****
Suasana makan malam itu begitu dingin karena ada ketiga orang pria mengeluarkan aura yang begitu mengerikan.
"Kenapa acara makan malam ini begitu berbeda ya". Batin Zia yang hanya diam saja dari tadi saat orang terakhir datang dan mencium bibirnya dengan tiba-tiba di depan semua orang.
"Zayyan, bagaimana dengan tender yang kemaren kamu menangkan?". Tanya Evan yang menghapus keheningan di ruang makan sejak tadi.
"Cukup menguras tenaga dan pikiran Om". Jawab Zayyan dengan senyuman.
"Zayyan, Bunda sering bilang untuk memanggil kami dengan dengan sebutan Ayah dan Bunda bukan Om ataupun Tante lagi". Selah Kiara ketika suaminya ingin melanjutkan pembicaraannya.
"Maafkan Zayyan tan-ah maksud ku Bunda". Jawab Zayyan sambil menekankan kata Bunda pada Kiara dan melirikkan matanya kearah Akhtar yang sedang mengelap sudut bibirnya yang terkena makanan.
"Itu lebih baik mendengarnya". Seru Kiara dengan senyuman.
"Bun, bukannya Bunda membuatkan makanan kesukaan Akhtar".
Zayyan menatap ke arah Akhtar dengan sinis.
"Oh hampir saja Bunda lupa". Seru Kiara sambil beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah dapur untuk mengambil makanan yang ia buat untuk Akhtar.
Zayyan hanya bisa melihat Akhtar dengan sinis ketika mata pria tampan itu tidak sengaja melihat ke arahnya.
"My sweet angel kenapa cara makan mu belepotan begini sih". Akhtar membersihkan bekas makanan di sekitar bibir Zia, Zayyan yang melihat itu menggeram dengan marah dia ingin menyentak tangan Akhtar terhenti ketika mendengar ucapan Barra yang membuat semua orang di sana melihat ke arah Barra.
"Kamu benar-benar menyukai adik kesayangan ku Tar, hal sekecil apapun kamu begitu perhatian dengan adik ku. Andai saja Bunda tidak mempunyai ide gila itu mungkin saat ini kamu dan Zia sudah bertunangan dan menikah". Ucap Barra dengan tersenyum mengejek ke arah Zayyan yang saat ini menatapnya.
"Aku tidak perlu di jodohkan untuk mendapatkan my sweet angel karena dia memang milik ku bukan begitu my sweet?". Tanya Akhtar sambil memegang kedua pipi Zia dengan mengarah kannya ke arahnya.
"Kak Akhtar". Seru Zia dengan memberikan peringatan dengan Akhtar. Pria itu pun melepaskan tangannya dari wajah cantik Zia. Zia yang ingin mengatakan sesuatu harus terhenti mendengar suara gebrakan dari Kiara yang menaruh piring berisi makanan kesukaan Akhtar.
"Barra, bunda sudah sering membahas semua ini pada mu tentang ide perjodohan ini. Lagian perjodohan ini bukanlah ide yang aneh ataupun buruk karena bunda percaya dengan Zayyan sebagai calon pendamping adik mu". Zayyan tersenyum bahagia ketika dia mendengar ucapan dari Kiara
"Bun, pada akhirnya yang tersakitin atas perjodohan ini pasti Zia. Apa Bunda tidak kasihan melihat mata bengkak dari Zia setiap harinya". Barra yang sudah mengeluarkan uneg-unegnya selama ini ia pendam. Dia selalu mendapat kabar dari mata-matanya untuk melihat perkembangan hubungan adiknya dan tunangannya itu. "Pria yang Bunda anggap bisa menjaga adik ku ini memiliki wanita lain sebagai kekasihnya dan mereka juga melakukan hal menjijikkan di perusahaan milik keluarganya" deg.... Jantung Zia berdetak sangat kencang mendengar kenyataan yang di katakan oleh kakaknya. Apa Zayyan berbohong mengenai perasaannya selama ini ia ungkapkan. Jadi wanita itu bekerja di perusahaan tunangannya itu dan dia tidak mengetahui hal tersebut. Zia melihat ke arah Zayyan untuk mencari pembenaran. Zayyan yang merasa di tatap langsung menatap ke arah Zia. Zayyan memegang jemari Zia dan mengangguk membuat Zia menarik jemarinya dari genggaman tangan Zayyan.
"Aku sudah kenyang". Ucap Zia sambil beranjak dari duduknya. Dia benar-benar kecewa kembali dengan Zayyan yang membohongi dirinya mengenai Wanita itu yang bekerja di perusahaan Zayyan.
"Zia tunggu". Zayyan yang tidak rela melihat kepergian Zia ingin menghentikan langkah kaki gadis itu tapi harus dihentikan oleh ucapan dari Evan.
"Biarkan saja dia pergi untuk menenangkan perasaannya. Zayyan kamu bisa pergi dari rumah saya dengan segera". Setelah mengatakan hal tersebut Evan juga beranjak dari duduknya dan menuju ke arah kamar putrinya.
Kiara yang terdiam mendengar ucapan dari Barra. Dia juga cukup terkejut mendengar fakta yang baru saja ia dengar dari putranya itu. Kiara tidak menyangka Zayyan bisa melakukan hal itu. Dia sudah percaya dengan Zayyan tapi dengan teganya dia menduakan Putrinya dengan wanita lain.
"Barra, Bunda ke kamar dulu". Kiara berpamitan dengan Barra saja dan mengabaikan Liona, Akhtar serta Zayyan yang sejak tadi diam setelah kepergian Evan yang menyusul Zia.
"Kamu dengar apa yang di katakan oleh Ayah ku. Lebih baik kamu pergi dari rumah kami sekarang juga Tuan muda Dharmendra". Ujar Barra dengan sinis. Zayyan menatap Barra dengan datar.
"Asal kamu tahu Barra, aku sangat mencintai adik mu. Aku akan pergi untuk hari ini tapi besok aku akan kembali dan membuat Zia kembali lagi bersama ku. Terus katakan pada Sahabatmu ini untuk tidak berusaha merebut milik ku". Ucap Zayyan sambil beranjak dari rumah besar keluarga Hendrawan. Barra mengepalkan kedua tangannya karena dia sangat kesal dengan ucapan dari Zayyan.
"Kakak mau apa!?". Mendengar pertanyaan dari Liona membuat Barra menoleh dan yang ia dapatkan adalah tatapan tidak marah dari kekasihnya itu. "Kakak membuat makan malam ini berantakan dan buat apa juga kakak mengatakan hal itu di sini". Liona berucap dengan kesal dan gadis itu menatap ke arah Akhtar. "Kamu ya cinta pertama Zia, tapi kamu sangat mirip dengan wanita parasit yang selalu menempel dengan kak Zayyan. Kalau kamu mencintai Zia maka kamu akan berusaha membuat dia bahagia bukannya menyakitinya". Ucap Liona dengan marah. Gadis itu mengambil tasnya dan ingin meninggalkan rumah tersebut.
"Kamu mau ke mana?". Tanya Barra yang melihat Liona ingin pergi dari rumahnya.
"Pulang. Untuk apa aku di sini. Dengan pria-pria yang suka menyakiti perasaan wanitanya". Setelah mengatakan hal itu Liona benar-benar melangkah pergi dari rumah besar Hendrawan.
Barra meremat rambutnya dan ingin berteriak tapi ia tahan. Akhtar masih diam untuk mencerna perkataan Liona tadi mengenai perasaannya pada Zia. Akhtar sadar bahwa dia egois untuk memaksakan perasaannya tapi dia juga tidak ingin melihat Zia bersedih seperti tadi. Akhtar ingin membuat Zia bahagia, meskipun tidak bersamanya. Akhtar akan melakukan apapun agar Zia kembali tersenyum dan bahagia dengan cintanya yaitu Zayyan. Iya benar, Akhtar akan membuat mereka kembali bersama dan mencari tahu tentang wanita yang dikatakan oleh Barra tadi.
Meskipun dia tidak bisa mendapatkan Zia untuk menjadi miliknya tapi dia ingin Zia bahagia bersama orang yang dicintai oleh gadis kecilnya itu.
****
Tbc
Cierra_An
KAMU SEDANG MEMBACA
How If, I Love You Too
Roman d'amourSinopsis : Ku tahan semua rasa sakit ini demi bisa mendapatkan hatimu dengan utuh. Setiap kali kamu menyakiti hatiku dengan cara kamu mengingat masa lalu hanya untuk balas dendam. Pernah terlintas di dalam pikiran ku untuk melepaskanmu, tapi tetap s...