05

155 13 2
                                    

Dekorasi natal di pinggir jalan kota Tokyo mulai berganti menjadi ornamen untuk acara tahun baru nanti malam, walau hari ini dingin seperti biasa namun tidak menyurutkan para pekerja dan orang-orang yang tengah melakukan aktivitas seperti biasa.

Hari ini adalah hari terakhir di tahun ini, esok mereka sudah akan mengawali pagi di hari dan tahun yang berbeda. Tentu saja mereka harus mengakhiri tahun dengan perasaan bahagia dan senang, serta menyambut awal tahun dengan semangat.

Suara tapak kaki berlari teredam oleh suara kendaraan yang berlalu lalang, menyusuri jalan yang tertutup salju putih. Langit sedikit berwarna kelabu seperti akan hujan namun sepertinya tidak.

Ponsel sejak tadi bergetar di dalam kantung namun ia hiraukan, ia lebih memilih untuk fokus berlari agar dapat sampai tujuan dengan cepat dan tidak terlambat.

Brakk!

Pintu plastik di banting kuat menimbulkan suara dentuman antara knop pintu dan dinding dengan keras.

Seluruh pasang mata menatapnya penuh keheranan, ia menatap mereka dengan raut cemas kemudian bernafas lega.

"Kau berlari Riku?"

Ia mengangguk, dirinya masih mencoba mengatur pernafasannya agar kembali normal.

"Bukan kah kau pergi lebih dulu tadi? Kenapa terlambat?"

"E-etto... Tadi aku harus membeli sesuatu terlebih dahulu, karena itu aku terlambat."

Mereka semua mengangguk, semua berpikir sesuatu yang Riku maksud adalah obat-obatan nya. Si pemilik netra merah bak matahari terbenam itu mendekat ke temannya yang lain.

Hari ini mereka akan melakukan pemotretan untuk cover majalah memperingati tahun baru, seperti tahun kemarin kali ini mereka akan berfoto dengan tema yang berbeda.

Jika tahun kemarin tidak memiliki tema dasar apapun maka tahun ini mereka akan menggunakan tema. Tema yang mereka ambil adalah tahun Sapi dan untuk cover majalah itu mereka semua akan berfoto menggunakan piyama sapi yang berwarna sesuai dengan warna masing-masing.

Ke-16 piyama tersebut di hadirkan kepada mereka, bentuknya lucu dan menarik serta terlihat imut jika di kenakan. Di tambah tanduk kecil di bagian tudung yang membuat piyama itu terkenas imut.

"..aku harus memakai ini?.."

"Tentu saja Tora. Apa kau malu?"

"Tidak. Hanya saja kostum lucu seperti ini tidak akan cocok jika aku kenakan."

Si surai hijau toska mendekati partnernya yang tampak tak mau mengenakan piyama tersebut dan menepuk bahunya.

"Kau lihat Tsunashi-san."

Pandangan mata yang sedari awal menatap kostum beralih pada pemuda berkulit coklat yang mempunyai julukan 'Ero-Ero Beast' tersebut.

"Dia saja mengenakan piyama itu tanpa rasa malu. Tapi kau? Kau malu Tora?"

Pandangan mata beralih kepada si surai hijau toska, ia menatap pemuda kecil itu dengan geram dan jengkel. Terkadang mulutnya sangat pandai membuat ia naik pitam dan ingin menghajarnya.

"Diam kau Haru. Coba kau pakai kostum itu. Aku ingin melihat apa kau akan merona atau tidak."

Merasa tertantang, pemuda yang menjabat sebagai center Zool itu mengambil satu piyama berwarna senada dengan surai nya. Tanpa ragu ia memakai piyama itu dan kemudian menatap partner nya dengan tatapan bangga.

"Lihat? Aku biasa saja mengenakan nya."

"Uwooh.. Isumin terlihat seperti anak kecil."

Perempatan imajiner muncul seketika di pelipisnya, ia berbalik menghadap si surai langit biru kemudian menunjuknya dan berteriak lantang.

Say Goodbye✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang