"HAH?!"
Teriakan lelaki itu menggemparkan seisi ruangan. Saking terkejutnya, ia sampai berdiri dari duduk santainya.
"Santai aja dong!"
Seseorang disampingnya mendorong ringan pundak lelaki itu. Ia merasa terganggu karena teriakan tadi membuat konsentrasi nya bermain mobile game menjadi buyar.
"Eh! Kau dengar kan tadi bos bilang apa?! Perempuan ini... jadi pendampingku!"
[name] yang ditunjuk hanya mengedipkan matanya polos, tak paham mengapa lelaki itu begitu mempermasalahkan dirinya.
"Kita semua dengar. Sekarang tolong diam karena bos belum selesai bicara"
Manjiro membersihkan tenggorokannya. Ia kemudian menatap kembali semua anggotanya yang sudah duduk tenang di hadapannya.
"Seperti yang sudah kita baca dari file [name], dia ini pernah mengikuti pelatihan combat dan penggunaan senjata tajam selama lima tahun. Dia tahu cara menjaga dirinya sendiri, jadi kau tidak perlu menghiraukannya"
Sanzu Haruchiyo, nama lelaki itu. Ia menatap [name] dengan tajam, merasa geram tapi juga kagum mengetahui kalau perempuan ini begitu lihai dalam pertahanan fisik.
"Dia hanya perlu mendampingimu dalam misi. Dia sendiri yang bilang ingin ikut terjun langsung agar paham soal, eh, cara kerja kita"
Sanzu tak menjawab, ia masih kesal tapi masih ingin terlihat tunduk di hadapan ketuanya.
"Aku anggap kau setuju. Dia hanya akan ikut misi selama beberapa waktu, sampai dia sendiri yang memutuskan untuk berhenti"
Manjirou berjalan keluar ruangan, meninggalkan anggotanya bersama [name] untuk berbincang lebih lama.
"Kalau kau tidak suka, buat saja dia menderita. Dia pasti langsung mundur" bisik lelaki lain dengan netra violet disampingnya. Ide itu memberikan senyum jahat pada wajah Sanzu.
Menyiksa perempuan? Sanzu ahlinya.
🗡
"Aku hanya penasehat disini. Senang berkenalan denganmu [name]-san"
"Aku juga senang bisa kenal dengan kalian semua. Kalian adalah kebanggaan ayahku" ucap [name] sambil tersenyum, menatap beberapa lelaki yang ada di ruangannya.
"Ku harap kau betah bekerja dengan Sanzu, dia itu gak mau dengerin siapa - siapa kecuali bos" lelaki bertubuh gempal diseberangnya berkata dengan sarkastik sambil menoel bahu Sanzu yang bersandar lemas di sofa.
"AH! Sana pergi kalian!"
Enam lelaki segera beranjak keluar ruangan [name] sambil sedikit tertawa melihat Sanzu yang nampak stres dengan tuntutan pekerjaan barunya sekarang.
Sanzu mengurut dahinya dengan kedua jarinya. Menyayangkan keputusan bosnya untuk membiarkan perempuan baru ini mendampinginya dalam misi. Meski begitu, ia tak bisa menentang perintah ketuanya.
"Jadi, bagaimana Sanzu-san? Ada misi loh buat kita"
[name] menggoyangkan telepon genggamnya di hadapan Sanzu, memperlihatkan sebuah pesan singkat dari Manjiro yang menugaskan dua orang itu untuk segera pergi mengunjungi klien mereka.
"Memangnya kau tau harus ngapain?"
"Kata bos kamu, kita harus habisi orang tua yang kemarin membatalkan transaksi dengan Bonten. Soalnya dia kabur ke mafia sebelah bawa data yang kalian kasih"

KAMU SEDANG MEMBACA
#2 | Sanzu Haruchiyo ✔️
FanfictionBecause good things come in pairs. But the price they must pay is double.