07🌇

15 5 1
                                    

SMAN SMAN SANSKERTA 78

Siswa-siswi  SMAN SANSKERTA 78 pagi ini digemparkan oleh kedatangan murid baru. Banyak sekali anak perempuan yang mengintip dari balik kaca ruangan kepala sekolah. Beberapa siswi ada yang mengabadikan momen itu, dan ada juga siswi yang mengintip kaca lalu tersenyum manis.

Mentari mengerutkan keningnya ketika melihat anak-anak yang berlarian dari tempat parkir. Mentari menyimpan helm nya dan mulai berjalan masuk ke area sekolah.

"Eh sumpah ganteng banget!"

"Iya bener! Ganteng banget, Ya Tuhan tolong sisain yang kaya dia satu aja"

Mentari semakin di buat bingung ketika mendengar ucapan adik kelasnya yang terang-terangan melontarkan perkataan itu.

Mata mentari tertuju pada Nabila yang baru saja datang dengan membawa Tote bag.

"Abil!" Panggil nya seraya melambaikan tangannya.

Nabila tersenyum lebar dan menghampiri mentari, "hallo selamat pagi Mentari" sapa nya dengan gembira.

Mentari mengernyitkan dahinya lalu dengan cepat memegang kening Nabila, "salah obat?" Tanya nya.

"Ihh! Apa si, orang lagi seneng" jawab Nabila.

"Bawa bekel? Ko nggak bilang gue si bil?" Tanya Mentari dengan raut kesal.

Bukannya menjawab, Nabila malah tersenyum seraya menatap tote bag berisi makanan itu.

"Stres ni adudu satu" gumam Mentari, Nabila tetap tersenyum tanpa mendengarkan umpatan mentari.

"Lo tau kenapa anak anak pada ngintip di kaca ruangan kepala sekolah?" Tanya mentari.

Nabila tidak merespon, dia malah senyum senyum sendiri.

"WOEY MAK NYA OPET!" Teriak Mentari.

Senyum nabila luntur ketika mendengar teriakkan yang begitu menggelegar melebihi suara pak Asep yang hobinya teriak teriak pake toa.

"Apaan si gak jelas" dengus Nabila.

Mentari yang sudah geregetan langsung menoyor kepala sahabatnya itu, "LO YANG NGGAK JELAS!"

"Iya iya buset, pengang kuping guee"

Mentari mendengus kesal dan melipat kedua tangannya di atas perut.

"Oh itu, ada murid baru yang masuk ke kelas ayang" ucap nabila.

Mentari menoleh ke samping dan memiringkan kepalanya, "lu punya ayang? Sejak kapan? Lu laku? Ko bisa? Gue aduin si Azriel nih biar lu di bully"

Nabila memutarkan mata malasnya, "ayang Tedy!"

"T-Tedy?? Mata lu nggak katarak kan? Nggak rabun kan? Yang bener aja dong! Masa lu suka sama abang gue yang modelan nya kek kerupuk kulit si?" Cerocos Mentari.

"Kak Tedy tuh ganteng, manis, dingin tapi gue suka" beber Nabila.

"Istighfar Nabila, bang Tedy manis dari mana?" Tanya Mentari.

"Udah ah, lu bawel!"

"Inget dek! Cinta tak selamanya indah"

"Berisik ya!"

Terlalu lama ngobrol sama nabila, mentari baru menyadari bahwa satu persatu murid yang mengintip kaca kepala sekolah itu pergi. Mentari menatap penasaran kearah sana, dia pun memincingkan matanya ketika melihat seorang laki-laki yang menggunakan seragam sama sepertinya keluar dari ruangan kepala sekolah.

Kring..

Bel masuk pun berbunyi, tangan mentari langsung di tarik tanpa aba-aba oleh nabila, mata mentari masih menatap kearah laki-laki itu.

Mentari untuk SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang