Indigo Love Story : PART 2
"Udah, ya, gue duluan, nanti nyokap gue ngambek lagi... lu tau kan nyokap kesayangan gue itu gak suka sendirian di rumah..."
Kembali ke cerita semula...
"Buuu... aku pulang..." seruku begitu sampai di rumah.
"Iya... ORIE... ayo sini! Ibu habis bikin spaghetti!" seru ibu dari dapur.
"Ok, bu..."
Begitu sampai di dapur, meja makan sudah terisi dengan berbagai macam makanan. Ada spaghetti, donat, sup krim, es buah, dan youghurt. Ini sih bukan cuma spaghetti.
"Bu... masaknya kok banyak banget? Emangnya siapa yang mau datang?" tanyaku yang keheranan.
"Hahaha... kamu ini! Gak ada siapa-siapa yang mau datang kok! Cuma tadi ibu baru aja nyobain masakannya Bu Paulin waktu arisan, enak banget loh! Jadi, ibu juga mau coba! Nah, ayo dimakan..." jawab ibuku sambil senyum-senyum gak jelas.
"Yaaah... kalau ibu senang, sih, gak apa-apa... Cuma... siapa yang mau makan sebanyak ini?" tanyaku penuh tanda tanya.
"Ah, kalau misalnya gak habis ibu bisa kasihin tetangga... ohya! Ini special, nih!" tiba-tiba ibu menyerahkan sebuah nampan berisi dua mangkuk zuppa soup dan dua gelas salad buah youghurt.
"Wah, bu, makasih, ya! Tapi, kok dua porsi, emangnya aku sama siapa makannya?" tanyaku yang keheranan.
"Eh, ini mah bukan buat kamu... ini special ibu siapin buat si tuyul dan si kuntil yang selama ini sudah sangat baik karena sudah banyak membantu ibu..." ujar ibu dengan gembiranya.
"Hah?! Ibu, bantuin apaan lagi?"
"Itu... bersihin kamar mandi kamu! Ternyata selama ini mereka sudah selalu ngebersihin kamar mandi kamu..."
"..."
Setelah lama berdebat bersama ibuku, akhirnya aku pun dengan langkah gontai menuju ke kamarku untuk menyerahkan nampan ini kepada si duo. Sebenarnya aku agak curiga, masa si duo yang ngebersihin kamar mandi aku? Setiap hari si duo itu kan kerjanya ngeberantakin kamar mandi. Ah, sudahlah, gak ada juga ruginya kasih makan hantu.
"Woi! Duo! Nih, ibuku yang kasih... beruntung ya kalian..." ujarku tanpa niat menyerahkan nampan itu kepada si duo yang sedang guling-gulingan di lantai kamar mandi sambil cekikikan gak jelas.
"Wah, hihihihihi... makasih, ya, hihihihihi... ada apa gerangan, nih... hihihihihi..." tiba-tiba si kuntil berdiri dan merebut nampan yang aku pegang.
"Ibuku mau berterima kasih sama kalian, karena kalian udah bersihin kamar mandiku..." jawabku tanpa niat.
"Kita?" tiba-tiba tuyul yang langsung dengan cepat menoleh kepadaku.
"Iya... eh, tunggu dulu... kayaknya ada yang aneh di sini... HA! Kenapa kalian bisa keluar dari botol?! Siapa yang mengeluarkan kalian?!" tiba-tiba aku menyadari suatu kesalahan.
"He... itu... eee..."
"Gue yang keluarin..." tiba-tiba sebuah suara yang sedikit nge-bass dan sedikit cempreng menjawab pertanyaanku dengan santai.
"Siapa ka..."
"Hai... bisa dibilang gue roh baru... yang mati karena patah hati... you know laah... gue mati setelah pacar gue mutusin gue... problem?" tanyanya dengan santai.
"Tu... tunggu... tunggu dulu... jangan-jangan..."
"Yap! Gue yang beresin kamar mandi lo... problem? Kayaknya ibu lo salah paham, deh... gue yang ngeberin kamar mandi el, mereka yang dikasih makanan... telah terjadi sebuah problem di sini... iya, gak, duo?"
Wah, ni, hantu cowok, kayaknya nyebelin banget, sok cool, mimpi apa gue semalem... tunggu... jangan-jangan...
"Jangan bilang kalau lo mau tinggal di kamar gue?!"
"Wuih... galak amat mbak! Jelaslah... mau tinggal di mana lagi gue?"
"Ya... kenapa gak tinggal di rumah mantan lo aja?" tanyaku emosi.
"Gak mau! Pacar gue kan yang bunuh gue... mana bisa gue tinggal di sana!" jawabnya sambil memalingkan muka.
"Hah?!"
"Oke! Gue bakalan cerita sama lo... dua hari yang lalu, gue diputusin sama pacar gue, terus, gue nolak, akhirnya gue minta balikan lagi sampe meronta-ronta, tau-tau dianya malah marah, dan entah dari mana muncul pisau dan dia tusuk gue dengan sadisnya... gitu, deh! Ngerti, kan?" jelas si hantu cowok tersebut.
"Lha! Terus kok malah ke sini, sih? Gue udah banyak tampung hantu-hantu kayak kamu! Mulai dari A sampe Z... udah banyak banget!" ujarku sambil melempar tasku sembarangan.
"Yaaah... plis... gue mau tinggal di mana lagi coba?" tanyanya.
"Lo kan bisa cari rumah selain rumah gue! Seenaknya aja lo!" seruku.
"Gue gak bisa rumah lain... rumah yang paling dekat dengan kuburan gue, ya, elo! Gue juga milih rumah lo karena lo orang indigo! Plus, lo juga cewek dan gue butuh seorang cewek untuk ngelupain ingatan gue tentang si dia, supaya gue bisa ke akhirat... tolong ya..."
"Hhh... oke, deh! Tapi, masa lo aja sih yang untung! Gue malah dapet repotnya, lo malah bikin hidup gue tambah nyesek! Gue mau kalo kita saling membantu!" usulku.
"AH! Gini, deh... lo kasih gue tumpangan, nanti gue bikin kehidupan sekolah lo makin berwarna... ehehehe... gimana?" usulnya.
"Okeh... eh, nama lo siapa? Gue Orie..."
"Oh, nama gue Arial... lo gini juga ya pas kenalan sama si duo?"
*TO BE CONTINUED*
KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo Love Story
Teen Fictionhai namaku Orie aku gadis kelahiran Jepang, tinggal di Indonesia. aku gadis yang berbeda, menurutku, aku Indigo. sebenarnya, semua itu tidak terlalu buruk bagiku... tapi aku tidak tau bahwa aku memiliki suatu takdir yang entah itu baik atau buruk, y...