Warning!
Adegan vulgar, jika masih di bawah umur segera skip, dan merasa tidak nyaman juga bisa langsung di skip. Selamat membaca!...
"Film dewasa di laptop ku."
"Pftttt-" Ana seperti menahan tawanya ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Denish. Yang benar saja? Apakah laki-laki itu membutuhkan asupan kegiatan panas untuk membangkitkan gairah, atau sebagai bahan pemuas?
Denish yang melihat itu menaikkan sebelah alisnya. "What's so funny?" Ia bertanya, sambil mengunci tubuh Ana di dinding dengan kedua tangannya yang kekar, ditempatkan di sebelah kanan dan kiri kepala wanita cantik ini.
"Nothing." Ana menjawab dengan acuh, ia bahkan tidak berniat melanjutkan tawanya yang memang merasa lucu dengan jawaban Denish yang polos saat mengatakan jika ia menonton film dewasa di laptopnya dan bukannya malah memgerjakan tumpukan tugasnya.
Setelah itu, detik kian detik hanya diisi dengan kedua bola mata mereka yang saling tatap satu sama lain. Deru napas mereka dari terdengar beraturan, kini seperti deru napas kasar yang menggairahkan.
"Tadi pagi, kenapa seoalah-olah menyuruh ku datang kesini?" Ana akhirnya bertanya, sebelum terjadi hal panas yang memang sudah seharusnya ia dapatkan.
Terlihat Denish yang mengeluarkan smirk. "Supaya kau datang karena aku menginginkan tubuh mu lagi, memangnya apa?"
Ana mendengus, namun kini menjulurkan tangan untuk mengelus rahang tegas Denish yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang semakin membuat wajah tampannya memiliki poin kharismatik yang sangat tinggi.
"Kalau begitu, do it now, baby." Ana berkata dengan desahan rendah, diakhiri dengan gerakan menggigit bibir bawah dengan sensual. Menggoda, itu adalah keahliannya sejak masuk ke dunia seperti ini untuk mendapatkan uang yang lebih.
"Fuck it, I'll give you everything you want baby!"
Denish tertantang, apalagi saat melihat buah dada Ana yang setengah terpamerkan secara jelas, itu membuat jakunnya kesusahan untuk menelan saliva. Aliran darah di tubuhnya berdesir, ia bahkan dapat menghirup aroma stroberi dari rambut wanita yang berada di kurungan tangannya.
"Money, how about that?"
"It just so happens that I also need a lover, but it's not free and I want your body in return."
"With pleasure, Mr. Rich."
Denish langsung mengangkat tubuh Ana masuk ke dalam gendongannya. Ia menahan tubuh wanita itu dengan kedua tangan yang mengangga bokong Ana. Tanpa berpikir panjang atau bersikap kaku, ia langsung melumat kembali bibir Ana tanpa aba-aba.
Yang benar saja, bahkan kini Ana langsung mengalungkan tangannya tepat di leher Denish, ia mengikuti setiap gerakan lidah laki-laki yang menggendongnya dengan sensual. Ia dengan sengaja mencondongkan dada, bahkan sengaja memaju mundurkan bokongnya.
"Kau wanita sexy." ucap Denish saat melepaskan cumbuan mesra mereka.
Napas Ana tersenggal, namun ia kembali meraih rahang Denish, dan kali ini ia lah yang mengawali lumatan bibir mereka.
Denish menikmati permainan Ana. Permainan panas semacam ini yang ia suka, bukan hanya ia saja yang aktif bergerak, namun si wanita juga tidak pasif saat di ajak bercinta.
Denish membawa Ana untuk duduk di atas meja kerjanya, yang tentu saja sudah ia persiapkan untuk tidak ada satu benda pun di atasnya.
Dengan posisi Denish berdiri dan Ana yang duduk di atas meja dan kedua mulut mereka tengah bergulat manis, ruangan ber-AC ini entah kenapa menjadi panas dan seperti mendorong mereka untuk berbuat lebih.
"Persetan." ucap Ana yang kembaki tersenggal-senggal, melepaskan ciuman mereka dan segera melucuti jas Denish dan kemejanya sehingga kini menampilkan bentuk abs yang sangat menggiurkan. "Perut mu idaman sekali,"
Denish terkekeh, setelah itu ia juga menanggalkan pakaian yang masih menutup tubuh Ana, dan menyisahkan bra bagian atas, namun beberapa detuk kemudian langsung ia lepas dan terpampang jelas kedua buah dada Ana.
"Damn, you are really hot like I said, Ana."
Ana tersenyum, lalu melihat Denish yang mengelus rahangnya, menurun memainkan bibirnya dengan ibu jari laki-laki itu, turun ke leher jenjangnya, dan menggenggam buah dadanya. "Yes daddy, do it now please." Ia meminta dengan suara berayun manja.
Denish mendapat lampu hijau, dan memainkan nipple Ana yang sudah tertantang untuk ia mainkan. Menekan, mencubit kecil, bahkan mengelusnya dengan gerakan sensual.
Ana merasakam kenikmatan, rasanya seperti melayang, dan kini ia mendongakkan kepalanya, bahkan kedua matanya terpejam kenikmatan. "Ahhhhhh..." kewanitaannya terasa basah.
Denish kesenangan memperlakukan Ana sampai wanita itu melenguh nikmat, ia merasa telah memenangkan permainan panas ini begitu melihat ekspresi Ana yang tampak pasrah.
Dan ya, ia memajukan wajah, lalu giliran memainkan satu nipple dengan tangannya, dan yang satu lagi sudah ia jilati dengan lidah yang seperti sudah lihai melakukan hal seperti ini.
Yang terdengar adalah desahan demi desahan nikmat dari mulut Ana yang terdengar sangat jelas.
"It's crazy and awsome, even though you do my upper body." Ana keenakan, kedua matanya bahkan mendelik nikmat berkali-kali.
Satu tangan Ana menjambak rambut Denish, menekankan lebih dalam kepala laki-laki itu dan semakin merasakan kenikmatan yang luar biasa. Dan tangan yang satunya menahan nikmat dengan berpegangan pada punggung Denish.
"Aaahhh Denish..." Ana mendesah nikmat.
Denish senang ketika namanya di sebut dalam bagian nikmat yang ia lakukan terhadap Ana. "Good, say my name."
Dan sampai pada akhirnya, tangan Denish tak tinggal diam dan mengarahkan satu tangan Ana ke bagian tubuh yang berada di antara pahanya.
Ruang kerja Denish memang tidak kedap suara, namun di lantai ini, hanya ada ruangannya. Bisa di katakan, kalau ini adalah lantai pribadinya tanpa harus berbagi dengan salah satu karyawannya.
Belum lagi, Denish memang sengaja mengosongkan jadwal untuk hari ini. Ia sudah positif sekali jika Ana akan datang sesuai dengan tebakannya, dan memang feelingnya tidak pernah salah.
Ana menundukkan kepala, lebih tepat melihat Denish yang kini sedang melahap buah dadanya secara bergantian kanan dan kiri. Ia juga tak henti menahan desah agar tidak terlalu berisik. Dan kini menatap tangannya yang memegang kejantanan Denish yang kini berada digenggamannya. Ini adalah bagian tubuh Denish yang kemarin malam memenuhi kewanitaannya.
Di ruang kerja Denish, terjadi kegiatan olahraga panas yang dilakukan oleh laki-laki itu dan Ana. Mereka saling membutuhkan candu berhubungan badan, dan dengan senang hati mereka melakukannya tanpa paksaan sedikit pun.
Ana yang memang memerlukan ini sebagai media untuk menghilangkan penat dan rasa pusing yang melanda. Sedangkan Denish melakukan ini karena ia senang melihat wanita merasa puas dengan 'hasil kerjanya' dalam tanda kutip dewasa.
Mereka berdua saling menatap, membuat penyatuan, tapi bukan berlandaskan perasaan cinta atau apapun itu namanya yang melibatkan perasaan bagi dua insan ini.
"Ahhhh, jangan berhenti, bergeraklah yang cepat." Ana berbicara tersendat-sendat, bahkan berkali-kali ia menggigit bibir bawahnya.
"Ingin tempo yang cepat? Baiklah, Nona manis." Tentu saja dengan senang hati Denish akan mewujudkan apa yang dikatakan Ana, tanpa bertanya banyak, atau menunda-nunda. Ia bergerak maju mundur, membuat peluh keluar dari dahinya dan dahi Ana.
...
Next
A/N
Yang penggemar lama halo kita bertemu lagi setelah aku hiatus 3 tahun hihi, dan yang baru kenal, salam kenal, bisa lihat" juga karya ku yang lainnya!;)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ana 21+
Romance3 July 2022 #1 richman TERDAPAT ADEGAN DEWASA 21+ Matre? Ayolah, di dunia ini semuanya butuh uang. Dan bagi seorang wanita yang tidak bernasib bagus, ia bekerja sampingan menjadi wanita bayaran di salah satu club malam, tapi ia hanya melayani laki-l...