3.Secepat itu?

7 3 0
                                    

#SalamHangatBestii*//*

Besoknya aku menceritakan tentang kejadian kemarin kepada Mita, respon gadis itu membuatku jengkel karena setelah ku cerita dia langsung mengeledekku.

"Cie je, ada yang berbunga-bunga nih." Ledeknya.

"B aja, gak ada yang spesial." Elakku.

"Tapi bakal spesial kan nanti."

"Gak mit, ah Lo jangan pikirin yang aneh-aneh deh."

Gadis itu hanya memperlihatkan deretan giginya ditambah ekspresi mengeledek. Sungguh hal yang halal untuk ditabok.

Ya, walaupun dalam benak hatiku yang paling kecil ada sesuatu yang aneh, tapi aku tepis kan jauh sejauh-jauh mungkin.

🔔🔔🔔

"Tuh dah bunyi, pergi Sono." Usir Mita tak sopan.

"Iya, bye."

*******
AUTHOR POV'S

Suara langkah kaki menyapa koridor yang kini tak ada seorang pun selain pria yang baru saja datang. Ya, pria itu terlambat, tapi dengan santainya ia berjalan. Saat masuk pun ia tak memberi salam kemudian langsung duduk bersama temannya.

Untungnya belum ada guru.

"Kebiasaan banget datang terlambat." Ucap pelan sang bendahara kelas.

"Ya, Lo si gak nyuruh dia dateng cepat." Sahut temannya dengan sedikit menyenggol lengan sang bendahara.

"Apa sih Lo," bibirnya sedikit terangkat.

"Ya,cukup tau aja."

Setelah itu, mereka sibuk dengan urusan masing-masing sembari menunggu guru yang mengajar.

10 menit terlewati kini ketukan pintu membuat keributan menjadi hening.

"Ini sudah jam ibu ya?" tanya ibu Jeny memastikan.

"Iya Bu." Jawab sebagian besar murid. Kalo yang lain tidak menjawab karena malas untuk menguras tenaga untuk menjawab. Apa lagi ini mata pelajaran sosiologi.

"Ok baiklah anak-anak, sekarang keluarkan buku kalian. Seingat ibu, Minggu lalu ibu ngasi kalian pr 5 nomor. Silakan Devayno, kamu kerjakan soal nomor satu." Ucap Bu Jeny sekaligus menebak jika Devayno tidak membuat pr maka itu benar.

"Kok saya Bu." Sahut Devayno.

"Ibu tau kamu tidak membuat pr. Maka dari itu, silakan jawab dipapan soal nomor satu."

Semua mata tertuju pada Devayno yang mulai gelagapan karena tidak tau jawabannya apa. Devayno lebih dominan dingin dikelas dan sering tak membuat pr, menurutnya terlalu banyak tugas maka akan mempersulit kerja otaknya.

"Devay, liat google aja." Saran sahabat Devayno, dia Wiltiar. Biasa dipanggil Tiar. Btw ini cowok.

"Buruan!"kemudian Devayno pun dengan cepat mengetik beberapa kata yang memang soal nomor 1. Dan yaps, langsung munculah jawaban.

Devayno maju ke depan dan mulai menulis jawabannya dipapan tulis.

"Sudah bu."

Ibu Jeny mengangguk dan mempersilakan Devayno duduk. Kemudian ia mempersilakan beberapa murid untuk menulis jawaban dari 2-5. Mulai dari sang bendahara yang bernama Bella,
selanjutnya Siska, Dewi, dan soal terakhir dikerjakan oleh Tiar.

"Ya sudah, Tugas ibu sudah selesai dan ibu akan segera pergi ya, karena ibu punya urusan. Dan untuk sisa waktu kalian, tolong dipergunakan dengan baik sembari menunggu mata pelajaran selanjutnya. Selamat pagi." Ibu Jeny pun pergi menyisakan murid-murid XI Bahasa 2 di kelas.

"Pagi bu~" balas kompak mereka.

Belum jauh dari kelas,kelas yang tadinya hening menjadi ribut karena sisa waktu mereka Masi cukup lama untuk bermain dan lain sebagainya.

"Lo mau kemana?" tanya Tiar pada Devayno yang sudah berdiri.

"Toilet."

Setelah mengatakan itu, Devayno pergi disusul Tiar .

Suasana sekolah begitu sepi di bagian tiap koridor yang pastinya saat ini sebagian besar kelas ada gurunya. Sementara dua pria tampan itu berjalan lurus melewati toilet. Karna tujuan utama mereka adalah kantin.

"Untung baik dikelas gak ada guru." Ujar Tiar kemudian mengeluarkan uang untuk membayar jajanannya.

"Ada guru atau pun gak,tujuan gue tetap kantin. Apa pun alasannya." Ucap Devayno membenarkan maksud Tiar. Sementara Tiar terkekeh atas penuturan Devayno yang benar sekali.

Saat dikoridor tepat didepan kelas XI IPS 1,
Devayno menoleh kedalam kelas itu. Tatapannya jatuh langsung kepada suatu objek yang juga tak sengaja menatapnya.

Deg.

Terjadilah eyes contacts.

3 detik terlalu lama bagi objek utama itu, dan 3 detik respon jantungnya begitu peka akan situasi. Bagaimana tidak, ini tidak kesengajaan yang sering!.

Objek utamanya adalah gadis yang bernama..siapa lagi kalau bukan Jelian.

"Gue kenapa?"

********

Satu minggu kemudian kata mati rasa itu telah dihancurkan oleh seseorang yang seminggu kemarin selalu menarik perhatiannya. Bahkan bisa dikatakan gadis itu telah menyukai pria yang entah tidak dia ketahui namanya siapa.

Kenapa secepat itu?

Jantung yang dulu sulit untuk berdetak kencang, kini terguncang hebat saat
mata itu bertemu. Ingin lepas tapi begitu candu untuk ditatap.

Kadang sering sekali gadis itu bertanya pada dirinya sendiri didepan
cermin, kenapa harus jatuh cinta lagi?

Mencari jawaban pada cermin sama saja mengundang untuk sada diri. Jauh, sulit, dan rumit.

DOR!

Lamunan itu pecah saat seseorang datang
dan langsung mengagetkan Jelian.

"Gak lucu ah!" Jelian menepis tangan kakaknya yang mengacak rambutnya.

"Hahaha lo si,dari tadi bengong mulu kayak gak punya tujuan hidup."Andri mengeluarkan sebotol teh pucuk dari plastik kemudian memberikan pada adik nya.

"Bilang apa?"

"Makasih."ucap Jelian dengan nada malas.

"Sama-sama adik ku sayang." Andri menyengir kuda setelah meninggalkan adiknya. Mengingat ekspresi kaget tadi, Andri merasa halal untuk tertawa.

Jelian menatap sebotol teh pucuk dengan membolak-balikan "Tumben banget perhatian. "gumamnya kemudian meminum teh pucuk pemberian kakaknya.

"Ma, Amora mana?" Tanya Jelian dengan teriakan.

"Tuh lagi main di depan tv,"

Dengan segara ia menuju adik kecilnya berada. Dan ya, telah ditemukan adik kecilnya sudah tertidur pulas sambil memeluk boneka marsyah.

Jelian tersenyum lalu menggendong dan memindahkan adiknya ke kamar.

fakta bahwa adik kecilnya ini bukanlah adik kandung, malahan ponakannya yang sudah dianggap adiknya sendiri. Menceritakan latar belakang adik kecilnya ini sungguh sangat menyedihkan.

Makanya sosok kecil ini sangat disayangi keluarganya.

Namanya Amora Gloria,cantik dan memiliki lesung pipi.

___

TERIMAKASIH TAMAT

gak

You are the one i chooseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang