Old wounds that look new

3.9K 431 37
                                    

Alana membuka pintu dan yang pertama yang ia lihat adalah ruangan yang sangat sepi dengan lorong yang tidak terawat akan kebersihan yang mana masih milik seorang Duke yang amat dihormati.

Alana melangkah kan kedua tungkai kaki nya, dia seperti sudah terbiasa dan tahu dimana tempat yang akan ia tuju sekarang.

Netra biru milik Alodya memandang hampa setiap yang ia lalui. Alana sudah terbiasa dengan keadaan ini sepi dan tidak ada kehangatan itulah yang selalu ia rasakan.

'seperti ini lebih baik.'

Alana terus berjalan dan setelah melewati taman bunga dan beberapa bagian yang ada di ruang utama dan tempat keluarga Duke berkumpul.

Alana melihat sekitar, dia sungguh ironi saat melihat ruangan utama Duke yang sangat jauh seratus kali lipat dengan ruangan yang sedang ia tempati.

Alana menghentikan langkah kaki miliknya. Saat berada tepat di depan pintu yang mana sedang dijaga oleh satu prajurit dikediaman Duke Kaighar.

"Bilang pada Duke Kaighar, nona Alodya telah tiba."

Alana menatap prajurit tersebut yang langsung menundukkan kepalanya.

"Baik, sebentar Nona muda, saya akan menyampaikan nya kepada Tuan Duke."

Alana hanya menganggukkan kepalanya. Dan yang ia lihat sekarang prajurit tersebut langsung mengetuk pintu dan meminta izin untuk masuk dan menyampaikan bahwa nona Alodya telah datang.

Tak lama prajurit tersebut kembali dan mempersilakan Alodya untuk masuk ke ruangan Duke.

Alodya memasuki ruangan tersebut dan hal yang pertama yang ia lihat ialah ruangan yang amat luas dengan dinding berwarna abu-abu yang mana menambahkan suasana mencekam yang di keluarkan oleh Duke Kaighar yang sekarang sedang duduk di kursi kerja miliknya.

"S-salam hormat Tuan Duke."

Salam Alodya sambil menundukkan kepala dan mengangkat sedikit gaunnya, agar terlihat lebih anggun.

Alana sebenarnya merasakan aura yang begitu dominan dari pria paruh baya yang saat ini masih sibuk dengann pena dan kertas nya. Tapi, dia hanya menampilkan raut tidak peduli nya.

Duke Harven menatap sekilas pada Alodya. Dia heran dengan pandangan yang menyaratkan tidak kepedulian nya.

Tapi,

"Kenapa kau sangat merepotkan prajurit." Ucap Duke Kaighar sambil menatap Alodya tajam.

"Maaf, Tuan Duke." Alodya menjawab seadanya. Dan hal itu membuat Duke Kaighar menatap Alodya lama.

"Sekali lagi jika kau masih membuat kekacauan, kau akan kembali mendapatkan hukuman."

Nyess!

Hati nya sakit, kenapa? Alodya merasakan bahwa hatinya merangsang ucapan dari Duke Harven yang mana sudah tidak asing dalam benak nya.

Alana yang di dalam raga Alodya muak akan segalanya, dia benci akan situasi ini.

"Paham, Tuan."

"Lebih baik sekarang kembali ke ruangan mu."

mendengar usiran tersebut, dirinya langsung menundukkan kepala dan mengucapkan salam izin untuk pergi terlebih dahulu.

"Saya izin kembali tuan Duke."

Tak ada respon lagi. Alodya langsung keluar dari ruangan Tuan Duke Kaighar. Dia hanya menampilkan senyum kecil nya, yah, tidak ada yang harus di harapkan. Semuanya sama tidak di kehidupan dulu dan sekarang.

Setelah keluar dari ruangan Duke, perut nya telah terasa sangat perih. Dan ia yakin, kalau perut nya ini belum memakan makanan apapun.

Alodya melanjutkan langkahnya, dia tahu harus kemana agar ia bisa makan. Dan yah itu dia di depan matanya ada kebun apel yang berada tepat dibelakang kediaman utama Duke dom.

Antagonis Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang