Semuanya terjadi begitu cepat, aku terjatuh, dan rasanya tak ada yang menahanku. Dalam keadaan panik aku coba meraih tebingnya Iagi, tapi karena terlalu cepat dan aku juga tak tahu harus bagaimana, aku berinisiatif menumpukan kaki kananku ke tebing. Tak ku sangka, ternyata itu adalah pilihan yang salah. Gerakanku yang terlalu amatir dan tidak hati-hati malah membuatku merasakan nyeri di pergelangan kakiku.
Aku mendengar semua orang berteriak panik. Ketika aku sudah berpikir hal yang buruk akan terjadi, akhirnya aku merasakan ada yang menahanku. Tali yang terikat dengan alat pengamanku mengencang, sepertinya orang-orang yang memegangi tali itulah yang berhasil menahanku agar tidak jatuh.
"Jieun! Kau tidak apa-apa?" entah bagaimana Jungkook sudah ada di sampingku Iagi.
Dia dengan cepat dan mudahnya turun sampai berhasil berada di dekatku. Sayangnya, keterkejutanku pada kejadian tadi membuatku tak bisa berkata apa-apa.
"Tenanglah, aku sudah memegangimu. Kita turun bersama." ujar Jungkook yang ternyata memang sudah menyemat lengan kananku dengan cukup erat.
Aku hanya bisa menuruti ucapan Jungkook karena tidak bisa berpikir apa-apa. Ketika Jungkook memindahkan jemarinya dari lengan menuju ke jari-jariku yang gemetar, tanpa sadar aku membalas genggamannya. Tangannya terasa hangat, dan untuk sesaat tiba-tiba aku merasa tenang.
"Turunkan kami berdua pelan-pelan!" perintah Jungkook kepada orang-orang yang berada di bawah, hingga akhirnya, aku dan Jungkook bisa turun dengan selamat.
"AH!" Aku tak bisa menahan pekikan itu begitu kakiku menapak ke tanah. Kaki kananku yang memang terasa sakit sejak di atas tadi semakin terasa sakitnya saat ku coba untuk berdiri dengan tegak.
"Kenapa? Kakimu sakit?" Jungkook kelihatan panik dan Iangsung melihat keadaan kakiku.
"Iy- iya."
"Cepat, ambilkan kompres es dan pain killer spray!" teriak Jungkook kepada yang lain. Mereka pun Iangsung pergi menuruti perintah Jungkook.
Lalu, tanpa aba-aba, dan tanpa bisa ku prediksi sebelumnya tiba-tiba Jungkook mengangkat tubuhku, menggendongku.
"Ju- Jung, turunkan aku. Aku.. aku masih bisa berjalan sendiri" ucapku dengan agak gelagapan.
Sayangnya, meskipun aku menolak Jungkook sama sekali tak memperdulikan perintahku. Dia masih terus menggendongku dan membawaku sampai ke kursi di bawah payung besar itu.
Jungkook menurunkanku tepat di atas kursi dengan perlahan. Dia Ialu berjongkok untuk mengecek keadaan kaki kanan aku. Dia melepaskan sepatu dan kaus kakiku, kemudian menaruh keki telanjangku diatas pahanya dengan perlahan.
"Aw!" Aku memekik lagi saat Jungkook memegang bagian yang sakitnya.
"Sesakit itu, Ji?" tanya Jungkook dengan suara yang halus.
"Mm... Lumayan."
"Jung, ini kompres es nya." salah seorang anggota datang membawakan sebuah handuk yang diikat dengan es di dalamnya. Jungkook Iangsung mengompres kakiku dengan sangat hati-hati, disaksikan beberapa orang yang turur menatapku dengan khawatir.
Beberapa saat kemudian, setelah selesai mengompres kakiku, Jungkook langsung berdiri, memasang ekspresi marah dan posisi berkacak pinggang.
"Tadi siapa yang memegang tali pengaman Jieun?! Apa yang kalian lakukan sampai hampir membuat dia jatuh seperti tadi, hah?!" teriak Jungkook dengan nada bicara yang tegas.
"Maaf kak, tadi kami sedang mengobrol, jadi kami-"
"Bukankah sudah sering ku katakan kalau kalian harus tetap konsentrasi saat menjaga orang yang sedang memanjat?! Tugas orang yang menjaga Iebih besar daripada yang memanjat, kalian tahu itu kan?" Jungkook bicara semakin keras dan tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story
FanfictionKumpulan singkat, karya fiksi yang ditulis sebagai hiburan semata. Karakter, tempat, bisnis, acara, situasi dan insiden dalam tulisan ini hanyalah hasil imajinasi penulis atau digunakan secara fiktif sebagai pendukung kelengkapan cerita.