Weekday - 6

402 58 33
                                    

hay.. nungguin ya? haha

bacanya sambil komen skuy, gue demen baca komen kalian

let's go..

.

.

.

.

.

.

"sayang sini.."

Sunoo berteriak sembari melambai-lambaikan tangannya ke arah Jay yang berada cukup jauh di belakangnya.

Lelaki itu tengah memegang ponselnya sembari berjalan sejak tadi guna berbalas pesan singkat dengan pujaan hatinya, siapa lagi jika bukan Jungwon. Mereka tengah membuat janji untuk bertemu malam nanti.

Mendengar suara teriakan Sunoo membuat Jay tersadar dan cepat-cepat memasukan ponselnya ke dalam tas kembali untuk kemudian berjalan menghampiri si manis yang tengan menunggunya di depan antrean wahana kora-kora.

"Lama banget.. dari tadi main hape mulu. Chat sama siapa sih?" Omel Sunoo setibanya Jay disampingnya.

Jay tersenyum kemudian menepuk-nepuk pelan puncak kepala Sunoo.

"Biasa, dosbing kok. Nanti malam ada atur jadwal buat bimbingan laporan" Pungkas Jay.

Sunoo tersenyum kemudian mengangguk-angguk tanpa menaruh rasa curiga sama sekali. Ia kemudian menautkan jemarinya pada Jay.

"Padahal pengen sama sayang sampe malem. Tapi kamunya sibuk" Keluh Sunoo sembari mengerucutkan bibirnya. 

Jay menatapnya lembut masih dengan senyuman yang sama.

"Maaf ya.. Kondisinya begini memang"

Sunoo menggelengkan kepalanya lucu. "Nggak apa-apa. Udah di temenin selama hari libur aja udah seneng kok!"

"Bagus kalo kamu seneng"

Sunoo terkekeh disaat Jay mencubit kecil sebelah pipi tembamnya.

"Aku mau naik ini!" Tunjuk Sunoo ke arah kora-kora yang tengah berayun ke kanan dan ke kiri.

Jay langsung memegang perutnya yang terasa seperti bergejolak karena mual.

"Ya-yakin?" Tanya Jay yang memang sebenarnya memiliki phobia ketinggian.

Sunoo menjawabnya dengan sebuah anggukan mantap. "Iya.. seru tau.."

Jay hanya bisa mengusap wajahnya kasar karena terlalu gengsi untuk mengaku.

"Ya-yaudah deh" Jawabnya terpaksa.

Setelah sekian lama mengantri, akhirnya giliran mereka tiba juga.

Jay berniat berebut dengan penumpang yang lain untuk duduk di barisan tengah, karena pada posisi itu ia tidak akan tergerak terlalu tinggi. Namun sial, Sunoo sudah lebih dahulu menariknya untuk duduk pada barisan paling ujung sekaligus di tempat yang paling belakang. Yang mana tempat itu nantinya yang akan berada pada titik paling tinggi saat bergerak.

Tubuh Jay nampak kaku sekaligus tegang. Tangannya menggenggam erat besi pegangan. Sunoo yang melihat ekspresi Jay hanya bisa tertawa. Dipegangnya punggung tangan Jay yang rupanya telah menjadi sangat dingin. Kembali ia terkekeh.

"Nggak apa-apa sayang.. Ini aman.."

Jay menoleh ke arah Sunoo kemudian tersenyum canggung karena merasa malu telah ketahuan.

'aman sih aman.. tapi tingginya..' batin Jay

Baru saja ia mengatur pernapasannya, mesin kora-kora mulai bergerak. Perahu itu mulai bergerak perlahan seiring dengan suara para penumpang yang nampak menyeruak karena gembira, kecuali Jay yang hanya terdiam kaku sembari semakin mengeratkan pegangannya pada besi pegangan.

Dua Hati Satu Cinta (JayWonSun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang