"imut?sebuah predator berdarah dingin seperti itu kau sebut imut?"tanya Fenly tak habis fikir
"ya kan mungkin pak dokter,saya juga gak tau tapi waktu kecil saya pelihara serigala imut tuh"jawab Zweitson tersenyum mengingat Wolfie anjing serigala peliharaan nya saat masih sd dulu
"serigala itu sama kaya kepribadian beberapa orang"timbrung Farhan namun tak melanjutkan kalimat nya
"aku tidak akan melanjutkan kalimat itu,tak perlu di tunggu"Farhan sedikit terkekeh
"menyebalkan"kesal semuanya
"tapi aku setuju dengan pak detektif,seperti ku,kata seorang psikolog aku memiliki kepribadian seperti singa dewasa,aku bisa menjadi pemimpin yang baik,bisa menjadi teman yang baik,bisa menjadi sosok dewasa dan selalu melindungi yang Lebih kecil"ucap Shandy
Gilang tersenyum lalu menoleh pada Fiki yang di toleh hanya menatap dalam sang kakak
"aku juga ingin tau kepribadian ku seperti hewan apa tapi aku tidak suk psikolog atupun psikiater,mereka aneh kata kata nya sangat tinggi dan penuh motivasi"timbrung Zweitson
"ya namanya saja psikolog,untuk apa mereka sekolah tinggi tinggi dan menghabiskan banyak biaya jika tak memiliki bahasa yang dapat mengembalikan mental seseorang"kesal Fiki pada sepupu polosnya yang bisa di bilang kadang nyerempet bego
"iya juga"Zweitson manggut manggut paham
"tapi kenapa mereka melarang orang orang yang depresi atau stres untuk melakukan self harm?padahal self harm itu mereka lakukan demi meredakan emosi berlebih pada diri mereka bukan?jika di tahan akan semakin menjadi bisa saja ia gila dan bunuh diri jika terus terusan menahan diri untuk tidak melakukan self harm?"Zweitdon mengeluarkan pertanyaan polosnya membuat seisi ruangan ikut berfikir
"self harm bisa membunuhnya dan menyakiti tubuhnya itu sangat berbahaya,ada banyak cara untuk melampiaskan emosi berlebih"jawab Farhan
"menahan diri untuk tidak melakukan nya dapat membuat sakit mentalnya semakin parah dan akan gila lalu bunuh diri,apa para psikolog menyarankan mereka untuk menderita lalu mati perlahan?dan lagi pun tak semua orang bisa melampiaskan emosi pada healing"ucap Zweitson lagi sambil menunduk memainkan ujung baju nya
"benar juga,kenapa anak polos selalu berlogika?"heran Fenly
"lalu bagaimana cara mengatasi orang agar tak melakukan self harm menurut mu?"tanya Gilang menaikan satu alisnya
"membantunya"jawab Zweitson masih menunduk
"dengan cara?"tanya nya Gilang lagi
Zweitson mendongak
"ntahlah pak,jangan bertanya padaku aku saja gagal menyembuhkan mentalku sendiri bagaimana ingin membantu orang menyembuhkan mentalnya?"tanya Zweitson terkekeh ringan
"aihh kenapa ia malah menggemaskan"lirih Gilang
Mereka semua terdiam sejenak dengan pikiran masing masing,ntah apa yang mereka Fikirkan
"menurut kalian apa kah ada orang yang mengisi waktu luangnya dengan membunuh orang?"tanya Farhan memecah keheningan
"terdengar aneh tapi mengingat kasus ini sepertinya ada"jawab Shandy yang sedari tadi diam
"apakah ia tak memiliki hobi lain ya hingga menyadikan membunuh sebagai hobi?"tanya Farhan lagi
"mungkin ada tapi di siang hari,malam hari ia gunakan untuk membunuh,maybe"jawab Shandy lagi
"lalu terakhir,apakah mereka merasakan senang ya ketika membunuh?seperti kita melakukan hobi kita pada umumnya?"tanya Farhan ketiga kalinya
"tentu,namanya saja itu hobi mereka tentu mereka senang"kali ini yang menjawab Gilang bukan Shandy
"ah benar juga,hei kenapa kau menjawab nya?"Gilang hanya tertawa
"apa ada ya orang bodoh yang tidak peka dan sangat amat bodoh?"tanya Zweitson menatap Fiki hingga ke Shandy
"ada,itu Bang Shandy yang sangat bodoh dan tidak peka dalam hal apapun"jawab Fiki mendapat celengan dari sang kakak
"Aku benar kau tidak bisa menyalahkan kebenaran salahkan saja dirimu yang selalu saja lebih mendukung yang lain dari pada adik kndung mu"kesal Fiki
Gilang mengerutkan kening lalu menatap Fiki yang juga menatapnya,lalu mereka tersenyum bersama
"makin lama aku semakin khawatir jika Gilang dan Fiki gila karna terlalu banyak berfikir,berikan mereka waktu istirahat han jika kau tidak ingin mereka gila"celetuk Fenly membuat Farhan tertawa tipis
"mereka saja yang tidak ingin berhenti berfikir,aku sering mengingatkan mereka"jawab Farhan
"jangan terlalu banyak berfikir pak,Fik,pelaku itu mungkin semakin senang membuat kalian berfikir lalu kalian stres dan berhemti dari pekerjaan atau study kalian,dan dia senang"peringat Zweitson terkekeh kecil
"aiss kenapa dia sangat manis?"Heran Fenly,Farhan dan Gilang
"dia memang anak yang manis"Shandy terkekeh sambil mengacak rambut Zweitson gemas
"ais shibal!aku pulang dulu"Fiki meraih ranselnya lalu pergi meninggalkan kantor dengan wajah kesalnya
Gilang yang memang pekaan dengan sifat orang lain apa lagi Fiki yang beberapa jam ini sangat dekat dan sepemikiran dengan nya pun menyusulnya keluar
"dia kenapa?"tanya Fenly menatap pintu tempat Fiki dan Gilang keluar
"Fiki memang begitu,ia kadang berlaku aneh apa lagi jika sedang lelah"jawab Shandy selaku kakak Fiki
"ayok lanjutkan pembahasan tentang teman Zweitson"ajak Farhan
Sedangkan di luar kantor tepatnya di depan mobil milik Farhan,Gilang dan Fiki berdiri berhadapan
"kau cemburu hm?"tanya Gilang pada Fiki yang menatapnya
Fiki mengangguk lalu memeluk erat Gilang,entah kenapa saat bersama Gilang Fiki merasa Gilang lebih bisa memberinya perhatian dan lebih bisa menjadi sosok abang baginya di banding Shandy
"bagaimana kalau kita ke cafe seberang dan bercerita?"ajak Gilang yang membuat Fiki kembali berdiri tegak dan mengangguk
"kau sangat dewasa saat membahas kasus tapi kenapa sekarang kau sangat manja,dasar anak menuju dewasa"Gilang terkekeh sambil mengacak rambut Fiki pelan
Mereka pun menyeberang untuk mengobrol agar suahsana hati Fiki menjadi lebih baik
"huh,aku tak tau kenapa bang Shandy lebih memanjakan Zweitson di banding aku,adik kandungnya sendiri"Fiki menunduk sambil mengaduk ngaduk kopi nya
"padahal aku sudah berusaha untuk melakukan hal hal yang bisa membuatnya bangga,dari kecil aku belajar bermain basket karna bang Shandy menyukai basket namun saat Zweitson menginap di rumah dengan sekboard nya bang Shandy berhenti bermain basket bersama ku"Fiki semakin menunduk
"saat aku Smp aku memenangkan olimpiade IPS tingkat nasional dan itu solo bukan kelompok,tapi bang Shandy malah ikut merayakan kemenangkan Zweitson di lomba melukis,dan aku?aku hanya diam di rumah menatap kosong piala tak berguna di itu"lanjut Fiki dan berhenti sejenak
"saat Zweitson masuk Sma,ia tak di terima di sma favorite dan bang Shndy menyarankan dia untuk masuk smk bang Shandy dulu sedangkan saat aku ingin masuk sma favorite dan di tolak karna katanya IQ ku terlalu tinggi,bang Shandy hanya cuek saja,bahkan saat keluarga besar ku mengucapkan selamat karna aku berhasil masuk universitas tanpa sma bang Shandy sibuk bermain dengan Zweitson"Fiki tersenyum miris
"jika pembunuh itu aku,bang Shandy dan zweitson sudah tidak ada lagi di dunia"lanjut Fiki mendongak menatap senyum manis Gilang
"sudah tak apa,kau punya aku sekarang,aku akan menjadi abang yang baik untuk mu,kau tau aku sangat menginginkan seorang adik tapi orang tua ku tidak memberiku"Gilang mengelus kepala Fiki di depan nya
"ceritakan semua keluh kesah mu pada ku"lanjut Gilang diangguki Fiki

KAMU SEDANG MEMBACA
Sus||un1ty
Misterio / SuspensoKasus pembunuhan di kota saat ini membuat resah para warga di tambah korban korbannya adalah orang yang acak tidak ada yang tau pasti motif pembunuhan yang terjadi Pelaku tidak merampas barang barang korban,pelaku selalu meninggalkan biodat lengkap...