1.

5 0 0
                                    

"MAMPUS GUE TELAT!"

Jam sudah menunjukkan pukul 09.12, dengan tergesa gesa Lena menuruni anak tangga, Pasalnya ini adalah hari pertamanya masuk sekolah setelah liburan semester. Mandi? ah, ga perlu!

"Kamu kenapa toh len?" tanya seorang wanita paruh baya

Dia adalah Reni, Nenek dari Lena. Lena memang sudah tinggal bersama neneknya dari dia berumur 4 tahun. Ibunya meninggal dan ayahnya menghilang meninggalkan Lena yang masih sangat kecil waktu itu.

"Lena telat nek!"

Reni heran, telat katanya? padahal sekarang masih terlalu pagi untuk pergi ke sekolahnya "Telat apanya? Tuh liat masih jam 06.37!"

Lena melihat jam dinding yang ada di dekat fotonya, benar kata neneknya, tapi kenapa jam di kamarnya dan jam di sini berbeda?

"H-hah? tap-"

"Jam di kamar kamu mati, baterai nya belum di ganti" Jelas Reni

"Masa sih? kok ga ada bendera kuning?" ucap Lena asal

Reni menggelengkan kepalanya, ada ada saja cucunya yang satu ini  "Len, len kamu nih ada ada aja, kamu belum mandi kan? bau nya kecium sampe sini"

"Hehe.. Lena udah cakep tanpa mandi nek lagian siapa sih yang nyiptain mandi?  kurang kerjaan banget!"

"Kamu itu nurun siapa sih? Ibu kamu dulu justru betah banget di kamar mandi, Pokoknya kamu kalo ga mandi nenek ga masakin kamu nasi goreng!"

Lena tertawa pelan "Iya iya Lena mandi, Tapi nanti pas Lena turun Nasgornya harus udah jadi yaa!" Ucap lena dia mengecup singkat pipi neneknya itu

Lena segera pergi menuju kamarnya untuk mandi

🍁🍁🍁

SMA Dewantara

Lena memasuki sekolah itu dengan senyuman khasnya. Jika dulu biasanya dia akan langsung mencari pacarnya ke seluruh sekolah hanya untuk mengucapkan "Good Morning" Lena jijik sendiri jika memikirkan itu. Mungkin orang orang mengira dia adalah gadis beruntung yang bisa berpacaran dengan lelaki tampan. Tapi nyatanya dia hanya menjadi bahan taruhan.

"Lamunin apa sih Len? seru banget keknya"

Lena berbalik dan mendapati sahabatnya sedang menghampirinya
"Apasih vi? gue ga ngelamun cuma bengong!"

"Ya sama aja Bego!" Viona menonyor kepala Lena, Viona adalah sahabat Lena dari kecil. Dia sudah menemani Lena sejak Lena pindah ke rumah Neneknya. Dulu rumah Viona hanya berjarak satu rumah, karena Ayahnya pindah kantor akhirnya Viona dan keluarganya pindah rumah, Meskipun begitu mereka masih sering berkomunikasi sampai sekarang, bahkan orang tua Viona sudah menganggap Lena seperti anaknya sendiri

"Yang lain mana?"

"Biasa, Pada ngeghibah di kelas"

Lena hanya mengangguk-anggukan kepalanya tanpa ada niat memperpanjang percakapan

Kelas XI A

Lena masuk ke kelas dan langsung di suguhi tatapan tajam dari kedua temannya

"Jelasin sama kita!"

Kata dua orang perempuan di depan nya secara bersamaan, Mereka adalah Safira dan Gladys.

"Jelasin apaan?"

"Kok lo bisa putus sama si Aksa? Kok tiba  tiba banget? Kapan lo di putusin? Apa alasannya? Kok lo ga cerita sama kita?" Pertanyaan bertubi tubi di lontarkan oleh Safira, Sahabatnya yang sudah kelewat kepo tidak bisa menahan mulutnya untuk tidak bertanya.

"Curang lo len, lo ceritanya ke Viona doang!" Perempuan ber-nametag  Gladysa Faviola juga ikut menimpali

"Iya-iya gue minta maaf. Lagian waktu itu lo berdua lagi liburan, Mana mau gue rusak liburan kalian gara gara masalah gue" Ucap Lena

"Santai aja kali len, kaya sama siapa aja lo" Lena tersenyum singkat mendengar ucapan Safira, walaupun ia baru mengenal Safira dan Gladys 2 tahun yang lalu tidak selama ia mengenal Viona, Kedua gadis itu selalu ada untuknya dalam keadaan apapun

TingTingTing!

Bel masuk sudah berbunyi, para murid yang tadinya di luar kelas sekarang berhamburan masuk ke dalam kelas

"Pokoknya nanti Istirahat ceritain!" Ujar Gladys

Kelas pun di mulai, para siswa sekarang sedang sibuk memerhatikan guru di depan, Tapi tidak sedikit juga siswa yang memilih untuk tidur atau bermain handphone secara diam diam

Lena? dia Lebih memilih melamun di banding melakukan yang lain

>Flashback On<

Tampak ada dua orang remaja berbeda gender tengah membicarakan hal yang serius di dalam sebuah cafe bernuansa coklat tersebut

"Hah? Putus? Jangan bercanda sa, ga lucu"

"Gua ga bercanda"

Lena meneteskan air matanya, di hari dimana dia sudah setahun menjalin hubungan dengan aksa bukannya mendapat hadiah yang romantis dia malah di hadiahi dengan berakhirnya hubungan mereka

Lena mengusap air mata yang terus membasahi pipinya "kenapa? apa penyebab lo mutusin gue?"

"Gua menang balapan motor, dan.. lu yang jadi taruhannya, siapa pun yang menang harus  pacaran sama lu dan ninggalin lu setelah setahun" Ucapan Aksa mampu membuat  hati Lena seperti di tusuk beribu-ribu jarum. Jadi.. selama ini dia hanya sekedar taruhan?

Lena menggeram marah. Gila. di mana mana yang kalah yang melakukannya tapi kenapa jadi berbalik seperti ini? "Siapa kalian hah? yang bisa jadiin gue bahan taruhan se enak nya? Lo kira gue barang yang bisa di pinjem terus lo balikin lagi? Gue bukan motor sa! gue juga bukan mansion yang bisa lo semua jadiin taruhan!!"

Lena berlari meninggalkan Cafe itu, dia tidak peduli bagaimana tatapan orang orang padanya. Yang dia butuhkan sekarang adalah sendiri.

andai ia tidak dengan mudahnya mempersilahkan orang asing masuk kedalam hati dan hidupnya.. ia tak akan sesakit ini! ia.. ia terlalu naif

Aksa hanya diam, dia tidak ada niatan sama sekali untuk mengejar Lena. Kenapa wanita sensitif sekali jika mengenai cinta? padahal mereka hanya harus mengakhiri dan selesai? Jujur, dia sama sekali tidak mencintai Lena, Dari awal. Dan sampai sekarang dia yakin dia hanya tertantang untuk melakukan itu.

>Flashback Off<

"Miris banget hidup gue" batin Lena. Bisa bisanya dulu dia menerima Orang yang dia belum kenal sama sekali sebagai pacarnya. Sungguh, Memikirkan nya saja membuat dirinya merasa orang paling bodoh di dunia ini.

"Aaarrghhh.." Lena tiba tiba berteriak membuat Sesisi kelas menatap Lena bingung, Ada apa dengan nya?

"Lena, kamu kenapa?" Pak Wahyu menatap Lena khawatir "H-hah?" Sadar dirinya menjadi pusat perhatian, dia menjadi salah tingkah sendiri. Lena merutuki dirinya sendiri, Mengapa dirinya harus berteriak saat susana kelas sedang sunyi?!

"A-anu Pak saya agak pusing" jawabnya bohong, tidak mungkin kan kalau ia menjawab sedang mengenang masa lalu kelam nya kan?

TBC..

ayo tinggalkan jejak!<3
Maaf klo typo atau ada yang salah
-Naa

AKSANA [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang