Berkat teriakkannya barusan.Kini, seluruh pasang mata memusatkan atensi padanya, yang tiba-tiba berdiri dan meneriaki ruang kosong di sampingnya. Termasuk seorang wanita di depan sana yang kini bersidekap dada, dan menatapnya datar.
“Punya masalah apa kamu dengan kelas saya Lee Felix?! Mau gantiin saya di depan?”
Felix menundukan kepalanya dalam, lalu menggeleng pelan. Meskipun ia terkesan tidak pedulian, tapi pantang baginya untuk bermasalah dengan guru di sekolah.
“T-tidak, Miss.”
Miss Alyssa---guru bahasa Inggris mereka--- membenarkan letak kacamatanya, lalu mengeluarkan satu helaan napas. “Kembali duduk, dan fokus!” pungkas Alyssa.
Pemuda itu patuh tanpa bantahan, ia merutuki dirinya sendiri dan juga Minho yang kini tengah menyengir lebar.
Sial! Felix tidak suka jadi pusat perhatian, apalagi jika yang diperhatikan adalah sisi anehnya.
Felix terlalu takut untuk berteman, dia takut mereka akan menolak keanehan yang ada dalam diri Felix.
Jadi sebelum dijauhi, Felix lebih memilih untuk menjauhkan diri.
"Hehe .... Akhirnya lo respon gue, udah gue duga kalo dari awal lo bisa liat gue."
Yang diajak bicara jelas menulikan pendengerannya.
Sedangkan Minho mengangguk-nganggukkan kepalanya, cukup merasa puas dengan usahanya yang membuahkan hasil. “Oke deh, belajar ya fokus, ya, Felix!”
Fokus apanya? Mana bisa Felix fokus, disaat di sisinya ada hantu pengganggu. Namun agaknya, Minho benar-benar serius kala menyuruh Felix untuk fokus, sebab saat ini sosok itu duduk dengan tenang di sampingnya.
‘Ck! Kenapa ga dari tadi sih?’ Felix membatin, ada sedikit rasa lega dalam dadanya.
“Miss!” Seluruh fokus teralihkan pada seorang pria dengan aura mahal yang mengangkat tangannya, jam tangan mewah tampak melekat di pergelangan tangan pemuda yang duduk di baris pertama pojok kanan.
“Yes, Chenle? Do u have any question?” (Kamu punya pertanyaan?)
Zhong Chenle, menggeleng pelan. “Apa Miss gak terlalu baik sama dia?” Ia melempar tatapan sinis ke arah Felix yang berusaha fokus pada bukunya.
“Ah! Zhong Chenle, bocah itu bener-bener, ya!” Minho mulai bergumam.
“Eh dia emang kayak gitu, dari kelas satu sampe kelas tiga gue perhatiin ngga ada perubahan.” Minho memberitahu Felix, setengah berbisik.
“Terus kamu mau saya gimana?” tanya Alyssa.
“Ya seenggaknya peganggu harus dikeluarin, 'kan, Miss? Supaya kita belajar lebih fokus. Nanti dia tiba-tiba teriak kayak orang gila lagi gimana?” cerocos Chenle, menyindir.
Minho memutar bola matanya malas, bahkan sebagian dari merekapun merasa jengah dengan sikap sok nya seorang Chenle, si anak ketua yayasan.
Dia punya segalanya, pengaruhnya jelas besar di kalangan anak-anak, mereka jelas merasa segan pada pemuda itu, tidak ada yang ingin mencari masalah dengan anak yang lahir di keluarga konglomerat.
Sebuah previllage yang luar biasa. Berbanding terbalik dengan Felix yang biasa-biasa saja.
Semua guru bahkan tidak berani macam-macam--Ah, atau mungkin kecuali Alyssa.
“Kalau begitu, Lee Felix dan Zhong Chenle boleh keluar dari kelas saya.”
Chenle memelototkan matanya tak percaya, merasa ada yang salah dengan keputusan yang diberikan gurunya itu. “Kok saya juga, sih, Miss?!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost Friend [Lee Know, Lee Felix]
FanfictionFelix hanya ingin hidup damai, tidak ingin melihat apa yang seharusnya tidak ia ia lihat. Hanya sebatas menjadi bayangan sudah cukup bagi Felix, tapi entah apa rencana Tuhan, hidupnya seolah tidak diijinkan untuk tenang. Kehadiran Lee Minho dalam hi...