"Raka! " tania langsung menghambur memeluk pria Yang dirindunya itu, tania sempat ragu karna ia berpikiran jika ia tidak bisa memeluk roh raka, ternyata ia bisa bahkan terasa seperti nyata
"Happy birthday tuan putri" bisik raka lembut seraya mengelus sayang rambut tebal tania
"I am so miss you"
"I know" raka tersenyum di ujung kalimatnya"Rak---"
"Taniaaaaa!!! "
Ucapan tania terhenti kala mendengar suara teriakan tia dan ica Yang sedang berlari kearahnya.
tania mendengus kesal, ada saja pengganggu di saat moment mengharukannya itu, raka terkikik geli melihat ekspresi tania membuat tania melayangkan cubitan di perut raka"Apaan sihh!! " Tanya tania tak santai menatap kedua sahabatnya itu Yang malah terduduk di lantai dengan nafas ngos ngosan
"Nganu.. Itu loh.. Huh huh! " ica berbicara dengan nafasnya Yang tersenggal
"Apaan nganu nganu!! Ngomong Yang jelas" ucap tania tak sabaran
"Awas Lo nyet!! Gue mau bangun ini! " seru tia menepis tangan ica Yang menarik bajunya
"Sellow monyet! "
"Monyet teriak monyet"
Ucapan tania membuat atensi mereka teralihkan dan alam ketololan mereka akhirnya waras juga" tugas pak sugio belum kelar katak! "
Seru tia dan ica kompak di depan wajah tania"Ooo--- hah? Hah? Gimana? " kaget tania Yang semulanya santai tai bebek
" kelamaan Lo ah"
Tia dan ica menarik tangan tania ke perpustakaan guna mengejakan tugas guru kedua killer mereka setelah 'nenek lampir'Tania yang akhirnya sadar dari lamunanya langsung melihat kearah raka Yang masih berdiri tak jauh darinya, tania melambaikan tangannya pertanda ingin berjumpa lagi Yang langsung di balas raka tak lupa dengan senyum khasnya, senyum Yang akhirnya tania lihat kembali.
"I misa you too"
_________________
"Mayatnya tidak ditemukan" ujar seorang pria berpakaian hitam Yang berdiri dihadapan kepala yayasan kampus, pria paruh baya Yang berdiri dihadapannya mendesah pelan sembari memijat pangkal hidungnya.
Kasus tentang pembunuhan putrinya saja belum menemukan titik terangnya, namun kini mayat sang putrinya malah menghilang 10 menit sebelum acara pemakaman kemarin Yang terpaksa ditunda, benar benar membuatnya sedih dan frustasi.
"Perintah seluruh anggota untuk tetap mencari keseluruh pejuru kota! "
Perintah kepala yayasan dingin Yang mendapat setitik keraguan dimata pria berpakaian hitam itu"Tapi... "
"Tugas kalian mencari!! Bukan membatah!! " marahnya menatap nyalang pria dihadapannya dengan mata memerah antara marah dan sedih."Baik tuan" jawab pria itu akhirnya Yang langsung berlalu dari taman, tania Yang semulanya mendengar semua pembicaran itu langsung bersembunyi dibalik semak semak agar tidak ketahuan keberadaannya, nafasnya sempat tertahan karna takut ketahuan saat pria bwrpakaian hitam itu berhenti berjalan, hanya diam mematung sampai akhirnya berlalu dari sana.
"Huftt... Aammmpp!! "
"Diam! "Tania langsung terdiam seketika saat mengetahui siapa Yang membekap mulutnya dari belakang, jantungnya masih berdebar tak karuan karna kaget, tangan raka Yang dingin masih menempel di mulutnya, wajah raka tepat berada di samping wajahnya bahkan nyaris mengenai pipi kanannya, rambut pria itu menjuntai kedepan mengenai ujung mata tania Yang membuatnya berkedip, dan pemandangan itu tak lepas dari tatapan raka dengan jarak sedekat itu
"Lo.... "
"Cantik"
Posisi raka Yang benar benar menjepitnya membuat tania kehilangan oksigen, di tambah lagi dengan penuturan raka yang selalu bisa membuat pipinya bersemu"Rak---"
"Sebentar tan... " lirih raka mulai mengubah posisi tangannya untuk memeluk tania dari belakang, menumpukan kepalanya diatas bahu tania sembari terus menatap ke arah taman Yang sudah sepi itu.bayangan mereka di masa lalu kembali terlihat disana, bayangan bayangan saat mereka bersama bercanda ria dengan sebuah tawa Yang entah kapan akan terciptakan lagi.
Dan bayangan disana tinggal tania sendirian Yang menduduki kursi taman dengan raut wajah sedih, tangannya menyatu seakan sedang menguatkan satu sama lain, dan tak Lama air matanya kian berjatuhan mengenai pipi kanan kirinya, tawanya sudah hilang, senyumnya tak Ada lagi, Karna... Salah satunya telah pergi.
"Apa masih pantas kita seperti dulu tan.. "
Gumam raka Yang menimbulkan sesak di hati tania, segaris senyum hadir disana walau terkesan di paksakan"Bisa raka... "
Kepala raka bergerak kekanan dan kekiri tidak menyetujui ucapan tania, membuat senyum paksa tania kian pudar berakhir dengan menundukkan kepalanya mencoba menahan sesutu Yang ingin keluar dari matanya, kenyataan pahitnya dunia mereka sudah berbeda."Kita berbeda tania" ujar raka akhirnya sembari pelepaskan dekapan eratnya.
Mata tania Yang semulanya memerah kini air matanya sudah membasahi kedua pipinya, tak menyangka jika raka akan berkata seperti itu.
"Raka... "Lirih tania mencoba menggapai tangan raka Yang tak dapat di genggamnya lagi. Ternyata mereka bisa saling bersentuhan jika kedua duanya tak keberatan, tapi jika Salah satu diantara mereka keberatan maka sentuhan itu akan sia sia.
Tania benar benar tidak dapat menyentuh raka walau berkali kali dilakukannya, membuat tangis tania semakin pecah dan berakhir dengan posisi tania terduduk di rerumputan dengan kedua tangannya memeluk lutut, kepalanya disembunyikan disana karna tak mampu melihat raka Yang tak bisa digapainya.
"Lo jahat rak... Lo ninggalin gue, Lo ingkari janji Lo sendiri.. " lirih tania di sela sela tangisannya Yang masih di dengar raka dengan jelas
"Lo jahat---" ucapan tania terhenti tergantikan dengan tangisan Yang semakin kencang saat merasakan tubuhnya di dekap oleh raka, kenapa raka bisa menyentuhnya sedangkan saat tania ingin menggapai raka saja sangat sulit
"Kita beda tan, seharusnya Lo ikhlas.. Biar gue juga tenang perginya" bisik raka di samping telinga tania membuat air matanya tak berhenti mengalir dan hatinya semakin sakit mendengar ucalan raka.
Sangat egoiskah ia sampai membuat raka tersiksa dengan rasa tak rela tania.
Kepala tania menggeleng kuat"Jangan pergi, jangan pergi raka... "
Ya! Tania sepertinya memang sangat egois
Ia belum rela.
![](https://img.wattpad.com/cover/222112688-288-k796556.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightstalker🥀
RandomSANG PENGINTAI MALAM Tania,seorang remaja berusia 19 tahun ini sering melihat penampkan aneh Yang tiap malam mengintai disetip tidurnya.Tak hanya itu,mereka terus saja mengikuti kemanapun ia pergi. Hingga membuat rasa penasarannya muncul dengan sebu...