Let's start."Jen," Panggil Maureen yang baru saja kembali dari kamar mandi.
"Kenapa?" Tanya Rajendra tanpa mengalihkan pandangannya dari handphone.
"Gimana tanggapan lo kalo nanti, gue hamil?" Tanya Maureen sambil berjalan kearah Rajendra.
Namun sebelum mendapatkan jawaban, Maureen buru-buru duduk di samping Rajendra.
Untuk berjaga-jaga, siapa tau Rajendra berbicara tidak mengenakan, Maureen bisa langsung memukulinya.
"Tiba-tiba banget lo nanya begitu," Ucap Rajendra.
"Tiba-tiba aja kepikiran, gimana kalo nanti lo buang anak gue." Ungkap Maureen.
"Gila aja lo, meskipun bikinnya enak tapi gue gak tega kalo harus ngeliat hasil taruhan nyawa lo gue buang gitu aja." Jawab Rajendra kemudian menoleh dan mengecup pipi Maureen.
"Pemikiran lo bagus juga. tapi isi hati orang itu beda-beda, bisa aja lo ngomong begini sekarang terus besoknya lo malah jadi begal." Ucap Maureen dengan pemikiran absurd nya.
"Goblok," Umpat Rajendra membuat Maureen tertawa.
"Papa sama mama katanya mau ikut makan siang disini," Ucap Maureen setelah menghentikan tertawanya.
"Gak usah di masukin," Jawab Rajendra dengan santai.
"Durhaka amat jadi anak," Kata Maureen sambil memukul bahu Rajendra.
Rajendra tidak menjawab, ia hanya terkekeh kecil.
"Gue masak apa ya? buat mereka," Ucap Maureen lagi.
"Udah lah, suruh masak sendiri aja. kalo mereka protes jawab aja 'suruh siapa mau makan siang disini'" Jawab Rajendra sambil kembali menciumi pipi Maureen.
"Orang tua lo punya salah sebesar apaan dah, sampe punya anak nyebelin kaya lo." Kata Maureen sambil mendorong bahu Rajendra agar berhenti menciumi pipinya.
Namun bukannya berhenti, Rajendra malah mendorong Maureen agar perempuan itu merebahkan tubuhnya di sofa yang mereka duduki.
Cup
Cup
Cup
Cup
Maureen menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, untuk menghindari ciuman Rajendra.
"Stop! Stop!" Suruh Maureen dengan suara sedikit kencang.
"Kasih gue alesan kenapa gue harus stop kasih lo ciuman?" Tanya Rajendra sambil mengukung tubuh Maureen.
"Gue mau masak, bentar lagi jam makan siang." Ucap Maureen sekaligus mengucapkan niatnya.
"Ck. Udah gue bilang, suruh masak sendiri aja." Decak Rajendra dengan malas.
"Coba ngomong sekali lagi, biar gue rekam terus kirim ke orang tua lo." Kata Maureen sambil berusaha mengambil handphone miliknya yang berada sedikit jauh dari jangkauannya.
"Eh, gue bercanda gila, sana masak." Usir Rajendra setelah menjauh dari atas tubuh Maureen.
"Takut kan lo."
"Kaga, sotoy amat." Elak Rajendra yang kembali memainkan handphonenya.
Maureen terkekeh kecil mendengar elakan suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rajendra
Teen FictionTentang dua insan yang bersatu dengan hubungan pernikahan. Di umurnya yang masih labil, keduanya selalu berusaha menghadapi masalah yang menghadang rumah tangganya dengan kepala dingin dan tanpa kekerasan. Meskipun banyak kata kasar yang mereka ucap...