jam pulang sekolah sudah di mulai, jalanan juga sudah mulai padat karena beberapa kendaraan anak sekolah.
akala terlihat berjalan dengan malas ke arah gerbang, suara bising beberapa knalpot masuk ke telinga nya membuat mood nya bertambah kacau.
teman-temannya sudah sebagian yang pulang, sebagai masih ada di kelas akala memilih pulang lebih cepat karena hari ini benar-benar terasa lelah di tambah tas nya yang penuh dengan buku.
TIN TIN!
"lemes banget mba nya!" teriak seseorang.
akala mengangkat kepalanya, mencari siapa yang tengah di panggil pria tersebut. namun mereka semua, terlihat acuh.
pria tersebut mengangkat ponselnya, memberikan semua tanda tapi akala tetap tak memahaminya.
rupanya gadis itu benar-benar lupa.
suara dering handphone membuat fokus akala teralihkan, dilayar ponselnya tertera nama seorang pria dengan ragu gadis itu memilih untuk mengangkat nya.
"lo kenapa bengong aja"
"hah?"
"lo liat cowo di depan lo"
"terus?" jawab nya dengan nada acuh.
di sebrang sana terdengar helaan nafas pelan, rupanya cukup menguji kesabaran berbicara dengan akala.
"mau lo yang kesini, atau gue yang jemput kesana?"
"lo pulang aja deh, gue masih ada urusan di sekolah"
"gue tunggu sampe lo selesai"
"ck, mau lo apa si?!"
"gue samperin lo"
panggilan terputus setelah Bima menyampaikan pernyataan tersebut, dan terlihat pria itu berjalan ke arah akala yang tetap pada posisinya.
Bima sudah di hadapan akala, pria tersebut menarik tangan akala dan memindahkan paper bag di tangannya ke tangan akala.
"apaan nih?"
"brownies, tadi sekalian mampir beli buat bunda gue terus ke inget lo"
akala merasa ada yang janggal dengan sikap Bima. "lo gak mau nyulik gue kan?"
Bima melepaskan senyum tipisnya, "lo kenapa soudzon mulu sama gue si?"
"gue gak kenal lo, dan tiba-tiba lo kasih gue ini?"
"gak kenal? bahkan lo kenal nama gue"
"gak kenal deket"koreksi akala.
"anggap aja gue lagi nyogok lo biar kita bisa deket"
"dalam konteks?"
ini salah satu sifat akala, dia akan selalu bertanya sebelum menemukan jawaban yang pas.
"pertemanan? bisa juga yang lain?" ragu Bima.
akala kembali menyodorkan paper bag itu ke arah Bima. "gue tolak"
"loh kenapa?" Bima cukup kaget dengan perkataan akala barusan.
"gue gak suka nerima sesuatu yang emang punya tujuan lain"
"gue cuma mau berteman sama lo"
"alasannya?"
"gue baru tau temenan aja harus ada alasan" heran Bima.
"gue gak mau salah pilih temen" terdengar nada sinis dari perkataan akala kali ini.
"lo aneh, dan gue suka"
KAMU SEDANG MEMBACA
akala
ChickLit"jika semesta memang memutuskan semua nya, maka aku yang akan memilih bagiannya"-akala.