Chapter 5 'Never Enough'

137 30 14
                                    

Untuk siapapun yang bertanya kenapa Gio dan Rey bisa datang ke acara yang diadakan Vanya? Tentu karena diajak Feirel. Ingat teman satu lagi yang ikut merintis membuka Caffe saat mereka menunda untuk kuliah? Yup, orang itu Feirel Bastian. Mereka sudah lama tidak bertemu, mungkin sekitar satu bulan lebih karena sibuk dengan urusan masing-masing. Feirel yang dipertemukan dengan Feli di jurusan Ilmu Gizi membuat ia juga dekat dengan teman-teman Feli, berbeda dengan keluarga Rey yang sudah dekat dengan Jovan membuat Rey dan Gio lebih dekat dengan Jovan.

"Diaz kemana deh udah jam segini belom juga nongol" Ujar Feirel entah bicara pada siapa, ia sedang menikmati kacang kulit bersama Rey dan Gio sebelum makanan utama disajikan.

"Bukannya Diaz yang tadi ya? " Tanya Gio bingung. Karena beberapa menit lalu juga ia dikenalkan dengan pemuda berinisial 'D' yang sekarang sedang berkeliaran mencari Wine dilantai atas.

"Bukan, itu Daffa. Emang agak mirip sih, ada satu lagi Diaz. Nanti gue kenalin deh siapa tau bisa nongkrong bareng"

Feirel agak khawatir karena sedari sore Diaz tak membalas pesannya. Tapi lebih khawatir lagi kalau Diaz lupa akan pesanannya, tenggorokannya sudah kering menunggu minuman favoritnya yang ia titipkan.

"Lain kali gue ajak temen beneran gapapa? " Tanya Rey, tiba-tiba ia ingat pada Jeremy dan Jovan.

"Gapapa woy, lebih banyak orang lebih banyak kenalan lebih bagus, siapa emang? " Feirel bukan pemilik acara, tapi ia yakin kalau lebih banyak orang datang akan lebih seru.

"Inget Pa Mahesa temennya bokap gue ga dulu? Kita temenan sama anaknya sekarang, terus ada 1 lagi namanya Jeremy tapi bukan anak kuliah tapi asik ko orangnya" Perjelas Rey. Kalau Feirel berniat mengenalkan ia dan Gio pada Daffa dan Diaz. Rey pun ingin Feirel dan semua temannya kenal juga pada Jovan dan Jeremy.

"Pa Mahesa yang punya RS tempat bokap lo dulu kerja? "

"Iya, nanti deh kita nongkrong bareng, pesen sebanyak apapun pasti ditraktir" Yang dimaksud itu sudah pasti Jovan.

"Pernah ketemu sama gue ga? " Feirel sangat penasaran dengan sosok yang dimaksud Rey itu, akan sangat menyenangkan kalau punya teman yang hobi mentraktir.

"Kayaknya engga deh, ya ga? " Rey meminta pendapat, namun Gio juga mengangkat bahu. Setahunya Feirel tidak pernah bertemu Jovan.

"Namanya siapa? Ajaklah lain kali, pengen kenal gue"

"Jovan, pernah denger ga? "

"Kayak ga asing tapi gatau deh"

Sementara di lantai atas..

"Daf, Feirel dimana sih? Dari tadi ga bantuin mana bawa temen lagi" Semprot Feli pada Daffa yang sedang menyiapkan tempat panggangan.

"Dibawah sama temennya" Jawab Daffa tanpa menoleh, ia sedang sibuk dengan tugasnya.

"Diaz gimana? Udah dateng belom? " Tanya Feli lagi bertubi-tubi.

"Belom, tapi gatau deh kebawah aja tanya Feirel"

"Oke, lo disini bantu ciwi ciwi ya"

Daffa mengangguk patuh, dia memang paling penurut, mungkin hanya pemuda itu yang bisa diandalkan sejauh ini.

***

Ditengah obrolan berisik mereka, perhatian Feirel teralihkan dengan kedatangan Feli yang masih jauh tapi sudah terpancar tanduk dari kepalanya. Benar saja, dari tangga saja suara langkah kaki Feli penuh dengan emosi.

"Nah kenalin ini pacar gue" Bukan Feirel kalau tidak menggoda Feli meskipun wanita itu sedang marah.

"Najiz banget ya pacaran sama cowo yang taunya makan doang" Kali ini gombalan Feirel tidak berhasil, ia juga kena semprot bahkan didepan teman-temannya.

BETWEEN HIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang