3.dia

118 21 16
                                    

Jam sudah menunjukan pukul 22.00 Farhan sedang fokus menatap laptop di ruang tengah menyangkut pautkan beberapa bukti dari kasus kasus sebelumnya juga menunggu kabar dari Fenly

"kenapa ambis mu selalu saat malam?"Farhan mendongak mendapati Gilang dengan dua gelas kopi

"minumlah pak detektif terhormat"Gilang terkekeh sambil memberikan segelas kopi pada Farhan

Farhan tersenyum lalu melepaskan kaca matanya,dan meminum kopi berian Gilang

"kau tau,aku sudah mencurigai beberapa orang yang memang patut di curigai"Gilang membuka tablet nya lalu menunjukan coretan nya tentang teori teorinya

"kau yakin dengan orang orang ini?mereka terlihat baik"Farhan menatap Gilang

"yang baik luarnya belum tentu baik dalamnya,bahkan bisa saja aku mencurigai mu"Gilang kembali mematikan tabletnya lalu mengambil alih laptop Farhan

Mengetikkan kode kode hafalan nya di sana,membuka file file kasus pembunuhan yang di lakukan psikopat gila yang mungkin tertawa melihat para polisi dan detektif yang kebingungan

"ini,kita bisa menganalisis cara mereka bertingkah laku sehari hari,pada 14 Januari 2022 pelaku bertibdak ceroboh dan terekam cctv,walau wajahnya tak terlihat kita bisa melihat pakaian nya"ucap Gilang menunjuk pelaku yang sedang berjongkok menulis biodata korban

"tapi tunggu,dari 4 rekaman cctv ini,kenapa terlihat bereda?"tanya Farhan heran

"ini,terlihat lebih gagah dan kekar,sedangkan yang ini terlihat lebih tinggi namun berisi,yang ini terlihat pas seperti laki laki pada umumnya dan yang ini terlihat kurus"Farhan menunjuk video video itu bergantian

"benar juga,ah ayolah han yang kita hadapi sekarang adalah psikopat,mereka bahkan bisa lebih pintar dari pada Fiki"ucap Gilang

Kedua nya terdiam sejenak lalu saling tatap,apa Fiki?ya anak itu punya IQ di atas rata rata,ia anak hukum,ia tidak suka di tuduh dan yang paling penting dia dekat dengan ibu Zweitson

"berhenti mencurigai ku pak detektif dan sekertarisnya"Fiki berdiri di depan pintu kamar dengan tangan bersilang di dada

"tunggu,bagaimana bisa kau tiba tiba berada di situ?"tanya Farhsn kaget

"apa yang tidak bisa terjadi di dunia ini?"setelah itu Fiki pergi menuju dapur

"benar juga,apa itu artinya bisa saja kau pelakunya?"tanya Gilang pada Farhan

"apa salahku sehingga kau selalu mencurigai ku?"tanya Farhan menatap malas Gilang

"ntahlah,kata kata mu selalu mencurigakan"

Mereka pun berdebat hingga tak menyadari seseorang tersenyum tipis menatap kedua manusia yang berfikir keras siapa pelakunya

"aku rasa semua orang mencurigakan?"tanya Fiki yang secara ajaib sudah duduk di samping keduanya sambil menatap laptop Farhan

"tunggu,siapa polisi yang bertugas patroli di malam hari?"tanya Fiki menoleh

"Shandy"jawab Farhan dan Gilang

"ais apa mungkin dia?"tanya Fiki sambil mengetuk meja dengan jarinya

"tapi,dia bekerja di kantor tadi pagi"sambung Farhan

"eum benar juga,pembunuh menyebalka,sangat cocok untuk skripsi ku"Fiki menyibak rambutnya lalu membenarkan posisi kaca matanya

"mungkin kau pelaku nya?"tanya Gilang menunjuk Fiki

Fiki menoleh tidak terima."sangat tidak berguna otak mu wahai bapak Gilang,mana mungkin seorang pelaku ikut berfikir keras tentang siapa pelakunya?"Farhan dan Gilang kembali mrngangguk,memang anak yang pintar

Sus||un1tyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang