Malam semakin larut, hanya saja kedua netra nya sedari tadi ia paksa untuk terpejam, tapi sampai sekarang dia belum bisa terlelap.
Langkahnya mendekat ke arah jendela balkon kamarnya. Dan yang ia lihat dan dengar suara air hujan yang semakin lebat dan tak lupa di ikuti dengan guntur yang sesekali berbunyi, menyahut hujan yang terus turun.
Lelah, sebenarnya dia lelah. Tapi, seperti biasa kedua netranya sangat sulit untuk terpejam.
Dia berjalan mendekat lemari dan membukanya. Ia ambil mantel berbulu untuk menutupi gaun tidur berwarna putih dan tipis. Ia akan berjalan-jalan sebentar dilorong istana.
Setelah siap dengan jubah nya, langkah kakinya keluar dari kamar tidur dan menyusuri lorong yang sepi dan hanya ada beberapa prajurit yang sedang berjaga di setiap sudut.
Ia menuruni tangga dan menuju ke lantai bawah atau lantai utama di Istana Putera Mahkota.
Ia merapatkan mantelnya saat ia merasa agak kedinginan. Dia berjalan kemanapun jalan yang ia lihat. Saat, di pertengahan suatu ruangan yang tidak ia ketahui.
Langkah kakinya berhenti, ia melihat sesuatu yang menarik sebuah lukisan seseorang yang ia kenal. Lukisan seorang pria yang sedang berada di atas kuda hitam yang terlihat sangat menawan.
Yah, dia Putera Mahkota kekaisaran Lotunisia, Darriel Youth Lotunisia.
"Hoam," Alodya sedikit menguap, ah sepertinya dia ingin tidur karena telah berjalan lumayan agak jauh.
Dia berjalan kembali menuju kamar nya, dia menatap sekitar yang masih sepi dan seperti tadi hanya ada beberapa prajurit yang sedang berjaga dan akan menundukkan kepalanya jika ia sedang melewati nya.
Saat akan menginjakan kaki nya ke atas tangga, matanya menyipit untuk melihat siapakah gerangan yang berada di ujung tangga.
'ah, kenapa dia ada disana. Dia sedang tidak ingin bermain-main.' Hati Alodya sedikit kesal, karena rasa kantuk yang ia rasa telah menguap hilang diganti dengan rasa kesalnya.
Alodya melanjutkan langkah kakinya, sembari memberi senyum saat telah berada dihadapan Darriel yang sudah memakai pakaian santainya.
"Salam hormat, Yang Mulia." Alodya memberi salam sembari tersenyum menawan.
"Sedang apa kau berkeliaran dan tidak di dalam kamar mu?"
Alodya menghembuskan nafasnya agak kasar, dia berjalan mendekati Darriel dan memegang jemari tangan milik Darriel yang menggantung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonis Life
FantasyAlana hanya seorang manusia yang sangat benci akan manusia lainnya. Terlalu banyak luka yang ia dapat dari orang-orang sekitarnya. Dia tahu semua manusia egois dan munafik. Akhirnya ia memutuskan untuk bunuh diri dengan menjatuhkan diri dari tebing...