Keysha pulang setelah melaksanakan Shalat tarawih di kampung sebelah, ingin segera tidur setelah seharian beraktivitas di luar rumah yang cukup menguras tenaganya. Tapi ketika ia berjalan melewati ruang keluarga, ia bertemu dengan Papa dan Mama tirinya yang sedang duduk berdua.
"Dari mana saja kamu? Jam segini baru pulang!"
Suara Pak Aditya terdengar penuh emosi. Ia sudah benar-benar tidak tahan dengan kelakuan anak semata wayangnya yang selalu pulang malam. Dia anak perempuan, tapi gaya dan kelakuan mirip laki-laki. Keysha namanya. Cantik, Tinggi, putih dan sederhana. Suka mengendarai motor besar dan temannya pun banyak laki-laki.
Ini bukan pertama kali ia di marahi oleh Papanya, dan sudah menjadi makanan sehari-hari baginya. Jadi, ini merupakan hal biasa baginya dan ia selalu menanggapi kemarahan Papanya dengan cuek. Tak ingin beradu argument dengan sang Papa, yang akan membuat suasana semakin panas. Seperti biasanya, ia berjalan meninggalkan Pak Aditya hendak menuju kamar.
"Mau ke mana kamu? Papa belum selesai! Orang tua bertanya itu di jawab!"
Langkah Keysha terpaksa berhenti, ia pun mengepalkan tangannya. Menggertakkan gigi sembari memejamkan mata."Semakin hari kamu semakin keterlaluan! Tidak sopan dan tidak punya moral!" Suara Pak Aditya semakin meninggi.
"Papa jangan terlalu keras pada Keysha. Kasihan dia, setiap malam selalu di marahi." Seorang wanita yang merupakan Mama tirinya terlihat berusaha menenangkan Pak Aditya dengan suara lembut seraya mengelus lengan suaminya. Dan hal itu membuat Keysha jengah. Ia sangat membenci Mama tirinya, karena menurutnya Ibu tirinya itu telah merebut Papa darinya. Semenjak Ibu kandungnya meninggal, hanya Papanya lah yang menjadi tumpuan hidupnya. Tapi semenjak Pak Aditya menikah lagi, waktu pria itu berkurang dan membuat Keysha merasa tersisihkan. Karena alasan itulah yang membuat Keysha jarang berada di rumah dan memilih untuk menghabiskan waktunya bersama teman-teman di luar.
"Jangan bela anak ini, Ma! Dia sudah sangat keterlaluan! Dia tidak pernah menghargai aku sebagai Papanya! Dia selalu bertindak semaunya. Papa sudah tidak sanggup lagi menghadapi sikapnya yang semakin hari semakin menjadi." Napas Pak Aditya naik turun, emosinya sudah sampai ubun-ubun.
"Terima kasih Tante, sudah membela saya." Ucap Keysha dengan senyum. Miranti, Ibu tirinya terkejut. Ia tak menyangka jika anak tirinya ini mengucapkan kata ajaib itu padanya. Matanya memandang suaminya dengan heran.
"Saya cukup terharu, tapi itu tidak perlu." Lanjutnya. Senyum yang semula terbingkai di wajahnya, kini lenyap. Berganti dengan wajah dingin tanpa ekspresi. Bahu Ibu tirinya merosot ke bawah, ia berpikir jika ini awal yang baik karena ia kira Keysha mulai menerimanya. Tapi nyatanya ia keliru.
"Keysha!" Bentak Pak Aditya. "Kamu benar-benar keterlaluan!"
"Salah lagi, Pa?" tanya Keysha dengan malas.
"Jelas kamu salah! Percuma Papa menyekolahkan kamu di sekolah elite. Di sekolah ternama di kota ini! Apa kamu mau Papa masukkan ke pesantren? Biar kamu belajar lagi tentang tata Krama!"
Wajah Keysha semakin dingin.
"Lakukan apa pun yang papa mau!" ujarnya seraya melangkahkan kakinya menuju kamar. Ia ingin segera mandi untuk menyegarkan tubuhnya beserta otaknya yang panas."Papa belum selesai!" Teriak Pak Aditya.
"Apalagi, Pa? Aku harus masuk pesantren? Oke, lakukan saja sesuai kemauan Papa!" erang Keysha prustasi.
"Papa mau kamu menikah dengan Gus Al, anak Pak Kyai Yusuf!" Ujar pak Aditya dengan lantang.
"Apa?" Teriak Keysha tak percaya. Ia berjalan mendekati Papanya dengan tergesa.
"Apa kamu tidak dengar? Kamu harus menikah dengan Gus Al! Titik!"
"Tapi, Pa..."
"Tidak ada kata tapi! Kamu harus menerima perjodohan ini dan tidak di izinkan menolak!"
"Pa... Kuliah Keysha belum selesai. Lagi pula Keysha masih terlalu muda untuk menikah! Keysha tidak mau Pa!"
"Jadi yang kamu mau apa? Keluyuran setiap malam terus hamil, kamu baru mau menikah?"
"Papa...! Keysha tidak mungkin seperti itu! Apa papa pikir Keysha semudah itu berhubungan dengan seorang pria sampai hamil!" teriak gadis itu histeris. Ia tak percaya papanya bisa berpikir seperti itu.
"Bagaimana papa tidak berpikir seperti itu, sedangkan setiap hari kamu kumpul sama laki-laki. Gaya amburadul! Bikin malu saja!" Pak Aditya sangat emosi, terlihat jelas urat-urat lehernya yang menegang. Pria itu sudah kehabisan akal menghadapi kelakuan anaknya yang menurutnya sangat memalukan.
"Pokoknya kamu harus menikah dengan Gus Al. Tidak ada penolakan dan masalah kuliah, kamu masih bisa melanjutkan meski kamu sudah menikah!" keputusan Pak Aditya sudah mutlak dan tak bisa di bantah. Ia sangat yakin dengan keputusan yang ia ambil. Ia percaya, anak kiai itu bisa menjadikan Keysha lebih baik.
"Papa hanya bercanda, kan?" Keysha memandang Pak Aditya dengan tak percaya.
"Papa tidak pernah main-main dengan ucapan Papa," ujar Pak Aditya dengan tegas.
"Kenapa, Pa?"
"Demi kebaikan kamu. Papa tidak mau menanggung aib nantinya!"
"Astaghfirullah,Pa. Apa karena Papa sudah tidak mau di bebani lagi oleh Key sehingga Papa melimpahkan tanggung jawab kepada orang lain?"
"Papa sudah tidak tahan dengan kelakuan kamu! Papa yakin, kamu bisa berubah setelah menikah dengan Gus Al!"
Pak Aditya beranjak meninggalkan Keysha yang masih sok. Ibu tirinya mengekor di belakang suaminya dengan tatapan bingung. Pasalnya ia pun tak mengetahui hal ini. Keysha hanya menatap punggung kedua orang itu dengan nanar, matanya memanas. Ada banyak air mata yang berdesakan ingin keluar. Ia mengangkat kepalanya untuk menahan air mata yang sebentar lagi akan jatuh.
"Lo harus kuat Key..." ujarnya dalam hati. Gus Al, ia mengenal pria itu. Seorang ustaz muda yang merupakan anak dari seorang Kyai di kampung sebelah. Wajahnya tampan, tapi terkesan dingin dan kaku. Jarang berbicara dan terlihat sangat cuek. Keysha dan temannya menjulukinya sebagai Gus Es karena sikapnya yang amat dingin. Keysha tak bisa membayangkan jika kelak akan di nikahi Gus Es itu. Pernikahan seperti apa yang akan ia jalani nantinya? Keysha tak pernah menyangka sebelumnya jika ia harus menikah dengan Gus Es itu.
Keysha menarik napas seraya memejamkan mata, ia masih tak percaya dengan semua ini. Ia berjalan menuju kamar dengan perasaan tak menentu. Gadis itu menaiki anak tangga dengan perlahan, dengan pikiran yang bercabang dan hati yang tak tenang. Haruskah ia menerima pernikahan ini? Oh God... Apalagi ini?
#ramadhan
Samuderaprinting
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak di nikahi Gus Es
RomanceApa jadinya gadis tomboi dan urakan jika di nikahi seorang anak kyai yang berkepribadian cuek dan dingin? Keysha tak menyangka hidupnya akan berubah 180derajat di bulan Ramadhan tahun ini. Papanya mendadak menikahkan dirinya dengan seorang anak ky...