Ratu

612 80 10
                                    

Lisa mengangguk ringan lantas mengamati Rosè dari ujung kaki ke ujung kepala, setelah puas mengamati dia menatap kedua manik jernih milik Rosè yang masih tampak penasaran akan Lisa.

"ya benar, ini rumahku namun bukan kamarku. Aku membawamu setelah kau hampir mengalami kecelakaan apakah kau tidak ingat apapun?" Lisa bertanya dengan senyuman tipisnya.

Rosè terdiam sejenak karena ucapan Lisa, dia sedikit mengingat bagaimana Lisa meneriakinya. Saat Rosè menoleh mata keperakan Lisa yang bersinar membuatnya tidak bisa bergerak karena terpesona, detik berikutnya Rosè sudah ada dalam pelukan Lisa dan aroma tubuh Lisa yang sangat melekat dalam pikirannya seolah sihir yang memperangkapnya.

"siapa sebenarnya kau?" suara Rosè lirih penuh keputusasaan.

Lisa menelan ludahnya sendiri, selama menjadi seorang ratu dia tak pernah sekalipun tertarik dengan manusia entah pria atau wanita tapi wajah cantik Rosè serta tatapannya yang teduh membuat sesuatu dalam hati Lisa bergolak aneh.

"namaku Lalisa, kamu bisa memanggilku Lisa atau Lalice apapun itu." Lisa mengerjapkan matanya, berusaha agar sihir dari mata peraknya tak menjerat jiwa Rosè.

hawa dingin menjalar dari kaki hingga tulang belakang, Lisa menatap kearah pintu dan sedikit memberikan jarak tubuhnya dengan Rosè. Tepat di sepersekian detik Lisa menjauh pintu terbuka dan menampakkan Seulgi berdiri di belakang seorang pelayan yang membuka pintu, Rosè menggigil karena hawa dingin yang tiba-tiba itu seolah mereka berada di luar ruangan.

"saatnya makan malam, ayo kita segera ke meja makan karena yang lain telah menunggu kita." Suara dalam Seulgi dan tatapan tajamnya membuat Lisa melirik kearah Rosè.

Rosè mengusap lengannya berusaha menghalau rasa dingin yang tak seperti biasanya. 

"Ayo kita ke meja makan." Ajak Lisa pada Rosè yang langsung disetujui oleh Rosè.








                                    ****



Rosè POV

Gadis yang berdiri ditengah itu memiliki tatapan tajam menusuk, dua orang gadis di kanan dan kirinya hanya diam menunduk tanpa diberitahu tebakanmu keduanya adalah pelayan disini. Entah bagaimana suhu ruangan yang tadinya hangat mendadak turun drastis seolah aku sedang berada di luar ruangan, memang musim dingin tapi apa wajar suhu ruangan tiba-tiba turun begitu cepat? entahlah.

rumah ini begitu penuh barang mewah, guci-guci antik bertebaran di setiap sudut ruangan dan lukisan-lukisan indah yang amat berharga. Aku bahkan sempat melewati Les Femmes d'Agler milik Piccaso, aku tidak tau apakah lukisan itu restorasi atau bukan tapi melihat sekilas aku sangat yakin harganya lebih dari setengan penjualan album solo ku tahun lalu.

mataku beralih pada meja panjang di tengah ruangan, ini yang di sebut ruang makan?

mataku beralih pada meja panjang di tengah ruangan, ini yang di sebut ruang makan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sweet Lust (i love her)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang