1

30 2 1
                                    

Happy reading!!

Follow:
Ig:@wp.zvana_29
    @kang.raejae_

TT:wp.zvana_29

Malam yang begitu gelap,tanpa adanya bintang yang menghiasi langit di atas sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Malam yang begitu gelap,tanpa adanya bintang yang menghiasi langit di atas sana. Bulan dan bintang pun tak sekalipun menampakan sinar yang selalu menghiasi langit, karena tertutupi oleh Awan-awan tebal di atas sana, Guntur dan petir seperti saling mengadu kekuatan, menandakan hujan akan tiba.

Di sebuah kamar bermuasa abu-abu hitam,terdapat seorang pria muda tengah terlentang di atas tempat tidur nya,matanya terus menatap langit-langit kamar miliknya, entah apa yang di pikirkan hingga suara ketukan pintu dari luar pun tak terdengar olehnya.

Ketukan pintu dan suara seseorang dari luar terus terulang, tetapi tetap masih belum menyadarkan lamunan pria itu.

Hingga suara dari luar sudah tak terdengar lagi, setelah nya suara deringan handphone yang berada di samping pria tersebut,baru menyadarkan dari lamunannya yang begitu lama.

Tangan pria itu meraih handphone miliknya,dan melihat siapa yang berani beraninya mengganggu' dirinya itu.

Bunda is calling...

"Hemm?!" Pria itu berdehem dengan raut wajah yang tidak bisa di tebak

"Kamu ini!, kemana saja? Kenapa Bunda dari tadi memanggil tidak menyahut,hah?" Ucap Bundanya dari sebrang sana, pria muda yang mendengar kan ocehan bundanya pun sedikit menjauhkan ponsel miliknya dari telinga.

"Maaf, Bunda. El baru saja selesai mandi." Balas El, memang sebelum terlentang di kasur tadi El sempat membersikan tubuhnya.

"Ya sudah, setelah ini turun dan makan malam."

"Okey." Setelah mengatakan kalimat singkat itu ia mematikan sambungan secara sepihak

Yah pemuda itu adalah Michael Galara

El bangun dari posisinya ,dengan kesel dia mengusap wajahnya dengan kasar,dan menghembuskan nafas beratnya.

Ia beranjak dari duduknya berjalan menuju lemari miliknya, mencari kaos yang akan ia pakai.

Sungguh pria itu sangat sangat tidak ingin makan malam bersama orang yang selama ini tidak ia sukai, jika bukan karena ibunya ia tidak akan mau makan malam bersama.

Setelah memaki kaosnya El pun berjalan menuruni tangga menuju meja makan yang dimana di sana sudah terdapat ibunya yang sedang menyiapkan makanan di bantu oleh BI Inah,juga ayahnya yang sedang duduk bersiap akan makan.

"El, sudah mandi kamu nak?" Ucap sang ibu saat melihat putrannya dari arah tangga

"Sudah Bunda" jawab El

"Ya sudah sini duduk, bunda sudah masakan makanan favorit mu." Kata ibunya seraya menaruh lauk di atas piring sang suami

"Bagaimana kabarmu, El?" Tanya pria paruh baya itu tiba-tiba membuka suara

El melirik ke asal suara seraya menarik kursi yang akan ia duduki dan berkata "Baik." Ucapnya singkat

"setelah makan ada yang ingin papah bicarakan padamu!" Ucap papahnya dengan datar menatap anaknya seperti memperingati

El menjawab dengan sebuah anggukan dan segera akan makan.
Hanya suara detingan sendok yang terdengar di sini sendok dan piring seperti saling mengadu argumen.

Beberapa menit pun mereka selesai makan,dan El yang membersihkan mulutnya dengan tisu.

"Ulah apa lagi yang kau buat di sekolah,El? Hingga ayah di telpon oleh pihak sekolah?" Tanya pria paruh baya, dengan mata yang tertuju pada anaknya,menatap tajam.

Mendengar itu El sedikit tersentak dan langsung mengangkat kepalnya,mata tajamnya tertuju pada seorang pria paruh baya di depannya itu.

Seketika suhu yang berada di ruangan tersebut sedikit mencengkram.

"Saya tidak melakukan hal apapun!" Jawab El menekan setiap kata yang keluar dari mulutnya itu

"Lalu? Siapa seseorang yang memukul anak kapsek di sana hingga masuk rumah sakit jika bukan ulah kamu,El?"tanya pria paruh baya dengan intens.

"Yah memang saya yang melakukan nya. Kau tahu kan, jika saya tidak akan melakukan hal apapun tanpa sebab?" Kata El dengan mata yang masih tertuju pada pria paruh baya itu,dengan alis sebelah yang sedikit di angkat ke atas

"Kau tau, dengan kamu melakukan hal tersebut,membuat papah malu memiliki kamu! Dan Kau juga tau papah tidak pernah mengajarkan kamu memukul sembarang anak orang Ael!" Ucap pria paruh baya itu mulai emosi

"Jika bukan karena anda dan bund, saya tidak akan memukulinya,saya di sini membela anda tapi kenapa? apa yang selalu saya lakukan selalu salah di mata anda"

"SUDAH CUKUP!,KALIAN INI SELALU SAJA BEGINI, TIDAK KAH HARUS MENYELESAIKAN MASALAH DENGAN KEPALA DINGIN TIDAK SELALU DENGAN EMOSI KAN?" Suara bunda pun terdengar setelah diam saja saat di tengah"perdebatan antara anak dan ayah yang sama-sama keras kepala

"Maaf,bunda." Setelah mengucapkan kata maaf pada bunda Ael beranjak pergi meninggalkan ruangan tersebut dan menuju ke arah kamarnya berada

"Anak itu selalu saja begini"kata papah,lalu beranjak dari sana menuju ruangan kerja miliknya

Wanita paruh baya yang masih berada di sana menyeka kristal bening yang keluar dari pelupuk matanya,yups ia menangis.

"Bagaimana jika aku tiada nanti apakah akan terus seperti ini,Tuhan? Masalah kecil saja selalu di besar besarkan." Setelah mengucapkan kata tersebut wanita paruh baya itu cepat cepat masuk ke dalam kamar dan mengambil sebuah botol kecil,mengambil benda kecil berbentuk bulat lalu meminumnya dengan tangan yang bergetar dan air mata yang terus keluar dari pelupuk matanya.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 06, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

my prince saviorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang