Prolog: Second life as antagonist?

5.6K 503 54
                                    

Tirai matanya perlahan terbuka, meski agak berat saat ia memaksakan diri untuk terbangun. Namun, yang ia lihat hanyalah ruang sepi dan gelap. Saat tangan nya menyentuh permukaan kasar agar memudahkan dia untuk bangun. Nyatanya, dia hanya menyentuk permukaan yang kasar dan sedikit basah dan dingin tentunya.

Dia tidak lupa, dirinya baru saja menjatuhkan diri sendiri ke bawah tebing yang curam. Tapi, shh kenapa dia hanya merasakan sakit di area perut dan kedua kaki nya. Dia tidak bodoh, jatuh dari tebing hal paling kecil hanya akan menghancurkan badan nya saja. Tapi—

Dia mulai memegang kedua tangan, kepala dan kaki nya, kenapa semuanya masih utuh?

Ini aneh!

Atau, apakah sekarang dia berada di alam baka?

Apa Dewa memberi hukuman kepadanya yang telah berani mengakhiri hidupnya tanpa seijin dari Dewa?

Klek!

Suara kunci yang di buka mengalihkan atensinya yang sedari tadi memikirkan sedang ada dimana dirinya.

Dia menatap dua orang pria dengan pandangan aneh nya.

"Salam hormat Nona muda Alodya, disini saya hanya menyampaikan pesan dari Tuan Duke. Bahwa hukuman Nona telah selesai dan Nona bisa kembali ke ruangan Nona.

Dia tidak bicara, hanya menatap kedua sosok pria yang baru saja berbicara.

Nona muda, apakah anda baik-baik saja?

Siapa yang mereka panggil. Apakah disini ada orang selain dia, yah pasti ada orang yang mereka sebut tadi.

Dia tatap sekitar apa mereka malaikat yang bertugas untuk menanyainya. Kalau iya, pasti mereka salah orang.

"Nona muda mari kita kembali keruangan anda, masa hukuman anda sudah selesai."

Benar. Sepertinya mereka salah orang .

"Maaf sebelumnya, apa kalian mengenal saya."

Kedua orang tersebut menampilkan raut terkejut, apa ada yang salah dengan pertanyaan nya.

"Nona, maaf sebelumnya. Nona muda tak harus bilang maaf kepada kami berdua yang derajatnya jauh dari nona."

"Dan untuk pertanyaan itu kami mengenal anda, anda adalah Nona Alodya Inner Kaighar puteri kedua dari Tuan Duke Kaighar."

Aku Alana. Alodya? Kenal juga tidak. Dan sebutan nona dan Puteri dari Duke, jangan melucu. Zamannya bukan lah zaman kerajaan tapi zaman yang ia tempati adalah zaman modern. Zaman yang mana tidak semua Negara memakai system monarki!

Ada yang aneh, seharusnya ia meninggal setelah jatuh dari tebing tapi kenapa sekarang dirinya masih hidup dan orang-orang aneh itu memanggilku Alodya.

Alana akan menjelaskan siapa dirinya. Namun, dirinya tak kuasa menahan rasa sakit yang tiba-tiba bersarang di kepalanya.

Alana memegang kepalanya, kenapa ini sangat sakit dan kilasan memori siapa itu, dia sudah tidak tahan merasakan sakit di kepalan nya.

Brukgh!

Alana jatuh tak sadarkan diri.

....

Alana mengerjapkan matanya. Hal pertama kali dia lihat adalah atap yang kokoh dan luas. Serta sudut-sudut atap yang di penuhi oleh jaring-jaring Laba-Laba.

Kedua netranya memandang sekitar, kamar ini lumayan kecil untuk seukuran nona bangsawan. Terlihat ruangan yang sederhana tanpa banyak perabot yang memenuhi bisa dihitung dan dilihat sekilas hanya ada lemari baju yang lumayan besar dan meja rias dengan kaca yang sudah lumayan retak.

Antagonis Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang