulin tari" ucap Tedy yang langsung berlari menuju Tenga lapangan.
"Lo kenapa di hukum?" Tanya Tedy seraya menghalangi sinar matahari yang menerpa wajah mentari dengan kedua tangan nya.
"Gue telat" gumam mentari.
Sorot mata tedy tertuju pada Nabila yang sedang membaca selembar kertas yang di duga absen kelas nya.
"Padahal dia temen lo, bisa aja lo kabur"
"Nggak abang, nggak boleh begitu, Nabila juga kalo nggak lagi jaga di depan ga bakalan hukum Mentari" ucap mentari dengan lembut.
"Yauda ke kelas sana!"
"Idih ya nggak lah, orang lagi di hukum!" Tolak mentari.
"Gue bilang ke kelas! Ya ke kelas! Budeg lo? Udah buruan, biar gua yang gantiin lo"
"Gak mau!"
"Mentari ... Ke kelas sana, tadi gua liat kelas lu lagi persentasi Indonesia, mata pelajaran babeh masa mau di lewatin si?" Ucap Tedy dengan lembut seraya mengusap rambut adiknya itu.
Bibir tari pun tertarik menjadi sebuah senyuman manis. Dia mengangguk lalu
Cup
"Makasih abang! Sayang abang banyak banyak! Nanti tari beliin abang kue coklat ya!" Ucap mentari dengan wajah penuh gembira.
Tedy masih mematung ketika pipinya di kecup begitu saja oleh adik kandung nya sendiri. Tedy terkejut dengan itu karena terakhir di cium mentari pas waktu jaman sd kelas 2
KAMU SEDANG MEMBACA
Mentari untuk Senja
Novela Juvenil"Senja nggak gila bunda! Mereka yang gila, mereka nggak sayang senja, mereka yang tuduh tuduh senja." Secarik kertas berisi tentang sebuah pernyataan yang sangat menyakitkan. Mendeskripsikan begitu jahat orang orang yang berada di lingkungan dirinya...