1

0 0 0
                                    

MIRA POV

     "Hah!"aku menarik nafasku panjang setelah sepuluh menit berendam di bathtub. Namun aku selalu berdecak kala ingatan tentang kejadian semalam terus terulang.
    Apakah aku akan kuat kedepannya nanti? . Haruskah aku membunuh janin yang tak bersalah ini, atau membiarkan janin ini hidup dan menghancurkan hidupku nanti. Masih banyak pertanyaan yang terus melintasi kepalaku dan itu hanya membuatku bernafas pasrah.
     Aku bangkit, lalu memakai pakaian yang aku siapkan tadi. Tidak mewah dan tidak terlalu terbuka,hanya baju yang sedikit crop,serta rok plisket yang hanya sepanjang lutut.
     Kini aku berdiri di hadapan cermin, menatap sendu diri yang mungkin akan hancur dalam hitungan waktu.
     Aku tak bisa menangis dan entah sampai kapan aku seperti ini. Iri rasanya jika melihat orang yang menangis, tapi semenjak aku tak bisa menangis, aku menjadi wanita tegar Dimata orang banyak.
     Aku melapisi kulit wajahku dengan make up yang aku bawa dari rumah.ya, walaupun hanya menggunakan bedak, maskara, dan liptint seadanya, aku tetap terlihat cantik. Jadi, aku pede aja.

        TOK TOK TOK

     Aku mengukir senyumku, melatih bibirku untuk bersandiwara di depannya nanti. Aku melangkahkan kakiku sedikit tertatih karena masih merasakan sakit dibagian intiku.
     Seorang pria dengan rambut yang berantakan muncul di hadapanku. Aku menatapnya lekat. Hidung mancung, serta alis tebalnya membuatku mematung seketika. 'Gak, seharusnya gue benci sama dia. Oke kita mulai sandiwaranya.' Gumamku dalam hati, diikuti gelengan kepala untuk menyadarkan lamunanku.
     Alexander Magantha.ia menatapku kembali, membuatku menunjukan senyum palsu yang sempat luntur. Alex menatapku dari atas hingga bawah dengan tatapan heran. Ia mendekati ku. Aku menelan Saliva ku susah. Apa seperti nya gue sedang radang?
     Alex membelai rambut ku seraya menatap ku.
   "Hei, ini di Bandung dan ini masih jam lima pagi. Kenapa kamu udah serapih dan secantik ini ,hah?". Tanyanya seraya mengalihkan tangannya ke pinggang ramping ku. Tunggu, ga salah dengarkan? Kamu? Kemarin lo-gue.
   "Udah rutinitas aku dirumah sweet heart". Ucapku seraya melingkarkan kedua tanganku di tengkuk Alex yang tidak terlalu tinggi. Sepertinya aku ingin muntah ' ah, kenapa harus ikut-ikutan ngomong aku-kamu, ditambah sweet heart lagi. Weeekkkk'.  Pekik ku dalam hati dan sebisa mungkin aku menahan ekspresi senyumku agar tidak luntur.
   "Ternyata gue ga salah nyewa". Ujar Alex membalas pelukanku. Dasar ga konsisten, tadi ngomong aku-kamu, sekarang lo-gue.
     Aku membawa Alex keluar dari area kamar mandi hingga berhenti di dekat ranjang dalam posisi yang sama. Aku menarik tengkuk Alex dan mengecupnya singkat.
     Lalu aku melepaskan pelukannya perlahan dan begitupun sebaliknya. Aku tersenyum kala melihat ekspresi kaget yang ditampilkan Alex.
   "Yaudah sana mandi!. Aku mau beresin kegaduhan yang kita buat semalam. Sehabis itu aku mau ke rooftop hotel mau nikmatin sunrise sendirian". Tukas ku seraya mendorong tubuh Alex agar kembali masuk ke kamar mandi.

                          *************

     Mira menarik nafas panjang untuk yang ke sekian kalinya. Merasa bosan dengan Alex yang tak kunjung datang. Mira membuka ponselnya, lalu ia memilih untuk melihat-lihat beranda instagramnya yang berisi K-Pop semua.
     Dirinya begitu menyukai artis-artis dari tempat asalnya.tapi, terkadang ia juga membenci tempat asalnya jika teringat masa kelamnya yang sangat ....... Sadis.
     "Mira!". Panggil seseorang dengan suara beratnya.mira menghentikan pencahariannya,lalu ia mengedarkan pandangan mencari asal suara yang begitu familiar baginya.
     Benar dugaannya,ia Alex yang kini tengah berdiri di belakangnya,dengan rambut yang tertata rapih,serta pakaian sederhananya yang memberi kesan cool boy padanya.
     Alex menatap Mira panas.
     Apa dia marah?tapi kenapa coba?
     Mira menelan Salivanya susah.lalu ia tersenyum, menncoba untuk menghapus rasa gugupnya.
     Alex menautkan alisnya seraya menarik kursi di samping Mira dan duduk tanpa menjauhkan pandangannya dari Mira.
     "Kenapa senyum?" Tanya Alex,bukan dengan nada marah melainkan Alex bertanya dengan nada yang lembut, membuat Mira ikut menautkan alisnya.
     "Kamu ga marah?" Tanya Mira sambil menatapnya aneh.
     "Marah? Ngapain marah, malah seharusnya aku bersyukur, karena kamu udah nyiapin aku baju, pesenin aku makanan sebanyak ini,terus udah mau nungguin aku yang padahal lama banget buat siap-siap." Ujar Alex seraya mengusap kepala Mira.
     Mira masih menatapnya tak percaya. Bukannya Alex menatapnya dengan tatapan marah?, Tapi, kenapa tadi ia menatapnya seperti itu.
     Alex tersenyum. Astaga, kenapa senyumannya manis banget ?, 'kan jadinya Mira suka sama Alex. Bikin rencana yang udah dibikin gagal aja.
     " Yaudah, berhubunga makanannya udah Dateng,sekarang kita makan dulu. Nanti aku mau ngomong sesuatu sama kamu." Titah Alex membuat Mira hanya mengangguk pasrah. Tapi Alex mau ngomong apa ya?.
     Mira menyuapkan makanannya sesekali melirik Alex yang masih membaca ritual berdo'anya, dengan mengepalkan kedua tangannya seraya melafalkan sesuatu.
      Mira tak aneh dengan kejadian ini. Karna sebelumnya pun banyak yang seperti itu. Tapi Mira juga merasa muak dengan ritual-ritual ga berguna ini, kenapa banyak sekali manusia yang mau di atur-atur oleh yang namanya 'tuhan'.
     Mira telah menghabiskan makanannya terlebih dahulu,lalu meminum minumannya.baru beberapa kali telan, Alex membanting sendoknya di atas meja membuat Mira tersedak sebab tingkahnya. Alex terkekeh pelan.
     "Maaf, maaf." Mira hanya berdecak untuk menjawabnya.
     "Oh, iya. Tadi aku bilang'kan kalo mau ngomong sesuatu." Mira menatapnya serius, menanti kelanjuta Alex.
     "Gak usah serius banget mukanya. Aku cuma mau bilang kalo nanti siang kamu aku ajak belanja di mall." Ujar Alex yang kini berhadapan dengan Mira.
     "Emang kita akan pergi ke pesta?"
     "Iya, nanti malam kita pergi ke pesta."
     "Pestanya kayak gimana?" Mira mendekatkan kursinya agar terdengar jelas. Membuat Alex menyubit gemas pipi Mira yang sangat chubby.
     "Kamu ternyata bawel ya? Nanya muli dari tadi." Mira menunjukan Gigi-giginya yang memiliki satu gingsul di taringnya. Namun seketika Berubah melengkung sepirti. Anak kecil tak di beri balon.
    "Aku ga mau pergi, kalo kamu ga jawab semua pertanyaanku." Titah Mira, entah dari kapan Mira terbiasa dengan sebutan aku-kamu. di tambah, sikapnya yang mendadak manja dan mudah ambek. Apa ini termasuk dari rencananya?. Alex menghela nafasnya, menahan rasa gemasnya pada Mira. Mungkin sebentar lagi ia akan melahap pipinya, atau bahkan bibirnya.
     "Iya, aku jawab. Pesta ulang tahun sepupu aku. Kevin. Nanti kamu bakalan jadi pacar aku di sana." Ucap Alex seraya menggenggam tangan Mira, membuat sang empu hanya mengangguk.

the angel tempterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang