𝕃𝕚𝕜𝕖 𝕊𝕥𝕣𝕒𝕟𝕘𝕖𝕣

825 125 35
                                    

Cahaya mentari mengintip dari sela gorden jendela yang tidak ditutup rapat sang pemilik, menerobos masuk menyinari ruangan tanpa penerangan mengenai wajah seorang pria berambut hitam arang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cahaya mentari mengintip dari sela gorden jendela yang tidak ditutup rapat sang pemilik, menerobos masuk menyinari ruangan tanpa penerangan mengenai wajah seorang pria berambut hitam arang. Matanya dibuka perlahan menyesuaikan cahaya, duduk bersandar pada kepala ranjang. Pria itu meringis sambil memegang kepalanya yang seakan berputar dan dipukul kuat benda keras.

"Shit. Sakit sekali." Walaupun mengerang kesakitan, ia tetap berdiri dan membawa diri menuju toilet. Seluruh tubuhnya bau akan alkohol. Dia bisa muntah. Entah apa yang dilakukannya hingga bisa berakhir seperti itu.

Di bawah guyuran air, ingatan semalam ketika ia bertemu dengan Taehyung berputar tanpa tahu malu. Ia masih ingat bagaimana kasarnya dia dan suaranya yang meninggi melampiaskan kemarahan pada orang yang tidak bersalah. Kenapa dia melakukan itu? Saat itu Taehyung mengulurkan tangannya, namun Yoongi justru menepis karena kebodohannya. Ekspresi kecewa Taehyung membekas dalam ingatan, begitu juga suara berat yang tak kalah sarat akan kekecewaan atas perilakunya. Air mata kembali menuruni pipi walau tersamarkan.

Beruntung Yoongi punya apartemen pribadi. Jika tidak, dia tahu lagi harus beralasan apa pada ayahnya karena pulang malam dengan keadaan mabuk berat.

Setelah selesai mandi, Yoongi memakai setelan jas formal karena akan dilakukan meeting penting hari ini. Rambutnya ditata biasa dengan poni memanjang dibuat kesamping menampilkan dahi yang jarang sekali terlihat. Tidak lupa rolex pada pergelangan kiri. Ia juga menggunakan sedikit perias wajah agar dapat menutupi mata bengkak karena terlalu lama menangis.

Ponsel di atas nakas diambil untuk menghubungi supir pribadi-- dia harus datang lebih awal untuk mempersiapkan ini-itu. Sang sekretaris juga sudah mengabari. Yoongi tidak ingin membuang waktu. Kondisi hatinya yang pecah tidak akan menjadikan Yoongi berhenti bekerja. Saat dirinya hancur pun, perusahaan harus tetap berjalan. Masalah pribadi tidak bisa disangkutpautkan.

"Datanglah. Aku sudah selesai bersiap-siap." Hanya itu dan panggilan dimatikan. Yoongi segera menuju parkiran di lantai dasar.

Sebelum memasukkan ponselnya kembali ke saku, dilihat sekilas tidak ada pesan singkat yang biasa dikirimkan sebagai ucapan selamat pagi. Yah, memang apa yang diharapkannya setelah semua yang dia perbuat?

Jarak apartemen pribadi Yoongi ke perusahaan lebih jauh daripada dari rumah ayahnya. Hal ini Yoongi lakukan agar dia setidaknya bisa sedikit bebas dari sang ayah dan perusahaan yang terdapat mata-mata untuk melaporkan setiap kegiatan Yoongi di sana. Dia masih belum tahu siapa saja suruhan ayahnya namun dia akan segera mencari tahu dan mencari ide akan itu.

Kakinya melangkah santai penuh wibawa melewati para penghuni lain dan memberi senyum jika ada yang menyapa. Hari ini akan berjalan seperti biasanya. Tidak akan ada yang berubah.





 Tidak akan ada yang berubah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nʏᴄᴛᴏᴘʜɪʟᴇ [taegi]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang