CHAPTER 02

125 38 0
                                    

Pagi-pagi pukul setengah 7, Jimin sudah siap dengan semuanya. Sudah mandi, berpakaian, dan juga sudah sarapan untuk pergi bekerja. Sekarang yang dia lakukan hanya melihat ke arah boneka yang terbaring di atas tempat tidurnya.

Kemarin malam dia ingat jika dia merasa ada yang memeluknya. Tapi dia tidak tau pasti siapa yang memeluknya. Tidak mungkin boneka itu, kan?

Jimin tidak takut sama sekali dengan siapa yang memeluknya, dia hanya penasaran. Dia percaya adanya makhluk tak kasat mata, jadi kemungkinan yang memeluknya adalah makhluk sejenis mereka.

Tapi, jika saja memang boneka ini yang memeluknya, kenapa bisa itu terjadi?

"Yah, baiklah, boneka Yukie, aku akan pergi berangkat kerja sekarang." ucapnya kepada boneka tersebut, kemudian dia sendiri terkekeh karena merasa aneh dengan dirinya yang berbicara sendiri dengan makhluk mati.

Pulang dan pergi ke kantor, dia tetap berjalan kaki. Pagi-pagi ini udara sangat sejuk, Jimin sangat menyukainya. Banyak orang juga yang memberi senyuman kepadanya, dan tentunya dia membalasnya.

Sampai di kantor, dia singgah untuk membeli kopi di cafe yang ada di kantor—tepatnya berada di lantai 6. "Dugaanku benar sekali, kau ada di sini, Jim." Jimin merasakan tepukan pada punggungnya saat berdiri menunggu kopinya dibuatkan.

"Hei, Jungkook, Taehyung. Sejak kapan kalian sampai?" Jimin tersenyum menemukan kedua teman akrabnya yang juga tengah berada di kantin.

"Five minutes ago." Jawab Taehyung sambil tersenyum. "Kau ... sudah sarapan?"

"Iya, aku sudah sarapan. Aku bisa pingsan jika tidak makan. Tadi pagi aku tidak membuat kopi, kopi ku habis. Jadi, aku pikir, aku harus membeli kopi di kantor saja." kata Jimin lalu mengambil pesanannya. "Kalian sendiri ingin membeli apa?"

"Aku roti, tidak tau dengan Taehyung. Oh ya, kau ingin memesan apa? Biar sekaligus denganku." tanya Jungkook kepada Taehyung yang sedang sibuk berbicara dengan Jimin.

"Vanilla milk's. Aku tidak suka kopi, jadi tolong pesankan aku susu saja, ya."

Jimin dan Jungkook terkekeh mendengarnya, merasa lucu karena terdapat lelaki yang tidak menyukai kopi. Tapi, itu lebih baik. Walau terlihat aneh, tapi itu bagus karena menjaga kesehatan tubuh.

"Ku tunggu kalian di meja ke 2, oke?"

"Alright, Jim. Duluan sana," jawab Jungkook kemudian fokus pada antriannya.

Saat ini pria Park itu meminum kopinya secara perlahan karena masih terasa panas. Sembari menyesap kopinya pelan-pelan, dia memikirkan boneka itu lagi. Sejujurnya, Jimin memiliki firasat jika boneka itu bisa hidup. Hanya firasat saja, sih.

"Hoi, kau melamun." Suara Jungkook membuat Jimin terkejut.

"Sial, Jung. Kau membuatku terkejut."

"Haha, maaf, ya. Kau sih, melamun seperti itu. Tidak lucu jika kau kerasukan." Jungkook duduk tepat di samping Jimin sekarang.

"Aku jadi membayangkan bagaimana jika Jimin kerasukan." Taehyung duduk di sebelah Jimin lalu menyesap susu putihnya yang terasa sangat manis di lidahnya. "Ku pastikan wajahnya memerah, dan dia akan mengamuk luar biasa. Pasti banyak aib yang terlihat di wajahnya."

"So honestly, Tae. Membayangkannya saja tidak berhenti membuatku tertawa."

Jimin mendesah kesal mendengar kedua sahabatnya itu. Selalu seperti itu. Membuatnya jengkel kapan pun dan di mana pun.

"Ya, ya, ya. Terserah kalian saja." pasrah Jimin.

"Kau jangan merajuk seperti itu dong, kami hanya bercanda." Jimin tidak mengubris perkataan Taehyung, dia hanya diam saja. Dia tidak peduli sih, sebenarnya.

A DOLLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang