11. Bertemu Master Windu

42 8 0
                                    

Suara raungan terdengar di sekeliling. Para Serigala hitam mengepung kami dari segala penjuru, bahkan dari balik pepohonan sekali pun. Kereta kuda rusak parah, dan kudanya sudah kabur dari tadi.

Danemon menurunkan kami perlahan ke tanah. Aku mendarat mantap di atas rerumputan.

"Sial. Dasar Serigala pengganggu!" Paman Ref berteriak marah.Sebagai balasannya Serigala hitam melolong panjang.

"Cih," Paman Ref mengepal tangan.

"Sudah, jangan emosi. Sekarang lebih baik kita berusaha menghadapi mereka," saran Patra.

Beberapa Aholl terlihat hinggap di dahan pohon, mengeluarkan suara khas mereka. Aku bersiap memasang kuda-kuda. Arfi mengepal tinju. Kacamatanya tampak sedikit melorot.

"Kalian bertiga lebih baik berada di belakang. Monster ini bukan lawan tanding kalian," seru Paman Ref.

"Ifa tolong jaga mereka," sambung Patra.

"Baik ayah," Ifa mengeluarkan sihir pelindung.

Patra mengambil pedang di pinggangnya, bersiap kokoh. Paman Ref lebih keren lagi, dia membuka bajunya, membiarkan dirinya bertelanjang dada, memperlihatkan perutnya yang six pack.

Roar! Roar! Roar! Para serigala merangsek maju. Berbondong-bondong menyerang.

Sling! Patra sigap menghalau dengan pedang. Dia melakukan beberapa gerakan menyerang, ke atas dan ke bawah. Seekor serigala tertebas pedang dan tewas seketika.

Plak! Paman Ref menampar telah seekor serigala yang hendak menerkam, melempar tubuhnya ke atas dan menabrak seekor Aholl. Buk! Dia memukul lagi serigala yang menyerang ke samping, lagi-lagi melemparnya ke semak-semak. Tenaga Paman Ref kuat sekali.

Tiga ekor ada yang bergerak ke arahku. Ifa mengangkat tangan, membuat hewan itu melayang ke udara. Aku dan Arfi segera menghajar kawanan serigala itu. Danemon juga turut mengirim serangan. Empasan angin dingin keluar dari mulutnya, membekukan beberapa serigala yang menyerang dari arah belakang. Griffer mengeluarkan percikan listrik merah, dan menyambar seekor lagi.

Mirla berserta Pegasus kecil yang masih lemah berada di antara kami, berlindung.

Pertarungan kami sejauh ini masih baik-baik saja.

Ahull! Ahuuuul! Masalah baru terjadi. Para Aholl mulai menyerang. Serangan bertambah dari udara. Whuusssh! Mereka menyemburkan api, dan Bum! meledak di udara. Patra telah mengeluarkan sihir pelindung, melindungi kami dari ledakan.

"Kelelawar, sialan," ketus Paman Ref.

Beberapa Aholl kembali melancarkan serangan. Semburan api mulai membanjiri angkasa.

"Freezing Dragon Tamer," Danemon mengeluarkan jurusnya.

Hawa dingin menyerembak, menapik api yang hendak membakar kami. Patra bergerak cepat menaiki serigala hitam dan menebas seekor Aholl di angkasa. Kelelawar itu terkapar dengan tubuh berceceran darah hitam.

"Sekarang saatnya menunjukkan kehebatanku," Paman Ref mengeram.

Tubuh Paman Ref bergetar hebat, perlahan kulitnya mulai tumbuh bulu berwarna kuning belang, mirip bulu harimau, serta keluar cakar dari kukunya. Wajahnya Paman Ref berubah seperti seekor harimau buas.

 Wajahnya Paman Ref berubah seperti seekor harimau buas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
THE DRAGON ELEMENT (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang