06. 〣 CANTEEN 〣

138K 14.7K 803
                                    

S.  E.  L.  A.  M.  A.  T
☆ MEMBACA ☆





Rexanne merenggangkan ototnya yang kaku sambil mengucek matanya.  Ia menatap seseorang yang berani melempar buku komik ke wajahnya. Gadis itu langsung berdiri dari tidurnya di lantai.

Lantai? Ya, gadis itu merebahkan dirinya di lantai kelas samping mejanya, sangking ngantuknya. Untung saja les kosong menyapa kelas mereka. Kelakuan anehnya tentu saja membuat heboh satu kelas.

Rexanne melempar dengan asal komik itu ke depan kelas, kemudian berjalan dengan malas keluar kelas untuk mencuci muka.

Lorong terlihat ramai karena bel sudah berbunyi menandakan jam istrahat untuk tiga puluh menit ke depan sudah dimulai.

Rexanne membuka pintu toilet wanita dengan santai. sekumpulan adek kelas yang sedang menggosip sambil bermake up langsung menatap ke arahnya dengan kaget. Mereka langsung berbondong-bondong keluar dengan cepat, meninggalkan Rexanne yang keheranan.

"apa air liurku ke mana-mana?", ujarnya dengan berjalan ke depan cermin.

"cantik-cantik gini kok", gumamnya.

Bunyi benda jatuh dari bilik yang setengah terbuka mengalihkan perhatian Rexanne. Seorang gadis dengan kecamata bulat memegang ponselnya yang terlihat retak. Gadis itu langsung terkejut saat Rexanne menatapnya intens.

"Maida Carlotte"

Ujar Rexanne saat membaca name tag milik gadis yang sedang menatapnya takut-takut.

Rexanne berjalan mendekat dengan pelan membuat gadis yang kerap dikenal dengan nama Maida itu, mundur beberapa langkah.

"lo temannya Irina itu ternyata, atau cuman teman yang ingin memanfaatkan kekuatan keluarga Edwardo untuk melindungi keluarga lo yang terdakwa telah melakukan penipuan besar dalam sebuah keuangan negara?", bisik Rexanne di telinga Maida membuat tubuh gadis itu kaku.

"kamu jangan fitnah aku Rexanne", ujar Maida dengan mendorong tubuh Rexanne hingga mundur beberapa langkah. Gadis berkecamata itu langsung keluar dengan terburu-buru.

Rexanne mengangkat bahu acuh dan menghampiri washthafel, membasuh wajahnya hingga terlihat lebih segar. Gadis itu memperbaiki ikatan rambutnya yang berantakan. Saat Rexanne ingin membuka pintu, pintu itu sudah dibuka lebih dulu dari luar.

"Lo? Lo ngapain di sini?", ujar Rexanne namun sang lawan bicara langsung mendoronganya hingga masuk ke sebuah bilik, mengunci mereka berdua di dalam sana.

"Lo mau ngapain?", ujar was-was Rexanne saat Alaric, sang tamu tak diundang menyudutkannya di sudut.

"Lo kenapa gak mati?"

Rexanne melotot saat kata itu yang ia dengar dari mulut Alaric. Rexanne membalas tatapan datar lelaki itu tak kalah datar juga

"Bajingan sialan! Lo aja yang mati! Gue masih mau hidup jadi holkay", ujar Rexanne sambil menunjuk wajah Alaric yang langsung ditepis dengan kasar oleh lelaki itu.

Alaric memajukan wajahnya sambil mengukung Rexanne dengan kedua tangannya. Rexanne menelan ludah saat melihat otot-otot dan urat tangan Alaric yang terpangpang jelas, saat kemeja putih lekaki itu ia gulung hingga sebatas siku.

Seorang Cessie adalah gadis normal yang sangat menyukai lekaki yang mempunyai otot tangan yang besar, telapak tangan yang besar, dan urat yang menonjol keluar. Menurutnya, itu adalah ciri-ciri pria hot.

"Kali ini apa yang akan lo lakuin sama Irina?", ujar dingin Alaric dengan menatap penuh intimidasi pada Rexanne yang menatapnya tanpa berkedip.

Kalian tau kan, jika gadis itu sudah tidak mengantuk lagi. Jadi sekarang ia berubah menjadi wanita normal lainnya yang tidak bisa melihat seseorang dengan wajah memabukkan itu.

REX-Nya ALA [OPEN PRE-ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang