empat

764 113 16
                                    

Wherever i Will go

You stay in front of me

I take your name more than i breathe

I smile in your eyes

Whenever you feel pain

I Will have half




Yibo menghela nafasnya, menatap nanar layar ponselnya yang padam, berulang kali ia mencoba menghubungi nomor ponsel Zhan yang sama sekali tidak aktif sejak kemarin, tepatnya sejak ia pulang dari rumah sakit Zhan sama sekali tak menampakkan batang hidungnya lagi.

Kalau saja ia tak di kurung ibunya mungkin ia sudah pergi mencari xiao zhan ke apartemen pria itu.

Ceklek

Hangeng masuk, kebetulan pria itu datang di saat yibo membutuhkan bantuannya.

"Kau kenapa?" Hangeng menghampiri Yibo yang tampak putus asa.

"Aku tidak bisa menghubungi xiao zhan." Yibo memelankan suaranya, ia tak mau ibunya mendengarnya.

Hangeng memberikan sebotol air mineral untuk Yibo, ia duduk di tepi ranjang. "Heechul menghubungiku semalam."

"Apa yang dia katakan?" Yibo yakin kalau ibu tiri Cinderella itu tahu sesuatu tentang Zhan.

"Xiao Zhan sudah pergi." Lanjut Hangeng tidak tega melihat wajah pucat Yibo berubah sedih.

"Pergi kemana, kenapa kalian tidak mengatakannya padaku semalam?" Cecar Yibo marah, ia tanpa sadar menarik kerah kemeja Hangeng.

"Semalaman suntuk bibi menemanimu disini bagaimana mungkin aku mengatakannya padamu, bibi pasti akan memarahiku." Jelas Hangeng, ia tahu bagaimana kebencian bibinya pada xiao zhan.

"Aku tidak peduli ibu marah atau tidak, xiao zhan sebatang kara disini bagaimana mungkin kalian membiarkan xiao zhan pergi begitu saja!" Seru Yibo semakin marah, ia khawatir pada Zhan.

"Itu keputusannya, dia ingin menjauh darimu supaya kau dan ibumu bahagia." Hangeng mengerti perasaan Yibo seperti apa saat ini tapi ia juga tak menyalahkan keputusan xiao zhan yang memilih pergi dari sisi yibo, semua karena hubungan darah diantara mereka berdua.

"Tapi aku tidak mengizinkannya pergi dariku! Aku tidak akan pernah melepaskan xiao zhan sampai kapanpun, tidak peduli ibu melarangku sekalipun, bila perlu aku akan menikahi xiao zhan secara paksa agar aku bisa bersamanya selamanya!" Tandas Yibo berapi-api, ia tak akan pernah melepaskan xiao zhan.

"Kau gila!" Hardik Hangeng yang kaget mendengar ucapan Yibo barusan.

"Aku sudah gila karena xiao zhan, aku sangat mencintai xiao zhan!" Tukas Yibo sungguh-sungguh.

"Tapi dia adikmu!" Tekan Hangeng.

"Aku tidak peduli dia adikku atau bukan, yang aku tahu kalau aku sangat mencintai xiao zhan!"  Yibo sungguh-sungguh mengatakannya Hangeng bahkan tak menemukan titik cela kebohongan di dalam netra gelap Yibo.

"Apa yang akan kau lakukan setelah ini?" Hangeng memilih mengalah, ia sangat mengerti perasaan Yibo untuk xiao zhan, tidak ada yang salah jika sudah mengenai cinta.

"Aku akan mencari xiao zhan sekarang." Putus Yibo, ia beranjak dari tempat tidurnya, meraih kunci mobilnya yang tergeletak di atas meja nakas sisi ranjangnya.

"Aku ikut." Hangeng menyusul Yibo.

Yibo tak menjawabnya dan Hangeng menganggap diamnya Yibo sebagai jawaban ya.



I Was Better Fine AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang