CHAPTER 03

115 35 1
                                    

Mereka bertiga sudah sampai di rumah Jimin tepat pada pukul 6 sore, sebelum melihat boneka itu, mereka memutuskan untuk makan terlebih dahulu. Sebenarnya, itu keinginan Jungkook karena merasa lapar dan yang lain nya pun hanya ikut-ikutan saja karena merasa lapar.

"Di mana kau menaruh boneka nya?" tanya Jungkook sambil mengunyah makanannya.

"Kamarku. Kenapa? Kau ingin melihatnya sekarang?"

"Ya ... aku ingin melihatnya namun aku tidak bisa menahan rasa laparku, jadi sebentar saja." kata Jungkook jujur.

Jimin hanya bisa mengembuskan napasnya kasar, "kau benar-benar. Bagaimana jika aku mengambil boneka itu sekarang, jadi kau bisa melihatnya sembari kau sedang makan."

Taehyung tersedak setelah mendengar Jimin, "jangan bercanda. Jangan membuatku tidak napsu untuk makan karena takut melihat boneka mu."

"Boneka ku tidak mengerikan."

"Tetap saja ... itu membuatku takut. Bagaimana jika dia tiba-tiba hidup dan menjadi seorang manusia disaat aku menikmati makanku? Tidak lucu." Jimin hanya bisa mentertawakan Taehyung yang terlihat kesal dan ketakutan di sana. Sedangkan Taehyung memang benar-benar ketakutan, dia tidak bisa membayangkan apa yang ia pikirkan akan benar-benar terjadi.

"Bukankah itu bagus? Supaya kau percaya dengan perkataan Jungkook yang sebelumnya kau anggap konyol?"

"I'm a Kid, Tae. Kau harus melihatnya agar bisa percaya dengan bocah ini." Ejek Jungkook sembari tetap memakan makanannya.

Taehyung menarik napasnya, cukup menyesal karena sudah mengejek Jungkook. Dia lupa jika Jungkook pandai membalas perkataannya.

"I'm just kidding, Kook."

"Walaupun hanya bercanda, kau tetap takut untuk melihatnya, kan?"

Taehyung benar-benar frustasi sekarang. Kenapa dua J ini begitu suka membuatnya ketakutan seperti ini?

"Berisik! Aku tidak ingin melihat boneka aneh yang kalian ceritakan itu!"

"Lantas mengapa kau ada di sini jika kau takut?" Kata-kata Jimin cukup menusuk hatinya.

"Awalnya aku juga penasaran, tapi semakin ke sini, aku juga semakin takut untuk melihatnya."

Jungkook dan Jimin hanya bisa tersenyum mengejek kemudian makan lagi. "Sayang sekali jika kau tidak melihatnya, Tae. Boneka ku sangat sempurna jika kau tau. Bagaimana nantinya jika kau yang suka sekali dengan boneka ku? Haruskah aku mentertawakan mu?"

"Berhenti, Park Jimin."

"Kenapa? Kau berubah pikiran?"

"Diamlah. Aku ingin makan dengan tenang. Masalah boneka mu, aku tetap tidak ingin melihatnya. Akan mengerikan jika aku melihat perubahannya dari boneka menjadi seorang manusia."

"Baiklah jika begitu, Tae. Setelah makan, get out of my house." ujarnya membuat Taehyung menatapnya lagi.

"Kau mengusir ku?"

"Kau kan takut dengan boneka ku, sedangkan aku ingin memperlihatkan boneka ku kepada Jungkook di tempat ini. Jadi kau keluar saja." Taehyung meringis kesal.

"Kenapa bukan di kamar mu saja?"

"Kamarku berantakan, tidak enak untuk dipandang. Jadi bagaimana? Kau di sini atau di mobilmu sembari menunggu Jungkook?" Sebenarnya apa gunanya dia di sini jika ujung-ujungnya menunggu di mobil? Tidak melihat apa yang membuat dirinya penasaran dari tadi?

"Huh! Di sini saja."

"Oh? Kau berubah pikiran kawan?" tanya Jimin dengan nada yang mengejek.

"Tutup mulutmu. Jika menunggu di luar untuk menunggu Jungkook, aku merasa seperti supir pribadinya, dan itu terasa bodoh sekali, jadi lebih baik aku melihat bonekamu. Sesuai tujuan ku kemari." Jungkook dan Jimin tertawa meriah kemudian pria Park memukul pelan punggung sahabatnya.

A DOLLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang