"Jungkook tampan, ya,"
"Iya, dia juga kelihatan sangat maskulin,"
"Asal kalian tahu, sebenarnya aku mengikuti kegiatan kali ini hanya agar aku bisa lebih dekat dengannya"
"Hei, kau tidak sendirian, aku juga begitu"
"Benarkah? Lalu, apa sekarang kita harus bersaing?"
"Kita lihat saja nanti"
"Astaga, dia itu junior kalian. Yang benar saja"
"Kenapa memangnya. Aku suka"
Lagi, sekali Iagi, Jieun melirik Jungkook. Laki-laki yang duduk beberapa meter didepannya itu, yang sedang diperbincangkan oleh sekelompok gadis-gadis di belakangnya kini. Sudah sejak lama dia duduk disana dan belum bergerak dari posisinya, duduk sambil mengais-ngais sedikit bara yang tersisa untuk mencari kehangatan. Masih pada posisi yang sama dengan terakhir kali Jieun mencuri lirikan ke arahnya, sekitar... Iima detik yang Ialu?
Oh sial! Dia terlalu sering melirik laki-laki itu. Namun keberanian Jieun tak sebesar sekelompok gadis-gadis dibelakangnya yang saling memamerkan perasaan suka mereka. Jieun lebih memilih diam, dan hanya berani memandang sosok tampan itu dari kejauhan.
"Mau minuman hangat, Ji?"
Yoongi datang dari arah belakang mengulurkan gelas yang mengepulkan uap panas ke arahnya. Jieun pun mengambilnya tanpa ragu, dan telapak tangannya yang terasa kaku karena angin malam ditempelkannya ke gelas itu.
"Terima kasih, Kak," kata Jieun dengan seulas senyum yang memaksa sudut bibir ikut terangkat membalasnya. Keduanya pun berbincang sebentar, sampai Jieun sadar Jungkook sudah tak ada lagi ditempatnya.
"Mencari siapa, Ji?" Tanya Yoongi ketika mendapati Jieun menolehkan kepalanya kesana kemari.
"Ah, tidak. Sepertinya yang lain sudah kembali ke tenda masing-masing. Ku rasa aku juga akan kembali ke tendaku sekarang," sahut Jieun
"Baiklah kalau begitu. Sampai bertemu besok pagi" ucap Yoongi.
Jieun mengangguk dan tersenyum, sebelum beranjak dari tempat duduknya lalu melangkah dan masuk ke dalam tenda.
Satu malam yang indah berlalu dengan damai.
🌲
🌲
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story
FanfictionKumpulan singkat, karya fiksi yang ditulis sebagai hiburan semata. Karakter, tempat, bisnis, acara, situasi dan insiden dalam tulisan ini hanyalah hasil imajinasi penulis atau digunakan secara fiktif sebagai pendukung kelengkapan cerita.