A PLECAT [M]

03.

Kasih Vote dulu!

•

•

•

"Jisoo eonnie?"

Rose?

Kedua pasang netra cantik itu kembali bersirobok, setelah tujuh tahun lamanya. Napas yang sama-sama tercekat, jantung yang juga berdebar amat kencang, saling merasakan keterkejutan yang luar biasa di hati.

Detik itu pula kilasan memory kembali terekam pada masa lampau keduanya yang begitu menyesakkan, dan menyakitkan.

"Ini tidak seperti yang kau bayangkan ..."

"Cukup Kim Taehyung!" Mendorong pria di hadapannya dengan seluruh tenaga yang tersisa. Napasnya naik turun, tak terkontrol karena amarahnya tengah membludak. "BERENGSEK!!" teriaknya saat pria itu kembali mendekat menyentuh pundaknya. "Jangan menyentuhku bajingan!"

"Jisoo-ya kumohon, aku bisa jelas ..."

'PLAK'

"Apalagi yang akan kau jelaskan?! Ini semua sudah sangat cukup membuatku jelas!"

"Eonnie ini tidak ..."

"DIAM!" Kini tatapannya beralih pada wanita yang tengah berdiri di belakangnya, memegang gelas dengan pakaian yang cukup sekali meyakinkan bahwa diantara keduanya memang telah terjadi sesuatu.

Diliriknya wanita itu, menatap seluruh perawakannya yang hanya mengenakan kemeja putih kebesaran, dengan dua kancing atas yang terbuka, bahkan terlihat jelas, bahwa wanita itu tak mengenakan celana dalam.

Kemudian ia tersenyum hambar, dengan keadaan tubuh yang bergetar. Bukan bergetar karena menahan tangis, melainkan emosinya yang sudah sangat-sangat memuncak. "Apa kau senang sekarang?" tanyanya dengan sarkas pada wanita itu.

Namun Rose, wanita berambut blonde yang dimaksud enggan menjawab. Ia hanya menundukkan kepala di posisinya seperti tengah merasa bersalah.

"Apa kau senang setelah tidur dengannya? JAWAB AKU BERENGSEK!"

"JISOO-YA KUMOHON HENTIKAN!" Suara keras yang berasal dari pria yang ternyata adalah sang calon suami, membuatnya dengan cepat mengalihkan pandangan ke arah pria tersebut.

Hening beberapa detik.

Kemudian suara ketukan dari heels berwarna merah cerah yang dipakainya, begitu nyaring terdengar di tengah keheningan yang menerpa. Hingga langkahnya berhenti tepat di hadapan pria itu ; pria yang sangat dicintanya, namun mengkhianatinya.

"Pernikahan kita, batal!"

Tanpa disadari, dengan kurang ajarnya air mata yang berharga itu kembali menetes, saat ingatannya kembali ke kejadian tujuh tahun lalu yang berhasil menghancurkan seluruh hidupnya.

Segera dihapusnya dengan kasar tetesan air yang membahasi kedua pipi mulusnya itu. Kemudian ditatapnya lagi wanita yang ternyata kini sudah berdiri, menyisakan jarak sekitar satu meter di hadapannya.

Wanita itu tersenyum padanya. Roseanna Park.

Kim Jisoo, ia pun berniat membalas senyuman itu, karena merasa, meski wanita itu pernah menjadi penyebab hancurnya kehidupannya dahulu, namun ia telah memaafkannya.

Ya, memaafkan, tapi tidak melupakan.

Dan saat bibirnya baru saja akan membentuk sebuah senyuman balasan untuk wanita di hadapannya, fokusnya seketika teralihkan pada seseorang yang tengah berjalan di belakang wanita itu. Seseorang dengan kaos putih polos lengkap dengan topi hitam yang menutup setengah rambut ikalnya.