6

553 102 8
                                    

"Dapat!" pekik Soobin senang.

Setelah lebih dari satu menit Soobin mengais tasnya, akhirnya sebuah pc holder transparan dengan selca Yeonjun di dalamnya berada di genggaman Soobin.

Ia mengeluarkan pc tersebut dan menyodorkannya kepada Yeonjun untuk ditanda tangani, di bagian belakang tentunya, muka Yeonjun di depan harus bersih dari segala bentuk noda.

Yeonjun tersenyum gemas dan mengambil pcnya dari Soobin, menandatanganinya cepat dan menuliskan nama Soobin diakhiri sebuah emot ♡.

"Ini, Soobin. Sudah kutanda tangani, jaga baik-baik, ya," ucapnya.

Soobin mengangguk pasti, "Akan kujaga sepenuh hati!" ungkapnya semangat.

Yeonjun terkekeh kecil, kemudian dia berkata, "Kemarikan ponselmu sebentar."

Soobin menatap bingung, "Untuk apa?" tanyanya sembari mengambil ponselnya.

"Mau memberimu foto eksklusif dari seorang Choi Yeonjun."

Yeonjun meraih ponsel itu cepat dan membuka aplikasi kamera. Berpose sedemikian rupa dan mengambil fotonya dari berbagai angle. Setelahnya, ia mengotak atik ponsel Soobin sebentar sebelum mengembalikannya.

"Ini, hadiah dariku," ucap Yeonjun sembari mengedipkan sebelah matanya, atau mungkin dua-duanya, pria ini tidak handal dalam memberikan wink.

Soobin terbelalak, Soobin dapet foto Yeonjun astaga eomma mimpi apa semalam bisa dapat foto eksklusif tanpa beli-beli, teriaknya dalam hati.

"Makasih banyak, kak!" ujar Soobin sembari membungkukkan badannya.
Yeonjun tersenyum simpul dan mengangguk.

"Kamu beneran gak mau foto sama kakak?" tanya Yeonjun memastikan.

Soobin menggeleng pasti, "Enggak kak, makasih. Aku gak berani. Dapet selcamu aja aku udah deg-degan."

Sekali lagi, Yeonjun tersenyum melihat tingkah Soobin yang dianggapnya menggemaskan.

Setelah itu, Minji mengajak mereka untuk berfoto bersama, keempat member TXT dan Soobin juga.

Karena Yeonjun dan ketiga member lainnya masih harus mengganti pakaian mereka dan kembali ke kantor, Minji dan Soobin akhirnya mengucapkan salam dan meninggalkan venue konser mendahului para member dan staff.

Dalam perjalanan pulang, di dalam mobil (ayahnya Yeonjun menjemput mereka ngomong-ngomong), Minji membuka pembicaraan dengan antusias, "Jagiya, tadi aku sudah mengenalkan Soobin ke Healingie, loh! Healingie juga kayaknya suka sama Soobin! Dari awal ketemu senyum-senyum terus!"

Appanya Yeonjun tersenyum sembari mengangguk, "Baguslah. Soobinie senang tidak ketemu sama Yeonjun?" tanyanya pada Soobin yang duduk di kursi belakang.

Soobin yang ditanyai hanya bisa membalas dengan suara kecil, "Senang, appa."

"Cuma kaget aja, Soobin gak nyangka kalau kalian orang tuanya kak Yeonjun," lanjutnya lagi.

"Eommamu ini sengaja dia, katanya mau seleksi calon mantu dulu. Dia udah suka kan sama kamu, terus katanya mau lihat Soobinie bener-bener cocok gak jadi calon mantu," jelas sang ayah membongkar rencana 'seleksi mantu'nya Minji.

Minji memukul lengan Joonsik pelan, "Kan aku mau yang terbaik buat Healingie! Dan Soobinie yang terbaik!" serunya.

Soobin yang berada di belakang hanya tertawa pelan menanggapi ocehan Minji, "Makasih, eomma. Soobin senang bisa menjadi anak yang baik buat eomma. Tapi, Soobin.. gak berencana menikah," lanjut pria itu pelan.

Minji menoleh sepersekian detik setelah kalimat itu meluncur dari mulut Soobin.
"Kenapa nak? Ini beneran? Ini maksudnya kamu seumur hidup gak mau menikah?"

Soobin mengangguk, "Iya, eomma. Soobin mau adopsi anak kalau Soobin sudah punya uang yang cukup, sama kalau sudah punya pekerjaan bagus. Tapi, Soobin gak tertarik untuk menikah."

Wanita paruh baya itu terdiam sejenak sebelum kembali bertanya, "Kalau eomma boleh tau.. alasannya apa?"

Joonsik yang sedang mengemudi juga memelankan laju mobilnya dan beralih ke jalur kiri agar bisa memecah perhatiannya untuk mendengar alasan anak 'angkat' mereka menolak menikah.

"Umm..sebenarnya dulu Soobin punya orang tua, tapi mereka gak akur, setiap hari hanya adu mulut dan bertengkar. Lalu pas Soobin berumur.. empat? Hampir lima tahun kayaknya, Soobin ditinggal di depan panti asuhan. Jadi, mungkin karena.. itu? Soobin rasa pernikahan itu bukan hal yang penting di hidup Soobin," jelasnya ditutup dengan senyuman kecil.

Minji dan Joonsik melirik satu sama lain dan menatap iba ke subjek pembicaraan.

"Soobin sayang, sekarang kamu sudah punya eomma dan appa. Eomma tau ngelupain itu gak mudah bagi kamu, tapi eomma harap, kami bisa mengisi posisi orang tua buat kamu ya, nak."

Soobin mengangguk, "Iya, eomma. Terima kasih banyak."

"Sekarang kita pergi makan ke restoran favorit appa, ya! Kita harus bersenang-senang! Kan Soobin habis bertemu TXT," cetus Joonsik mencoba mencairkan suasana yang mulai suram dibalas dengan anggukan kedua penumpang.

----------------------

Ting!

Soobin baru selesai mandi saat ia mendengar tanda notifikasi dari ponselnya. Kakinya melangkah ke meja kecil disebelah kasurnya untuk melihat notifikasi apa yang diterimanya.

+8213xxxxxxx
'Hi, ini Soobin kan?'

'Ini siapa ya?'


'Yeonjun. Choi Yeonjun.'


Tepat setelah mendapat balasan, Soobin hampir menyebut pengirim pesan itu seorang penipu. Tapi, sebelum dia sempat mengetik balasan, pesan baru kembali masuk.

'Aku bukan penipu btw.'
'Kita bertemu tadi di backstage.'
__

Shi-
Soobin hampir mengumpat, bagaimana bisa Yeonjun mendapat nomor teleponnya? Seingatnya, mereka tidak bertukar nomor sama sekali.

'KAK YEONJUN???'
'Dapat nomor Soobin darimana??'

Tentu saja itu balasan Soobin yang mendadak panik.

'Maaf sebelumnya, tapi tadi aku
menyimpan nomormu, bunny'


ASHFKBDABDHKDBABLSHFOWBDND - Choi Soobin, 2022


-tbc-

Author's note:
Maapkeun aing wahai para pembaca yang terhormat dan terdelulu.

Aing sibuk bgt akhir2 ini terus kena wb juga jdi ga bsa nulis TT tapii

YEONBIN COMEBACK WOIII

langsung semngat dong kita huehehehhe

jgn lupa stream Good Boy Gone Bad ya MOA! Yuk kita kasi banyak trophy buat anak2!

maap juga chap ini pndek, hehe

hope you enjoy reading it! <3

Querencia - YeonbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang