tiga

1K 128 13
                                    

When it was time to live
Heartbeat denied to beat
Ever since you left
Everything has changed
I'm left alone in life
Everyone knew you were unfaithful...




Xiao Zhan menyibak gorden jendela kamar rawat Yibo, matahari sudah bersinar cerah di luar.

Semalaman suntuk ia tak istirahat, Zhan duduk diam menunggu Yibo bangun, meski hingga kini Yibo belum juga sadar.

"Zhan...." Dalam tidurnya Yibo bergumam memanggil nama xiao zhan, hati xiao zhan mencelos mendengarnya.

Zhan buru-buru menghampiri Yibo yang masih setia memejamkan kedua matanya. "Kapan kau bangun?" Lirihnya menatap sedih wajah pucat Yibo.

Suara pintu terbuka dari luar membuat Zhan kaget, ia pikir nyonya Wang yang datang, ternyata suster.

"Maaf tuan, apa saya mengagetkan anda?" Tanya suster itu masuk ke dalam kamar rawat Yibo sambil membawa baskom berisi air hangat untuk mengelap tubuh pasiennya.

Zhan memundurkan tubuhnya, ia lalu menggeleng. "Apa itu suster?"

"Ini waktunya pasien mandi tapi berhubung tuan Wang belum sadar dari komanya maka saya akan mengelap tubuhnya agar tidak kaku." Jelas suster.

"Apakah aku boleh melakukannya suster?" Tanya Zhan tak yakin.

"Anda ingin melakukannya?"

Zhan mengangguk cepat. "Iya, apakah boleh?"

"Tentu saja boleh." Suster itu tersenyum ramah.

Zhan segera mencelupkan handuk kecil ke dalam baskom berisi air hangat lalu memerasnya, ia kemudian mengelap seluruh permukaan tubuh Yibo yang terbuka, seperti wajah, tangan lalu kaki.

Saat sapuan tangannya sampai di bibir pucat Yibo xiao zhan menghentikan gerakannya, bibirnya terkatup rapat, ia ingat bagaimana bibir pucat itu dulu selalu mengucapkan kata cinta untuknya berulangkali, kini bibir itu tampak pucat dan tertutup rapat, sepi....tak ada lagi yang membisikan kata-kata cinta untuknya seperti yang biasa Yibo lakukan dulu.

"Kapan kau akan bangun? Aku merindukanmu...." Bisik Zhan teramat lirih.

Tak lama kegiatan Zhan selesai, suster sudah mengecek kondisi Yibo lalu segera undur diri untuk melanjutkan pekerjaannya yang lain.

Zhan melirik ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul delapan pagi, sebentar lagi nyonya Wang pasti datang untuk menjenguk Yibo, ia harus segera pergi, bukan ia takut berhadapan dengan wanita itu, ia hanya tak ingin membuat keributan disana, ia tak ingin kondisi Yibo memburuk jika mendengar kata kata buruk dari nyonya Wang untuknya.

"Maaf, aku harus pergi, nanti malam aku datang lagi." Bisik Zhan membenahi letak selimut Yibo. "Sampai jumpa..." Lirihnya sendu.

Grepp

Tubuh Zhan langsung membeku merasakan cekalan pelan di pergelangan tangannya, ia menatap kearah pergelangan tangannya yang ternyata di cekal oleh Yibo.

"Kau sudah bangun!" Ucap Zhan kaget sekaligus senang, namun saat tatapannya beralih ke wajah Yibo ia kembali menelan pil pahitnya, Yibo masih setia memejamkan matanya.

"Zhan....jangan pergi...." Gumam Yibo dalam tidurnya.

Hati xiao zhan semakin berdenyut perih, sebesar itukah luka yang Yibo alami karena dirinya.

"Aku janji, nanti malam aku datang lagi, sekarang giliran bibi wang yang menjagamu." Ucap Zhan pelan berharap Yibo mendengarnya, ia melepaskan cekalan Yibo dari tangannya, ia tersenyum miris, keadaan Yibo berantakan karena dirinya.

I Was Better Fine AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang