Fience (03)

4.7K 145 43
                                    

Selamat menunaikan ibadah puasa buat kalian yang merayakan 🙏☺️





Indonesia

Bela akhirnya tiba di rumah orang tuanya sembari menenteng kue ultah untuk adiknya.

Tok

Tok

Tok

"Bunda! Bela Dateng bukain dong!"

Bela berteriak di depan pintu dengan tangan menggedor gedor. Tak lama pintu terbuka dan wajah ibundanya yang masih cantik terlihat di pandangan bela.

"Astaga bel.... Manggilnya nggak usah teriak triak kali emang hutan"

Bela merenggut bukannya di sambut bundanya malah mengomel. Bela berdecak sebal.

"Ya giman bunda . Kalo nggak teriak suka nggak denger sih"

Bunda bela menggeleng singkat lalu memeluk Putrinya. Bela tersenyum mendapatkan pelukan dari bundanya.

"Lama banget sih kamu baru ke sini. Sibuk banget?" Bunda berujar seraya melepaskan pelukannya. Menatap bela dengan wajah di buat galak.

"Ya nih gimana dong putri bunda kan calonnya orang sukses. Jadi ya sibuk banget"

"Terserah kamu lah bel" ujar bunda dengan sebal.

Bela terkekeh dia masuk ke dalam rumah di ikuti bundanya di belakang.

"Bel itu apaan"tanya bunda melihat bela membawa bingkisan.

Bela berbalik badan "ini... Bun? Ini kue ultah buat gafin "lanjutnya kembali melangkah ke depan.

"Udah lewat kali. Adik kamu marah tuh gara gara kamu nggak datang waktu perayaan ultah nya" sahut bunda sembari duduk di sofa ruang tamu.

Bela duduk di sofa lalu menaruh kuenya di atas meja. Menatap sekelilingnya bela mengernyit saat melihat sebuah kotak besar di meja makan. Berdiri bela melangkah menghampiri kotak besar yang di bungkus dengan sangat cantik. Bela meneliti kotak itu, memutari nya bahkan besar kotak ini melebihi besar tubuh bela.

"Bun? Kotak apaan nih Ko besar banget?"tanya bela.

Bunda mendongak menatap bela dengan dahi mengernyit.

"Apa? Oh kotak itu?. Bunda juga nggak tau, sebelum kamu ke sini ada kurir yang ngirim kotak itu . Katanya sih dari temen cowok kamu bel?"

Bela bingung sejak kapan bela punya temen cowok tajir begini Samapi ngirim barang besar banget?.

"Masa si Bun?.... Ada nama pengirimnya nggak?"tanya bela

Bunda menggeleng singkat .

Bela terdiam menatap kotak besar di depannya dengan bingung. Siapa orang yang ngirim kotak ini?. Bela kembali duduk di sofa menatap bundanya yang memainkan handphonen.

"Tau nggak bund isinya apaan?"

"Enggak bel orang belum di buka . Kamu liat bungkusannya juga belum ke buka kan?"jawab bunda bela tanpa menatap anaknya.

Tak mau ambil pusing bela akhirnya tak bertanya lagi tentang kotak misterius itu. Dia menaiki tangga ke lantai dua rumahnya , tak lupa kue ultah ditangannya.

Membuka pintu berwarna hitam di depannya . Bela masuk tanpa mengetok pintu.

"Gafin?"

Bela memanggil adiknya dia menyusuri kamar tidur gafin yang kebanyakan berwarna monokrom. Menaruh kue ultah di meja nakas bela duduk di kasur adiknya,menunggu kemunculan gafin.

"Ngapain ke sini?"

Bela mendongak menatap adiknya yang ternyata makin ganteng.

"Itu kue ultah. Sebagai tanda maaf gue karena nggak dateng kemarin"ujar bela menunjuk kue ultah di nakas samping ranjangnya.

Gafin menatap kue ultah pemberian bela dengan wajah datar. Menatap kakanya yang masih duduk manis di kasurnya. Gafin mendekat ke arah bela.

"Apaan?"bela bertanya dengan mendongakkan kepalanya saat gafin berdiri di hadapannya.

Sampai sekarang bela masih heran dengan adiknya ini. Padahal keluarganya nggak ada yang mempunyai sifat dingin seperti ini?. Cuman gafin doang.

"Awas! Gue mau tidur siang"ujar gafin dengan wajah datarnya.

Bela terbengong mendengar ucapan gafin. Susah payah dia pergi ke toko kue,membeli kue ultah sebagai tanda maaf darinya. Dengan gampangnya adiknya ini malah mengusir bela dan ingin tidur siang. What the hell!

"Heh! Gue capek capek beli itu kue buat minta maaf sama Lo malah di usir sih"

Bela berdiri menatap gafin yang menjulang di hadapannya dengan wajah sangat sebal.

Mengangkut alisnya. Gafin memasukan kedua tangannya ke dalam saku celananya. Menatap kalanya dengan wajah tanpa ekspresi.

"Hello?...masih hidup kan? Gue nanya itu di jawab bukan diem aja"

Gafin berdecak dia memeluk bela yang hanya sebatas lehernya . Sudah satu bulan dia tak bertemu dengan bela. Salah kakaknya yang lupa tak pulang ke rumah. Niat gafin dia akan mengacuhkan bela tadi tapi melihat perjuangan kakaknya untuk membeli kue itu membuat gafin tak jadi melanjutkan rencananya.

Bela membalas pelukan adiknya. Salah bela juga yang jarang menjenguk gafin.

"Maafin gue dong"

Gafin menunduk menatap wajah bela."mau kakak gimana?"

Bela merenggut sebal dasar kulkas. Bicara aja irit banget.

"CK! Jangan gitu Lo sama gue. Kakak Lo ini bukan temen lo"ujar bela sembari melepaskan pelukannya.

"Dah lah gue pulang yang penting gue dan minta maaf. Jangan kangen ya adik"

Bela melangkah keluar meninggalkan gafin yang hanya diam menatap punggung kakaknya. Handphone gafin bergetar dalam saku, mengambilnya gafin sontak berdecak melihat orang yang menelfon nya.

"Hmmm"

"Udah"

"CK! Sebentar doang !"

"Kakak gue juga kenapa kalo gue peluk?"

"Hmm iya"

"Baru aja pulang . Dia beliin gue kue"

"Hmmm udah bang fience"

"Kapan? Besok ? Ya gue nggak bakal ngomong ke bela"

"Hmmm mau di jemput?"

"Iya bye"

Gafin menutup sambungan. Menatap pintu kamarnya yang tertutup rapat.

"Kak? Bentar lagi dia pulang. Jaga diri Lo ya" gumam gafin

Bandara  internasional Soekarno Hatta indonesia.

" Mari tuan"

Fience mengangguk dia keluar dari jet pribadi nya. Menempuh waktu hingga dua puluh delapan jam membuat tubuh fience lelah. Turun dari pesawat angin kencang langsung menerpa tubuhnya. Berjalan menunju mobil jemputan dengan kawalan ketat para bodyguard.

Fience masuk ke jok belakang . Di ikuti Albert di jok samping pengemudi.

"Albert kita langsung ke tempat bela"ujar fience .

"Baik tuan"

Fience menatap jalanan dia sudah tidak sabar bertemu gadisnya.

"Finally I will see your face baby. I really miss you"










TBC

Gimana?
Lanjut?

Jangan lupa untuk vote dan komennya ❤️❤️❤️❤️

Tertanda
Deas

FIENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang