Nadir

486 68 0
                                    

Tanpa henti Jeno mengayuh sepedanya. menyusuri jalanan ramai dengan hati yang merindu. sepanjang jalan dengan sisi kanan sungai dan sisi kiri berjajar kios kios makanan khas itu mengingatkannya pada sebuah kenangan indah.


Lima tahun telah berlalu. Jeno telah menamatkan sekolah musiknya tiga tahun yang lalu. dan telah tergabung menjadi salah satu pianis dari London Orchestra Symphony sejak dua tahun yang lalu.


namun kini ia berada di pinggir sungai Han. menghirup dengan bebas udara Seoul yang sudah lama ia tinggalkan. netra cokelat nya memandang takjub matahari terbenam. selalu indah sama seperti yang ia ingat sebelumnya.


ia mengeluarkan kamera digitalnya. memotret apa saja yang menarik perhatiannya. sampai lensa itu menangkap sebuah objek. bibirnya terangkat di kedua sisi. menampilkan kurva cantik yang memiliki daya pikat kuat.


kaki panjangnya ia langkahkan pelan. menuju sebuah tembok yang terukir banyak nama didalamnya.


MARK & JENO.


bahkan namanya keduanya masih terlihat jelas setelah lima tahun berlalu. jemarinya mengusap pelan tembok itu. ingatannya kembali ke masa lima tahun yang lalu. saat Mark dengan gilanya mengajak Jeno kabur semalaman untuk menyusuri jalanan sungai Han dan berburu kuliner. membuat Jaehyun khawatir setengah mati atas hilangnya adik satu satunya itu.


Jeno tersenyum mengingat saat saat itu.


apa kabarnya laki laki agustus itu? lima tahun sudah berlalu. banyak hal telah terlewatkan. mungkin ia sudah menikah dan memiliki anak sekarang. Jeno tersenyum miris memikirkan hal itu.


tak apa. itu keputusannya. bukan Jeno ingin melupakan Mark. tapi bukankah lima tahun sudah terlalu lama? tidak mungkin Mark masih mengingatnya. apalagi Jeno bukan hal penting yang wajib diingat ingat. Jeno hanyalah salah satu dari sekian banyak orang yang mampir di hidupnya.


jam 06.30. alarmnya berbunyi singkat. menghancurkan pikirannya yang berkelana di masa lalu. ia melangkah kembali menuju sepeda hitamnya yang terparkir rapi ditempat parkir.




————




pukul 07.30 tepat. Jeno dan Jaehyun memasuki TY's caffe and resto. tempat sejuta kenangan bagi keduanya.


"welcome home baby! i miss u so bad."


laki laki dengan surai cokelat terang itu berjalan cepat kearah Jeno. memeluk dengan erat tanda kerinduan. kemudian dengan gemas menarik pipinya.


"I miss you too kak Tae! kakak makin cantik aja deh."


seseorang yang dipanggil kak Tae itu hanya tertawa. kemudian menuntun keduanya ke sofa depan panggung utama. menanyakan pesanan kepada mereka dan memanggil seorang pelayan.


"tempat ini ngga banyak berubah ya. padahal udah lima tahun." Jeno tersenyum. memindai interior caffe yang tidak banyak mengalami perubahan.


tempat ini. tempat sejuta kenangan untuk Jeno. tempat pertama kali ia melihat sesosok yang akan membuatnya jatuh sedalam dalamnya hingga gagal move on selama lima tahun.


Jeno dahulunya hanya seorang murid biasa, yang tanpa tau memiliki suara indah dan kemampuan bermusik yang luar biasa. setiap hari hanya merusuh Jaehyun—satu satunya keluarga yang dia miliki. sampai suatu hari ia bertemu dengan Lee Taeyong. pemilik sekaligus pengelola TY's Caffe and Resto.


sejak saat itu, ia menerima tawaran Taeyong untuk menyanyi di kafe nya. dan mulai sedikit demi sedikit mempelajari alat musik.


Jeno pertama kali bertemu dengan Mark di kafe ini. saat itu sepertinya Mark baru saja memutuskan Hwang Yeji. terlihat sedikit kacau, maka dari itu Jeno memutuskan untuk menyanyikan sebuah lagu untuk menghibur laki laki asing yang ternyata adalah kakak tingkat nya di sekolah.


Jeno sama sekali tidak tahu bahwa tatapan matanya pada saat itu akan mengantarkan nya pada sebuah rasa yang teramat rumit dijelaskan oleh kata. ia tidak tau jika pemuda bermata bulat itu adalah sepupu dari pacar kakak tercintanya. dan tentunya ia tidak tau bahwa mengenal pemuda itu akan membuatnya merasakan sakit untuk pertama kalinya.


"Jen—"


"ya?" Jeno menggeleng pelan. menyadarkan nya dari untaian masa lalu yang terlihat menyenangkan.


"kamu masih mau kan manggung di tempat kakak yang ngga seterkenal panggung di London?" Taeyong mengedipkan matanya. menggoda adik pacarnya. kemudian tertawa kecil.


"malem ini khusus banget. the stage is yours Jen"


Jaehyun menepuk bahu adiknya pelan. mengarahkan Jeno agar naik ke panggung. membuat Jeno mau tak mau melangkah ke arah panggung. mengambil salah satu gitar dan mulai menyapa pengunjung yang terlihat tidak terlalu ramai karena sudah lewat waktu makan malam.


"boleh kah kita mengulang
masa masa indah itu
ku tak mengerti apa yang terjadi hingga berakhir
bagaimanakah kabarmu
berhasil kah lupakan ku
diriku yang bodoh ini
masih mendamba hadirmu"


suara halus disertai petikan gitar itu mengawali segalanya lagi. entah harus seperti apa menanggapi keadaannya. namun dengan iringan lagu itu, satu sosok dengan senyum memabukkan kembali. membuat Jeno bertanya tanya.




—apa ia masih memiliki harapan?





Waktu Yang SalahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang